tegas.co., KONUT, SULTRA – Warga Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), keluhkan rusaknya jalan penghubung antara Lasolo-Wawotobi, hingga menjadi kubangan lumpur akibat seringnya dilalui oleh mobil pemuat sawit jenis Dump Truk dengan bobot muatan melebihi kapasitas 10 ton. Ada tiga titi rusak parah hingga berlumpur, bahkan sangat sulit dilalui oleh pengendara roda dua dari arah Wawotobi menuju Konut.
Parahnya lagi sejumlah dump truk pemuat kelapa sawit saat melintasi jalan poros Lasolo-Wawotobi itu sering beriringan 5 sampai dengan 8 mobil. Pengguna jalan lainpun merasa sangat kesal jika melintasi jalanan yang rusak parah itu.
“Ini jalan rusak gara-gara mobil yang muat kelapa sawit. Kalau mereka lewat berombongan. Makanya rusak parah begini sampai berlumpur, ditambah lagi beban muatannya diatas 10 ton,” ungkap Yusman, warga Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang ditemui dipuncak Tiriondahi (06/09/2018).
Ditempat yang berbeda, Agus salah seorang pengguna jalan justru menyorot Dishub Kab.Konawe dan Kab.Konawe Utara yang tidak pernah memberikan teguran kepada para sopir dump truk yang memuat kelapa sawit secara beriringan.
“Mestinya Dinas Perhubungan melakukan pengawasan terhadap para sopir itu, karena kondisi jalan semakin memprihatinkan, bahkan beresiko bagi pengguna jalan lainnya. Kasian masyarakat yang lewat, harus mendorong kendaraannya akibat lumpur yang terlalu dalam,” tegasnya.
Dari hasil pantauan media tegas.co, mobil pemuat kelapa sawit yang melintasi jalur tersebut merupakan milik PT. Tani Prima Makmur (TPM) dengan wilayah konsesi di Kab.Konawe. Kelapa sawit ini akan di distribusikan pada PT SPL dan DJL yang ada di Kab. Konawe Utara (Konut).
Sekretaris Komisi II DPRD Konut, Safrin menuturkan terkait kerusakan jalan baik diporos Lasolo-Wawotobi maupun trans Sulawesi, Motui-Morosi sudah seringkali disampaikan pada Dishub Provinsi Sultra untuk dilakukan perbaikan, bahkan dari semua jalan rusak yang masuk Wilayah Konut Sudah pernah dilaporkan di Kemenhub, tapi hingga saat ini belum ada tanggapan.
“Soal keruskan jalan menuju Konut itu sudah seringkali kita sampaikan. Baik provinsi maupun pusat. Tapi kitakan terganjal dikewenangan. Sehingga kita tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya.
REPORTER: T R I
Komentar