tegas.co., KENDARI, SULTRA – Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada Rabu, 12 September 2018 memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf – Tempo Institute” atau Kombet Kreatif selama tiga hari ke depan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Setidaknya ada 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta di Hotel Imperial, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kendari menjadi kota keempat yang didatangi program Kombet Kreatif. Yang pertama adalah Kota Padang pada 27-29 September, selanjutnya diikuti oleh Surabaya, dan Karangasem. Setelah Kendari, pendampingan Kombet Kreatif akan berlanjut di Maumere, Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang, dan Merauke.
Tonton videonya disini
Program ini bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setiap kota, setiap kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas.
Di Kendari misalnya, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, sangat kuat memiliki potensi di bidang seni kriya, pariwisata dengan keindahan alam laut yang menakjubkan, fashion, dan kuliner.
Komunitas kreatif berbagai bidang di Kendari perlu berjejaring, berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif.
“Kami percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional,” kata Endah Wahyu, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf.
Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli pemasaran, dan pakar branding. Di Kendari, Moh. Arief Budiman, Sekjen Indonesia Creative Cities Network sekaligus founder perusahaan kreatif Petakumpet Yogyakarta dan Rizki Arief Dwi, CEO NAH Project akan berbagi semangat dan inspirasi.
Pada program Pendampingan Kombet Kreatif ini juga akan diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang akan disampaikan oleh Budi Setyarso, Pemimpin Redaksi Koran Tempo.
Sebab, narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.
“Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangat dibutuhkan,” kata Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif Tempo Institute.
Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik.
Kombet Kreatif di Kendari juga didukung oleh, Pemerintah Kota Kendari dan Dinas Pariwisata Kota Kendari.
Koordinator Lawatan 12 Kota – Kombet Kreatif Tatty Apriliyana menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif lokal supaya berjejaring lebih kuat.
“Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Karangasem benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat.”tuturnya.
Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun.
Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif.
PUBLISHER: T I M
Komentar