800 Guru Magang di Buton Bakal Diberi Honor

800 Guru Magang di Buton Bakal Diberi Honor
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, Drs. Harmin. FOTO: SUPARMAN

tegas.co., BUTON, SULTRA – Mulai tahun ini, guru magang diseluruh wilayah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), bakal diberi honor. Pemberian honor ini diberikan pemerintah setempat, melalui anggaran APBD Perubahan 2018. Walaupun per guru hanya mendapat Rp100 ribu per bulan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, Drs. Harmin menjelaskan, angkatan pertama yang akan diberi honor sebanyak 800 orang. Mereka adalah guru magang yang terdaftar dalam data pokok pendidikan (Dapodik) atau yang mendapat Surat Keputusan (SK) Bupati Buton tahun 2017.

“Sebelum mendapat honor, para guru magang ini statusnya dinaikan menjadi honorer daerah. Sehingga pada lampiran SK mereka nanti sudah tertera dengan nominal angka besaran per bulan,” jelasnya, Senin (15/10/2018).

“Tapi ini khusus untuk para guru magang ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD dan SMP,” sambungnya.

Dikatakan, anggaran yang telah disiapkan untuk 800 guru magang tersebut sebesar Rp320 juta. Dimana setiap orang akan mendapat Rp400 ribu, terhitung mulai September, Oktober, November dan Desember 2018.

“Jadi untuk tahap pertama di 2018 ini, mereka akan mendapat Rp400 ribu per orang untuk honor selama 4 bulan,” jelasnya.

Nantinya, bagi mereka yang sudah mendapat honor daerah ini, bukan berarti tidak bisa lagi mendapat honor dari dana BOS. Namun besaran dan ketentuannya dikembalikan kepada kebijakan kepala sekolah. Begitu pula dengan honor guru magang PAUD yang dibayai menggunakan Dana Desa (DD). Juga tergantung dari kebijakan kepala desa.

“PAUD itu tergantung kebijakan kepala desa. Kalau ada lebih-lebihnya Dana Desa, ya kenapa tidak mereka diberikan,” ujarnya.

Diketahui, tujuan lain dari pengangkatan guru magang menjadi honorer daerah ini adalah untuk mengantisapisai kekosongan tenaga guru di sekolah-sekolah lain. Jika sekolah asal kelebihan guru, maka tidak menutup kemungkinan akan ditempatkan di sekolah lain yang kekurangan guru. Tentu sesuai dengan jurusan atau disiplin ilmunya masing-masing.

KONTRIBUTOR: SUPARMAN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN

Komentar