Reses di Muna dan Butur, Muniarti M Ridwan Jaring Aspirasi Masyarakat

Reses di Muna dan Butur, Muniarti M Ridwan Jaring Aspirasi Masyarakat
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sultra, Hj. Muniarti M. Ridwan. FOTO: TIM

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk masa istrahat sidang (reses) ketiga tahun 2018, kembali turun ke daerah pemilihan. Seperti diketahui, Anggota DPRD selain memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan, juga memiliki peran untuk menjemput aspirasi masyarakat.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sultra, Hj. Muniarti M. Ridwan mengatakan, seluruh anggota dewa turun ke daerah pemilihan dari tanggal 29 Oktober sampai 04 November 2018 diwajibkan mengunjungi konstituen pada tiga tempat yang berbeda. Reses tersebut dilakukan secara perorangan maupun berkelompok.

Iklan Pemkot Baubau

“Untuk masa sidang ketiga ini saya memilih tiga titik. Di Kabupaten Muna dua titik, dan Buton Utara satu titik,” ujar dia pada tegas.co, belum lama ini.

Dalam reses tersebut, selain dirinya akan melaksanakan tugas fungsi pengawasan terkait penganggaran, dan perda, juga untuk menjemput aspirasi masyarakat di tiga titik tersebut.

Untuk titik pertama yang menjadi tujuan resesnya di Kabupaten Muna, yakni Desa Lantagi, desa yang masih tergolong terbelakang di daerah itu, dimana sebelumnya pada tahun 2017 lalu pemerintah desa dan masyarakat antusias menerima kahadirannya. Dalam kesempatan dialog, ia pun menjelaskan fungsi DPRD, kewajiban dan tanggung jawabnya kepada daerah yang diwakilinya tersebut.

“Perkebunan yang digeluti di Desa Lantagi untuk meningkatkan ekonomi masyarakatnya yakni bawah putih, bawang merah dan kacang tanah. Yang menonjol nilai ekonomisnya tinggi adalah ketiga tanaman itu,” paparnya.

“Sebenarnya pada kesempatan dialog masyarakat meminta bagaimana bisa mendapatkan bantuan bibit kacang tanah, bawang merah dan putih kemudian pupuk dan alat menyemprot hama. Karena menurut mereka, hama yang paling menonjol disana itu hama babi,” tambahnya.

Sedangkan untuk nelayan, lanjutnya, masyarakat Lantagi mengusulkan mesin katinting serta bodinya, dan petani rumput laut mengusulkan bibit beserta tali pengikatnya. Dalam kesempatan tersebut juga, mereka mengusulkan bantuan prasarana masjid seperti tikar (permadani), kemudian untuk pemuda desanya mengusulkan bantuan berupa alat olahraga seperti bola kaki, sepak takraw dan bola voly. Sementara untuk ibu-ibu dalam hal pemberdayaan diberikan support bagaimana meningkatkan ekonomi keluarga dengan mengelola produk-produk unggulan yang ada di desa tersebut.

“Jadi saya sampaikan membantu masyarakat, saya memang dari dulu selalu mengatakan bisa membantu dengan dua sistem. Pertama, secara pribadi sekedar kemampuan saya. Dan yang kedua secara kelembagaan, dimana secara kelembagaan tentunya ada kaitannya dengan DPR,” ucap Muniarti.

Kemudian titik kedua yang menjadi tujuan resesnya adalah Desa Jampaka Kabupaten Buton Utara (Butur). Masyarakat yang mayoritas sebagai petani jambu mete mengusulkan bantuan seperti bibit, pupuk dan alat penyemprot hama.

“Apalagi sekarang jambu mete sudah berbunga. Petani disana (Jampaka) ini terdiri dari beberapa kelompok tani,” ungkapnya.

Selanjutnya, titik terakhir yang jadi tujuannya adalah Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Muna.

Munairti mengakui setiap reses dirinya datang menemui mahasiswa tersebut untuk memberikan motivasi.

“Saya janji tahun 2014 lalu waktu sosialisasi bertemu dengan mereka di salah satu tempat. saya menyampaikan bagi mereka yang berprestasi akan diberikan beasiswa,” akunya.

Pemberian beasiswa itu kata dia dilakukan untuk mengangkat minat belajar para mahasiswa. Syarat untuk mendapatkan beasiswa ini harus berprestasi dalam bentuk capaian indeks prestasi kumulatif (IPK).

“Jadi beasiswa dalam arti kata uang SPP, saya bantu untuk meringankan beban, saya tidak memilih orang mampu atau tidak mampu, yang jelas dia berprestasi dan ditunjukkan IPK-nya. Itu saya serahkan penuh kepada pihak kampus yang mengelolanya, dalam hal ini Rektor. Dan sejauh ini, sudah ada sembilan orang yang diberikan beasiswa,” ujarnya.

“SPP-nya di tahun 2015 lalu masih Rp600 ribu, tapi sekarang naik sudah Rp1,2 juta. Jadi saya mentoknya memberi Rp700 ribu untuk satu orang. Saya berpikirnya yang penting anak-anak sudah tertanggulangi, tinggal mereka tambah sedikit karena sesuai kemampuan saya. Saya sudah berjanji jadi utang saya, dan saya harus tepati. Tidak tenang saya berpikir kalau saya tidak tunaikan janji saya itu. Mudah-mudahan saya bisa tuntaskan sampai 2019,” pungkasnya.

TIM