Para Pemuda merupakan agen of change. Sebab dalam menentukan masa depan suatu negeri di tentukan oleh pemudanya. Untuk melihat suatu negeri kedepannya maka lihatlah pemudanya, apabila pemudanya baik maka baik pula negerinya, namun apabila pemudanya hancur maka yakin saja negerinya juga rusak.
Beberapa pekan yang lalu masyarakat kembali dihebohkan dengan tingkah remaja yang membuat masyarkat kembali resa akibat ulah yang dilakukan remaja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kapolres Magelang, AKBP Yudianto Adhi Nugroho bahwa” seorang pelajar SMK tewas setelah terlibat tawuran antara dua SMK berbeda di wilayah Magelang, Jawa Tengah. Korban menderita luka parah akibat sabetan senjata tajam hingga kehilangan banyak darah”. (okenews.com/ 2/ 2/ 2019).
Tidak hanya itu, kasus kriminalitas juga terjadi di Sulawesi Tenggara tepatnya di daerah Kolaka. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Kolaka, Ahmad Safei bahwa” kebanyakan dari penghuni rumah tahanan merupakan anak muda dengan usia kisaran 25 sampai 30 tahun ke bawah. Narapidana yang curi motor, curi sapi, narkoba, berkelahi, curi ayam, mereka dijejer berkelompok. Yang menyedihkan mereka rata-rata usianya 25-30 tahun ke bawah”. (zonasultra.com/ 21/ 2/ 2019). Lantas apa yang menjadi penyebabnya?
Semua tindak kriminalitas yang terjadi akibat kenakalan remaja terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena diterapkannya sistem sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Hingga membuat kehidupan masyarakat saat ini makin hari makin sekuler, bahkan segala perbuatannya tak lagi ada batasan-batasan yang mengatur, akibatnya manusia melakukan segala perbuatannya sesuai dengan hawa nafsunya.
Pergaulan bebas sebagai pemicu munculnya kriminalitas. Hingga menyeret pemuda dalam aktifitas pacaran, menggunakan narkoba, miras, pornografi dan lain-lain.
Tidak hanya itu, dengan gampangnya mereka juga mengikuti hal-hal yang baru yang tidak ada dari budaya negara kita tapi malah membebek dari budaya luar.
Sebagaimana pacaran dijadikan sebagai trend di kalangan pemuda. Dan dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak tabu lagi. Inilah yang mengakibatkan tak ada batasan antara laki-laki dengan perempuan, baik dia bukan suami istri atau tanpa ikatan pernikahan. Atas nama cinta yang dibungkus dalam pacaran, mereka bisa melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh suami istri. Akhirnya membawa mereka pada perzinahan, kumpul kebo, free sex, dan juga akan memberikan peluang besar bagi mereka yang ingin menjalankan aksi pemerkosaan.
Tidak hanya itu, kriminalitas juga berawal dari mencoba-coba mengkonsumsi narkoba dan miras. Dimana awalnya hanya untuk mencari ketenangan dan mencari solusi sementara dengan mengkonsumsi barang haram, sehingga mengakibatkan rusaknya fisik dan pemikiran. Apabila pemikiran seseorang rusak karena narkoba dan miras maka seseorang itu akan bertindak diluar kendalinya atau semaunya.
Selain itu, dengan mudahnya seseorang dapat mengakses vidio porno ataupun gambar porno lainnya. Hal itu disebabkan, karena kurangnya peran negara dalam melindungi masyarakat yang menjadi penyebab utama kriminalitas seks dalam masyarakat khususnya pemuda.
Lantas dimanakah peran negara dalam memberantas penyebab munculnya kriminalitas itu?
Negara adalah pelindung dan pengatur seharusnya berprilaku yang tegas dalam hal preventif, kuratif dan rehabilitatif masyarakat. Namun, sayang beribu sayang negara hanya bertindak pragmatis tanpa memberikan solusi tuntas. Dimana penerapan hukum-hukum dalam sistem pemerintahan saat ini tidak dapat memberikan efek jera bagi pada para pelaku kriminalitas. Sehingga wajar saja jika kejahatan terus berulang setiap harinya.
Kriminalitas remaja dapat diselesaikan dengan cara merubah pemahaman dan perilaku remaja. Oleh karena itu dibutuhkan peran dari berbagai elemen yang dapat mempengaruhi mereka dalam kehidupannya seperti; keluarga, masyarakat dan negara.
Pertama, keluarga adalah madrasah pertama yang dapat memberikan pengaruh yang amat penting dalam, hal pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). sebab disanalah pertama kali pentingnya ditanamkan dasar-dasar keislaman dalam diri anak itu.
Tidak hanya itu, orang tua juga mempunyai peran yang amat penting dan wajib untuk memberikan pendidikan untuk anak-anaknya. Bagaimana dia berprilaku yang baik dan berbudi pekerti yang benar sesuai dengan aturan sang pembuat hukum yaitu Allah SWT. Anak juga seharusnya diajarkan untuk dapat memilih kata-kata yang baik, sopan-santun, berkasih-sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka juga didik untuk hidup hanya mencari Ridho Allah bukan yang lain. Sehingga akan terbentuk pribadi anak yang shalih dan terikat dengan syariat Allah.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah atas apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS at-Tahrim [66]: 6).
Kedua, Masyarakat juga memiliiki andil yang cukup besar dalam membentuk pola pikir dan pola sikap dalam menjalani aktivitas sosialnya. Sehingga sangat berperan penting dalam mempengaruhi kehidupan remaja adalah teman. Karena teman yang akan memberikan warna kepada siapa saja dia berteman. Apabila dia berteman dengan yang ahli ibadah maka remaja juga akan menjadi ahli ibadah. Namun apabila dia berteman dengan ahli maksiat maka dia pun juga akan menjadi ahli maksiat. Inilah yang sangat berpengaruh dalam menentukan baik-buruknya proses pendidikan dalam lingkungan masyarakat. Sebab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Interaksi inilah yang mempengaruhi lingkungan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Masyarakat juga terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama, serta interaksi mereka diatur dengan aturan yang sama. Tak kalah masing-masing memandang betapa pentingnya menjaga suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda, maka semua orang akan sepakat memandang mana perkara-perkara yang memberikan dampak positif dan mana yang memberikan pengaruh negatif bagi pendidikan generasi. Perkara yang akan memberikan pengaruh negatif pada remaja. Maka perlu dicegah bersama. Seperti: jika ada sekelompok pemuda yang terbiasa nongkrong dengan kegiatan yang tidak memberikan manfaat. Seharusnya masyarakat setempat bertindak atau berperilaku untuk membersihkan lingkungan dengan mengajak kelompok pemuda tersebut mengalihkan kegiatan yang lebih bermanfaat lagi. Inilah peran penting masyarakat sebagai pengontrontrol sosial.
Ketiga, Negara merupakan penyedian pendidikan yang semestinya menerapkan kurikulum yang menjamin tercapainya generasi berkualitas. Serta membentuk kepribadian Islam. Negara juga berkewajiban mencukupi segala sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara layak. Atas dasar inilah negara wajib memiliki visi pendidikan yang fokus pada pembentukan generasi berkualitas dan menyediakan pendidikan gratis bagi seluruh rakyatnya. Kebijakan pendidikan gratis ini akan memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi setiap individu rakyat untuk mengenyam pendidikan. Hingga pendidikan tidak hanya berlaku bagi kalangan yang mampu atau memiliki uang saja tapi seluruh kalangan tanpa ada pembedaan dan tidak dijadikan sebagai ladang bisnis yang mengurangi mutu pendidikan itu.
Negara juga seharusnya menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Mereka inilah yang harusnya memiliki kepribadian Islam yang luhur, memiliki semangat pengabdian yang tinggi dan mengerti filosofi pendidikan generasi serta cara-cara yang harus dilakukan. Serta para pendidik ini harus memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya.
Kelemahan sifat bagi para pendidik akan berpengaruh besar terhadap pola pendidikan generasi. Seorang guru selain menjadi penyampai ilmu pada muridnya, tetapi juga menjadi seorang pendidik dan pembina generasi. Lebih dari itu, negara juga wajib mengontrol dan memberikan sanksi yang tegas bagi suatu perusahaan yang menyediakan wasilah yang dapat memberikan pengaruh yang buruk bagi hal-hal yang bisa merusak generasi, terutama media yang memberi pengaruh buruk dalam pendidikan dan pembinaan anak.Dimana itu semua hanya dapat terwujud dalam sistem islam bukan sistem yang lain. WalLâh alam bi ash-shawâb.
Pengirim: Susiyanti, SE (Muslimah Media Konawe)
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar