tegas.co., WAKATOBI, SULTRA –
Aksi tolak Badan Otoritas Pariwisata (BOP) kembali diperagakan aktivis Gerakan Mahasiswa Pemikir Kiri (GMPK) Wakatobi, melalui aksi treatikal menutup mulut dan mata, di depan kantor bupati, Jum’at (15/03/2019).
Aksi yang hanya menggunakan spanduk dengan bertulisakan tolak BOP itu merupakan pesan para aktivis kepada pemerintah pusat. Aksi tersebut mendapat respon oleh Bupati Wakatobi Arhawi.
Bupati Wakatobi saat menemui massa aksi mengatakan, Badan Otorita Pariwisata atau BOP tidak perlu lagi diributkan. Pasalnya, hadirnya BOP di Wakatobi khususnya, itu akan dikembalikan pada masyarakat.
“Semua itu tergantung dari rakyat. jika masyarakat menginginkan ini maka kita progres jika tidak maka kita hentikan,”lantangnya.
Sebelumnya, aksi yang dimotori Emen Lahuda mengatakan penolakkan itu memiliki sebab. Ia menilai BOP akan membawa dampak, aspek buruk terhadap masyarakat.
“Bukan hanya menggerus tanah rakyat melainkan masih banyak lagi dampak yang akan terjadi jika rencana itu masih terus bergulir,” tukasnya.
Kata dia, jika memang pemda menghendaki hadirnya BOP maka sangat ironis, pasalnya hal tersebut kontraks dengan visi dan misi daerah, dengan cita Wakatobi religius.
“Salah satu penilaian kami adalah jika ada BOP di Wakatobi, bisa saja sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya akan ada di wakatobi,” ungkapnya.
KONTRIBUTOR: RUSDIN
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar