Isra’ Mi’raj, Indikasi Islam Atas Kepemimpinan Dunia

Hampir satu abad kaum muslimin menjalani kehidupan tanpa kepemimpinan Islam. Seluruh kebutuhan, baik kebutuhan individu atau kebutuhan umum ditanggung oleh tiap individu. Kebutuhan umum layaknya kesehatan dan pendidikan, yang kini dikomersilkan juga menjadi tanggung jawab individu. Semua itu adalah beban berat. Akibatnya mereka disibukkan kerja banting tulang demi bertahan hidup. Seolah tak bisa keluar dari jerat ekonomi kapitalis, secara fisik atau secara pemikiran.

Sejenak kita renungkan, kaum muslim pernah memiliki kehidupan Islam dalam kepemimpinan Islam selama 1300 tahun lamanya. Dan perlu 200 tahun lamanya negara barat berusaha menghapus masa kejayaan kaum muslim, hingga tak tersisa dibenak kaum muslim, kecuali pada orang-orang yang tajam pemikirannya, tentang jati dirinya sebagai ummat terbaik.

Allah SWT berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”

(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 110)

Momentum isra’ mi’raj menjadi momentum luar biasa yang menunjukkan posisi umat Islam menjadi umat terbaik. Isra’mi’raj adalah bulan dimana Rasul menerima perintah langsung dari Allah, perintah shalat lima waktu. Di Sidratul Muntaha, dimana tidak pernah ada satu Nabipun yg pernah bertemu Allah secara langsung, kecuali Nabi Muhammad. Sebagai salah satu mukjizat, isra’ mi’raj menjadi qorinah (indikasi)  bahwa kepemimpinan Islam telah diserahkan kepada kaum muslim, yaitu ketika Rasul dalam peristiwa itu dijadikan Allah sebagai imam atas para Nabi. Sebagaimana hal itu, kepemimpinan Islam juga diberikan kepada para pengganti nabi (Khulafaur Rasyidin) dari generasi sahabat, hingga generasi kaum muslim selanjutnya.

Hal itu terbukti, selama 13 abad lamanya, cahaya telah terbit dari timur dan barat saat itu diliputi oleh masa kelam, akibat tirani kapital atas nama agama. Sayangnya di bulan maret 1924, kaum muslim telah dipecah belah oleh kafir penjajah, baik secara pemikiran atau secara wilayah kekuasaan, hingga menjadikannya lemah dan kemudian runtuh, melalui antek penjajah Mustafa Kamal Attartuk, yang disusupkan ke dalam tubuh negara untuk meragukan pemikiran kaum muslim akan kesempurnaan Islam, hingga berakhir pada ditinggalkannya ideologi Islam.

Runtuhnya kepemimpinan Islam bukan karena Allah mencabut kepemimpinan itu dari kaum muslim, tapi karena kaum muslim telah berpaling dari Islam, menjadikan Islam sebatas kehidupan individu dan meninggalkan pengaturan Islam dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, yang kemudian menggantinya dengan sistem kapitalis. Akibatnya kaum muslimin kini terjajah, baik dari segi ekonomi, politik, budaya, dsb.

Namun kesadaran akan keinginan untuk menerapkan aturan Allah secara sempurna kini mulai tampak. Semoga kesadaran itu tak kan pernah surut, dan semoga peristiwa isra’ mi’raj akan selalu menjadi pengingat kita, bahwa muslim harus bersatu dalam sebuah kepemimpinan yang satu. Sebab kebaikan yang tak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir. Wallahu a’lam bi showab.

PENGIRIM: Citra Hardiyanti R., S.Si Member Akademi Menulis Kreatif

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar