Hutang Indonesia dan Nasib Negeri Ini

Hutang Indonesia dan Nasib Negeri Ini
Ika Ummu Al Fatih (Aktivis muslimah)

Perdana Menteri (PM) Malaysia memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang ke China.Bagi Mahathir, utang dari China adalah jebakan. Jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.Kini Malaysia di bawah kontrol China karena pemerintahan Najib Razak mengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.(tribunnews.com)

Jika meminjam uang dalam jumlah besar dari China, kemudian tak sanggup melunasi, pihak peminjam di bawah kontrol pemberi pinjaman,” kata Mahathir kepada ABS-CBN News saat kunjungan dua hari di Filipina, mengutip The Straits Times, Jumat (8/3).

Iklan PUPR

Di indonesia sejak terpilih jadi presiden ketujuh, 2014 silam, Jokowi memang fokus pada pembangunan infrastruktur. Pada tahun pertamanya, Jokowi langsung menaikkan porsi anggaran infrastruktur menjadi 14,64 persen dari APBN. Dalam periode sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya mengalokasikan 9,48 persen. Sesuai data Center for Indonesia TaxationAnalysis (CITA), pada 2018 porsi itu dinaikkan lagi menjadi 18,46 persen.

Jokowi sadar ekonomi Indonesia tak akan tumbuh baik jika tak gigih membangun infrastruktur. Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam wawancara dengan Rosianna Silalahi menjelaskan mengapa pilihan Jokowi membangun infrastruktur harus dilakukan.Menurutnya, pasca-krisis moneter 1997-1998, utang Indonesia membengkak. Sehingga presiden setelahnya harus berhemat untuk memperbaiki, minimal, infrastruktur keuangan.

Hal itu yang akhirnya menurut Sri Mulyani mengakibatkan tertundanya pengembangan sumber daya manusia. Kurangnya infrastruktur akhirnya melambatkan ekonomi, dan memicu masalah lain yang harus diselesaikan, macam kemacetan.Sehingga, “Kalau kita tunda (rencana pembangunan infrastruktur), tidak akan memecahkan masalah juga,” kata Sri. “Oleh karena itu kebutuhannya makin besar,” tambahnya.

Pertumbuhan infrastruktur Indonesia memang terbilang lamban, kalau tidak mandek. Laporan Bank Dunia tahun 2007 menyebut kualitas infrastruktur Indonesia terus merosot sejak krisis 1998. Daya saing Indonesia menurun. Padahal rating Indonesia lebih tinggi dari Cina, Thailand, Taiwan dan Sri Lanka pada 1996, menurut Global CompetitivenessReport’s, hal itu terjadi sebaliknya pada 2002.

Ini menambah kuat alasan pemerintah Jokowi untuk menggenjot sektor infrastruktur. Masalah selanjutnya adalah mencari modal.Tren Investasi Cina Meningkat, tapi Bukan Satu-Satunya. Meski belum mendominasi, investasi Cina di Indonesia terus mengalamikenaikan. Utang dari swasta Cina bahkan meningkat pesat. 

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan realisasi investasi penanaman modal asing atau ForeignDirect Investment dari Tiongkok ke Indonesia tercatat 1.734 proyek senilai 2.665 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dari 1.052 pada 2015, masa setahun setelah Presiden Jokowi menjabat. Nilainya 628,34 juta dolar AS pada tahun itu.

Beberapa proyek kerja sama itu di antaranya Kerjasama Ekonomi antara Menko Perekonomian RI dan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi RRT; Kerjasama Pembangunan Industri dan Infrastruktur antara Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi RRT dengan Menteri BUMN; dan MoU antara Menteri BUMN dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi RRT Untuk Proyek Pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung.

Selama empat tahun terakhir, angka PMA di Indonesia dari Cina memang mengalir deras. Pada 2017, angka realisasinya menjadi 1.977 proyek senilai 3.361,70 juta dolar AS, dan bahkan sudah mencapai angka 1.202 proyek selama Januari-Juni 2018.Mei tahun lalu, Jokowi bahkan tak sungkan-sungkan menembak langsung Presiden Cina Xi Jinping untuk menawarkan investasi ketika bertemu di Beijing. (tiroid.id 22/10/18).

Ini sangat mencengangkan. Indonesia adalah negara yang gemah ripah loh jinawi, mempunyai sumber daya alam yang begitu berlimpah terjebak dalam hutang.Ini karena di sebabkan kekayaan indonesia yang seharusnya di kelola negara malah di serahkan ke asing.

Positionpaper Asia-EuropePeople’s Forum-9 Sub Regional Conference mengungkap bahwa kekayaan alam tambang Indonesia 100 persen berada di bawah kontrol asing, kekayaan migas sebanyak 85 persen dikuasai asing, dan kekayaan batubara 75 persen dikontrol asing. (Kompasiana 20/4/18).

Pemerintah seharusnya sadar bahwa hutang tersebut akan sangat merugikan. Hutang yang berbasis ribawi tersebut akan terus menggerogoti tubuh negeri ini beserta rakyatnya. Hutang ini pun akan membuka lebar-lebar peluang untuk menjajah negeri ini. Memang bukan dengan militer tapi penjajahan ini adalah penjajahan ekonomi yang dengan penjajahan ekonomi ini rakyat akan semakin tertindas dan nasib anak cucu kita akan terancam. Mereka bisa menjadi budak di negeri mereka sendiri.

Hal ini seperti apa yang telah di sampaikan PM Malaysa apabila tidak bisa membayar hutang maka negara ini akan kontrol china.

Hal ini sudah terlihat dengan adanya tenaga tenaga asing china yang masuk ke indonesia. Sedangkan masih banyak pengangguran yang belum teratasi. Tenaga asing yang masuk pun sangat banyak jumblahnya seperti yang ada di Morowali. Juga kebijakan pemerintah dalam mengimpor segala sesuatu dari china yang semakin menjadi-jadi. Di kutip dari CNBC indonesia, pemerintah akan mengimpor sebanyak 100.000 ton bawang putih dari china dan ini tentu akan mengancam petani bawang.

Jika di lihat dari kaca mata islam hutang kepada asing seperti china yang berbasis ribawi sangat di haramkan.

Allah berfirman:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya(TQS 2/275).

Maka dari itu mari kita selamatkan negeri ini dan masa depan anak cucu kita dari penjajahan dengan meninggalkan sistem yang melahirkan kebijakan yang mengancam keberlangsungan negeri ini. Wallahua’lamBu shawab.

PENGIRIM: IkaUmmuAl Fatih (Aktivis muslimah)

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar