Bungkamnya Dunia Internasional, Cederai Kaum Muslimin

Bungkamnya Dunia Internasional, Cederai Kaum Muslimin
YOSI EKA PURWANTI, S. E (AKTIVIS MUSLIMAH)

Kaum muslim kembali tercederai. Peristiwa Christchurch bukan menjadi yang pertama terjadi. Di Eropa, islamophobia bukanlah hal yang baru. Fenomena ini telah terjadi sejak dulu, namun belakangan semakin meningkat. Pada tahun 2016 penganut supremasi kulit putih lokal bahkan mengirim kepala babi ke Masjid Al Noor di wilayah christchurch dan mengatakan, “lakukan pembantaian.” (Matapolitik.com).

Berbeda dengan eropa, semenjak Donald Trump terpilih di Amerika Islamophobia telah mengalami peningkatan. Insiden ujaran kebencian secara menyeluruh meningkat di AS sebanyak 6,7 persen dari tahun 2014-2015. Insiden seperti rasisme terhadap kaum kulit hitam naik sekitar 7,6 persen menjadi 1.745 kasus pada tahun 2015, sementara sentimen berdasarkan orientasi seksual di AS meningkat sekitar 3,5 persen menjadi 1.053 kasus pada tahun 2015. (CnnIndonesia.com).

Iklan Pemkot Baubau

“Tidak perlu dipertanyakan lagi, menurut saya, semua retorika Donald Trump saat kampanye turut memberikan kontribusi adanya peningkatan ujaran kebencian pada kaum minoritas di AS,” tutur peneliti senior The Southern Poverty Law Center.

Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas Muslim ternyata tak luput dari Islamophobia. Menurut fadli zon, “rezim Jokowi ini adalah rezim Islamophobia dan penegak hukumnya tebang pilih serta tidak berjalan sesuai dengan norma hukum yang berlaku. Pernyataan Fadli Zon tentang Islamophobia ini didasari oleh penilaiannya terhadap pemerintah yang mempersempit ruang gerak ormas Islam.” (Pinterpolitik.com).

Fadli Zon menganggap ketakutan pemerintah terhadap Islam dapat dibuktikan dengan maraknya kriminalisasi ulama dan menyempitkan ruang gerak para organisasi Islam.

Gejala Islamophobia pemerintah juga terlihat dengan diblokirnya 22 situs media Islam yang diduga radikal pada 29 Maret 2015 lalu. Pemblokiran itu dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pemblokiran tersebut pun dilakukan secara mendadak tanpa ada pemberitahuan atau musyawarah terlebih dahulu kepada MUI. (Pinterpolitik.com).

Kendati demikian dunia Internasional bahkan pemerintah setempat seolah diam atas peristiwa yang tengah terjadi kepada kaum muslimin. Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi telah mendukung perasaan anti-islam yang mana, imigran Islam dilukiskan sebagai “ancaman” di Italia. Pada bulan September 2001, Berlusconi dikabarkan membakar gerakan anti-islam. (M.hidayatullah.com).

Anjum Rahman, pemimpin muslim Selandia Baru dalam sebuah artikel untuk Radio Selandia Baru menulis bahwa organisasinya, Islamic Women’s Council of New Zealand, dalam beberapa tahun terakhir berulang kali dan secara sia-sia melobi badan intelijen negara dan lembaga pemerintah untuk bertindak atas apa yang dikatakannya sebagai gelombang perkataan kejam yang ditujukan kepada Muslim, baik secara online maupun secara langsung (matapolitik.com).

Lantas kepada siapa lagi kaum muslim akan berlindung jika bukan kepada Pemimpin yang mentaati Allah dan RasulNya. Pemimpin yang siap menetapkan aturan-aturan tegas bagi siapa saja individu atau kelompok yang mencoba melukai kaum muslimin.

Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, di antaranya al-Hafizh Abu Zakariya bin Syarf al-Nawawi (w. 676 H) dalam kitab syarh-nya atas Shahîh Muslim:

قوله صلى الله عليه وسلم: (الإمام جنة) أي: كالستر لأنه يمنع العدو من أذى المسلمين، ويمنع الناس بعضهم من بعض، ويحمي بيضة الإسلام، ويتقيه الناس ويخافون سطوته 

”Sabda Rasulullah -shallaLlâhu ’alayh wa sallam-: (الإمام جنة) yakni seperti al-sitr (pelindung), karena Imam (Khalifah) mencegah musuh dari perbuatan mencelakai kaum muslimin, dan mencegah sesama manusia (melakukan kezhaliman-pen.), memelihara kemurnian ajaran Islam, rakyat berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.”

Pemimpin tersebut hanya akan ada dalam sistem Islam. Sistem yang tidak hanya akan mengayomi kaum muslimin tetapi juga nonmuslim. Wallahua’lam bis showab.

PENGIRIM: Oleh: Yosi Eka Purwanti, S. E (Aktivis Muslimah)

Komentar