Example floating
Example floating
Berita UtamaButonDaerahHukum

Siapa Aktor Intelektual Bentrok Warga di Buton?

804
×

Siapa Aktor Intelektual Bentrok Warga di Buton?

Sebarkan artikel ini
Siapa Aktor Intelektual Bentrok Warga di Buton?
Kapolda Sultra Brigjenpol Iriyanto SIk, saat berdialog dengan sejumlah warga desa Gunung Jaya FOTO: SUPARMAN

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara, Brigjend Pol Iriyanto SIk, meduga dibalik pertikaian antar warga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ditunggangi aktor intelektual.

“Ya kita rasa demikian,”ujar Brigjen Iriyanto, membenarkan pertanyaan sejumlah wartawan saat mengunjugi posko pengungsian di Desa Gunung Jaya, Kamis (6/6/2019).

Hanya dalam kesempatan ini, Iriyanto tidak menyebutkan siapa aktor tersebut. Namun, kata dia nantinya dugaan itu diserahkan kepada pihak berwajib untuk dilakukan penyelidikan dan pembuktian lebih lanjut, untuk mencari kebenarannya.

“Nanti kita serahkan kepada pihak berwajib. Bagaimana pembuktian dan penyeledikan nanti,” ujarnya.

Lanjut orang nomor satu kepolisian Sultra ini, terlepas dari itu, dirinya juga menjelaskan perseteruan yang kerap terjadi antar dua desa itu telah menggambarkan tidak adanya rasa ketidak akuran atau harmonisasi antar dua desa ini.

“Seperti ada rasa ketidak akuran atau harmonisasi masyarakat Desa Gunung Jaya sama Sampoabalo,”jelasnya.

Sebelumnya, kata dia, pihaknya pernah melakukan mediasi bentrok antar warga di desa tersebut, sekitar lima bulan yang lalu.

Dalam upaya itu telah ada kesepakatan antar warga untuk melakukan upaya mediasi antara warga kedua desa ini jika ada kesalah pahaman.

“Sebetulnya itu harus dilakukan mediasi terus hubungan timbal balik. Silaturahmi yang terus menerus, namun kedua bela pihak tidak berjalan demikian,”ujarnya.

Namun semua itu, salah satu pemicu bentrok tidak lain pengonsumsian minuman keras (miras). Untuk itu dirinya berharap masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan tidak terpuji tersebut.

Sebab diketahui, masyarakat Buton adalah masyarakat religius/islami, maka dari itu kita hilangkan kebiasaan buruk tersebut. Tentunya adat dan agama juga melarang itu, mari taati bersama demi kemajuan daerah yang kita cintai ini.

SUPARMAN

Terima kasih