Butuh Pengawasan, Harga Jual Bensin Eceran Naik Lagi

Butuh Pengawasan, Harga Jual Bensin Eceran Naik Lagi
FOTO: I L U S T R A S I

Langkahnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dikalangan penjual eceran jalanan di wilayah ibukota Wangi-wangi dan sekitarnya di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra) cukup dirasa dalam beberapa hari ini.

Akibatnya, bagi pengguna kendaraan bermotor (ranmor) yang “terbiasa” mengisi BBM enceran yang dijual perbotol merasakan dampaknya. Naiknya harga jual BBM pada pengecer spontan meninggi. Dalilnya pun satu, penjual eceran membeli dengan harga tinggi, dari tangan penjual eceran yang lain.

Iklan Pemkot Baubau

Hal ini diungkapkan LD salah seorang penjual BBM eceran di wilayah Numana Kecamatan Wangi-wangi Selatan. Ia menuturkan, BBM jenis premium yang ia jual didapatnya dari tangan penjual eceran sebelumnya, dengan harga Rp 180.000 ribu bahkan Rp 200 ribu per dua puluh liternya. Hal ini lebih tinggi dari harga semula Rp 160.000 ribu.

“Saya dapat (BBM) ini dari pedagang, bukan di APMS, makanya kita ukuran dan harganya naik, soalnya kita juga ambilnya sudah naik dari si penjual yang satunya,” ucap saat ditemui media tegas.co, Rabu (19/06/2019).

Hal yang sama diutarakan penjual eceran lainnya. Sebut saja Wa Ambe, warga Kelurahan Mandati III. Ia juga membeli BBM-nya dari tangan kedua. Meski mahal, tapi hal itu dilakukannya demi menyambung jualannya tersebut.

“Bensin ini saya jual Rp 15 ribu perbotol (kaca), dan ini saya beli perbotolnya dengan ukuran setengah botol kaca Rp 10 ribu dari penjual eceran sama dengan saya,” akunya.

Ditempat terpisah, Humas APMS dari PT Fajar Mekar Wakatobi Usman Baga saat diwawancarai media ini mengatakan, telah mengetahui kenaikan harga pada pengecer tersebut. Kendati pun ia belum mengetahui  para penjual eceran itu apakah bagian dari daftar penjual eceran yang dijatah APMS pihaknya.

“Kalau kami ada nama-nama para penjual eceran yang sebelumnya telah menjadi ketentuan pemerintah daerah pada tiap-tiap APMS. Kemarin kami rapat dengan Pemda juga disinggung masalah ini,” ucapnya.

Ia pun cukup meyayangkan para penjual eceran yang menaikan harga jualnya dari standar sebelumnya. Kata dia lagi, mestinya ukuran atau takaran minyak yang dijual oleh pengecer tidak turun dari bahu botol.

“Harusnya ukuran takaran minyak yang dijual tidak turun dari bahu botolnya,” imbuhnya.

Sementara itu, La Sarmin pengguna ranmor mengatakan perlu respon pemerintah daerah dan pihak keamanan yakni polisi dan TNI untuk melakukan pengawasan terpadu. Pasalnya, jika hal ini terus saja diabaikan maka sudah pasti warga pulau wangi-wangi akan merasakan dampak yang berkelanjutan.

“Butuh peran pemerintah dan aparat untuk melakukan pengawasan, kenapa harga dipengecer naik sedangkan harga jual isi BBM di APMS tidak,” herannya.

RUSDIN

Komentar