Example floating
Example floating
Tegas.co Nusantara

Malam Penobatan Duta Wisata 2019

1026
×

Malam Penobatan Duta Wisata 2019

Sebarkan artikel ini
Malam Penobatan Duta Wisata 2019
Malam Penobatan Duta Wisata 2019

Salah satu program pemerintah kabupaten Aceh Singkil dalam meningkatkan sumber pendapatan daerah adalah, dengan mempromosikan pariwisata daerah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Aceh Singkil mengambil langka kongkrit dengan menyelenggarakan malam penobatan duta wisata 2019.

Iklan KPU Sultra

Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Aceh Singkil, H.Sazali S.sos, didampingi, Bupati, Dulmusrid dan unsur Muspida.

Acara digelar di gedung serbaguna, Desa Pulo Sarok, Kabupaten Aceh Singkil, Rabu 26 Juni 2019.

Indra Pratama dan Dinillah dinobatkan sebagai pasangan Duta Wisata Kabupaten Aceh Singkil, setelah menyisihkan sepuluh peserta lainnya.

Indra Pratama merupakan Sarjana S1 PGSD dari Universitas Negeri Yogyakarta. Sementara Dinillah Strata 1 Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan.

Kegiatan diikuti sebanyak 12 finalis saat memasuki tahapan grand final, atau 6 pasang.

Sebelumnya, terdiri dari 14 peserta dan dinyatakan gugur dua peserta saat melewati seleksi dalam kompetisi.

“Dari enam pasang, akan dipilih satu pasang yang akan mewakili Kabupaten Aceh Singkil dalam pemilihan Duta Wisata Tingkat Provinsi Aceh di Banda Aceh,”kata Kasi Promosi Disparpora.

Wakil Bupati Aceh Singkil H. Sazali saat membuka acara malam penobatan duta wisata Aceh Singkil 2019 mengatakan, penting dilaksanakan, sebab saat ini Pemerintah Aceh sangat mendukung program pariwisata. Apalagi Aceh Singkil memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa.

“Baik wisata yang bersifat keindahan alam, budaya, kuliner, sejarah, benda-benda sejarah, dan masih banyak wisata lain yang dimiliki Bumi Syekh Abdurauf Asingkily,”sebut Sazali.

Pemerintah juga akan membebaskan kawasan pulau banyak yang merupakan ikon pariwisata Aceh Singkil seluas sekitar 70 ha yang masuk kawasan Taman Wisata Alam (TWA), termasuk persoalan infrastruktur dan transportasi yang menjadi kendala akses lokasi pariwisata.

Ia mengajak para finalis duta wisata, untuk membangun karakter pariwisata sebagai wisata bersyariah, yang nantinya dapat “jual” ke luar daerah, provinsi maupun ke luar negeri.

AHMAD JEKI

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos