Model Keluarga Muslim Bahagia Dunia Akhirat

Model Keluarga Muslim Bahagia Dunia Akhirat
ILUSTRASI

Puncak Harganas memang sudah berlalu pada juni lalu, namun tema ini tetap menarik untuk di bahas. Keluarga adalah unit terkecil dari struktur dalam masyarakat. Banyak orang berharap dari didikan keluarga inilah lahir individu-individu bertaqwa. Yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Harapan yang sesungguhnya tidak terlalu muluk.

Di masa Rasulullah SAW keluarga-keluarga muslim merupakan model terbaik. Keluarga Ali ra, keluarga Zubair bin Awam ra, Keluarga Abbas bin Abdul Muthalib ra demikian juga dengan keluarga Rasulullah SAW, keluarga Umar ra dan keluarga Abu Bakar ra. Namun harus diingat keluarga yang menghasilkan individu bertaqwa juga didukung oleh masyarakat yang juga bertaqwa. Demikian juga suasana lingkungan baik yang di bangun oleh negara. Madinah adalah model terbaik bagi prototype negara yang memberikan perlindungan bagi keluarga untuk mewujudkan individu luar biasa dalam percaturan peradaban dunia. Artinya keluarga bahagia tidak bisa berdiri sendiri. Ada unsur lainnya seperti masyarakat dan Negara.

Iklan Pemkot Baubau

Harganas pada 26 Juni 2019 lalu mengusung tema “Hari Keluarga, Hari Kita Semua”, dengan slogan “Cinta Keluarga, Cinta Terencana”, akan terwujud sempurna jika peran negara maksimal dalam mewujudkannya. Bukan sekedar ceremonial tiap tahun, namun tidak memiliki capaian yang pasgi. Kita tau hari ini bagaimana kasus-kasus kenakalan remaja belum terselesaikan. Hal seperti ini tidak bisa di serahkan pada keluarga semata. Belum lagi kasus kekerasan dalam rumah tangga, ketahanan ekonomi keluarga dan sejumlah persoalan krusial lainnya. Semua butuh peran elemen lainnya. Dan Negara yang paling besar perannya dalam menyelesaikan problem krusial yang selama ini menjadi momok dan ketakutan dalam keluarga.

Jadi yang harus menjadi catatan dalam setiap hari keluarga adalah sejumlah problem krusial itu turun atau bahkan terhapus. Bukan sekedar capaian bahwa keluarga tersebut telah mampu menekan angka kelahiran dan setiap anggota keluarga produktif dalam aspek ekonomi. Sungguh ini menjadi sangat jauh dari tujuan tema yang diusung.

Islam adalah dien sempurna yang mengatur segala interaksi manusia. Termasuk didalamnya mengatur masalah keluarga. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang didalamnya terdapat interaksi yang baik dan semua memiliki tujuan dalam menggapai ridho Illahi.

Untuk itu maka landasan dalam hidup berkeluarga adalah aqidah Islam dan lillah. Maka dibutuhkan edukasi tentang hidup berkeluarga ketika laki-laki dan perempuan akan menikah. Semua itu mestinya di selenggarakan oleh Negara dengan memaksimalkan peran lembaga yang menaunginya. Seperti KUA atau lembaga perkawinan lainya.

Inilah seharusnya yang dilakukan oleh negara dalam mewujudkan keluarga muslim bahagia dunia-akhirat. Wallahu’alam bi Showab

DWI AGUSTINA DJATI, TINGGAL DI SEMARANG

Komentar