Joko Widodo dan Ma’ruf Amin resmi ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilihperiode 2019-2024, penetapan ini usai rapat pleno yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Jokowi mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan rakyat Indonesia yang diberikan kepada dirinya dan Ma’ruf Amin. Jokowi mengungkapkan akan membawa Indonesia maju di kancah dunia, membawa seluruh rakyat Indonesia menuju indonesia maju yang bermartabat sejajar dengan negara-negara lain di dunia. (www.vivi.co.id/30/6/2019)
Indonesia Masih Terpuruk
Tak terasa sudah 73 tahun Indonesia merdeka dari bentuk penjajahan fisik, di depan mata dunia. Pergantian pemimpin demi pemimpin hingga saat ini, sudah juga disaksikan oleh rakyat. Namun, kepemimpinan yang sudah lama dijalankan, tidak juga memberikan pengaruh signifikan pada negeri yang dikenal sebagai poros maritim ini. Baik dalam bidang perekonomian maupun politik dalam dan luar negeri.
Indonesia, di mata dunia masih dikenal dengan negara pengekor. Seluruh sektornya, masih juga terkungkung oleh penjajahan kapitaisme global. Arah kebijakannya masih bergantung pada negara kafir imperialis. Faktanya, keberhasilan kepemimpinan Indonesia belum juga di akui oleh dunia hinga saat ini.
Menurut sistem internasional, negara di dunia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok price center sebagai pembuat kebijakan, dan kelompok price taker sebagai kelompok yang menerima kebijakan internasional.
Negara yg termasuk price center adalah sebagian negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat hinggaCina, Jepang, Korea Selatan. Sementara Indonesia saat ini termasuk negara price takerdan beberapa negara lainnya. Sebab, segala kebijakan politik luar negerinya tidak mandiri dan masih terikat dengan sistem politik dunia yang mendominasi saat ini yakni kapitalisme global. Indonesia masih tunduk pada negara imperialis.
Dapat dilihat dari bidang ekonomi. Indonesia masih sajaterlilitjebakan utang, baik itu pihak swasta maupun utang luar negeri. Segala pembangunan infrastruktur yang dibangun hingga saat ini, seluruhnya diambil dari pinjaman oleh negara lain. Semua ini akibat dari kebijakan neoliberal yang makin membuat Indonesia terjerat utang, yang sampai sekarang negara tak mampu untuk membayar hutang tersebut.
Kata Abdurrahman al-Maliki “Utang luar negeri untuk pendanaan proyek, adalah cara paling berbahaya terhadap eksistensi negeri Islam. Utang juga merupakan jalan untuk menjajah suatu negara.”
Untuk sumber daya alamnya pun melimpah ruah, namun belum nampak kesejahteraan yang diberikan pada masyarakat. Tingkat pengangguran dan kemiskinan masih sangat tinggi, keadilan tidak merata dalam mata hukum, bencana alam, kekeringan negeri bahkan kekeringan spiritual yang melanda generasimuda hingga menyebabkan krisis moral dan perilaku. Semua problematika dan krisis berkepanjanganini , belum juga nampak kapan berakhirnya.
Rakyat yang seharusnya menerima hak kolektif berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan secara gratis, masih menjadi wacana dan janji palsu yang diumbar saat kontestasi politik berlangsung.
Semua ini akibat hegemonikapitalisme yang merupakan akar dari semua permasalahan ini. Intinya, tidakakan ada perubahan yang berarti selama Indonesia masih mengadopsi sistem kapitalisme sekuler. Indonesia wajib berlepas diri dari cengkraman sistem sekuler kapitalisme neolib. Sesungguhnya, pemikiran dan sistem yang lahir dari ideologi ini adalah musuh yang nyata bagi Indoensia. Ini adalah pangkal kerusakan yang terjadi di negeri ini.
Maka untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju bukanlah hal mudah. Butuh kekuatan sisem ekonomi, politik dan sistem kepemimpinan yang mumpuni untuk mencapai hal tersebut. Maka diperlukan revolusi politik dan ekonomi untuk sistem keuangan yang kokoh, berlandaskan sistem politik kuat yang tidak didikte negara lain.
Kembali Pada Sistem Islam
Syarat menjadikan Indonesia maju hanyalah dengan menerapkan basis ideologi yang kuat. Di mana ideologi yang benar menjadi dasar terbangunnya sistem aturan dalam menjalankan kehidupan, termasuk urusan negara dan rakyat, maka sistem Khilafah lah yang memiliki kemandirian politik dan kekokohan sistem ekonomi.
Maka lebih tepatnya, ideologi Islam lah yang akan mereposisi indonesia menjadi negara kuat dan mampu melawan hegemoni kapitalisme. Islam akan mengarahkan negeri ini pada perubahan mendasar.
Ideologi Islam yang terdiri dari akidah dan syariah Islam akan mampu memberikan kebaikan untuk negeri ini baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, serta urusan politik pemerintahan. Bukan hanya dalam negeri, tetapi juga Islam menyebarkan kebaikannya untuk seluruh umat manusia, karena makna Islam Rahmaan Lil ‘Alamin adalah seperti itu.
Kita memang melihat negara-negara penganut ideologi kapitalisme, memang maju jika dilihat dari taraf hidup dan teknologinya, namun problematika kemiskinan, kerusakan moral hingga masalah kesejahteraan yang tak teratasi, justru menjadikan ideologi ini tak layak dianut sebagai sistem kehidupan, ini akibat nilai sekuler dan liberal yang dianut ideologi ini
Olehsebab itu, jika menginginkan negara Indonesia maju, wajib meninggalkan sistem kapitalisme. Syarat negara maju adalah hadirnya ideologi Islam yang berasal dari Allah SWT. Ideologi Islam pasti akan mereposisi Indonesia menjadi negara mandiri dan kuat, sebab yang paham akan kekurangan dan kelebihan manusia hanya Allah SWT. Yakinlah Indonesia mampu melawan hegemoni kapitalis saat ini.
Kesimpulannya, hendaknya seorang Muslim berfikir untuk meruntuhkan pilar-pilar kapitalisme yang selama ini membelenggu negeri ini. Menyadari akan bobroknya sistem ini. Mendakwahkan Islam adalah solusi dari permasalahan negeri ini. Dengan ini semua, maka kebangkitan Islam yang kita rindukan tidak lama lagi tegaknya. Wallahu ‘alam bi ash-shawwab
RIMA SEPTIANI
Komentar