Bupati Wakatobi Arhawi iku menghadiri acara pesta panen rumput laut warga desa Liya raya (Liya Mawi dan Bahari) Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (29/07/2109).
Acara panen massal yang dilakukan para petani desa tersebut, sebagai bentuk syukur para petani, pasalnya, pada musim tahun ini hasil panen petani melimpah. Tak lupa, peran pemerintah juga telah membantu para petani setempat dalam pembudidayaan jenis tumbuhan alga tersebut.
Bupati Wakatobi Arhawi mengatakan, petani rumput laut di daerah merupakan bagian penting untuk digenjot hasil produksinya, sehingga pemerintah daerah maupun pemerintah desa telah memikirkan, utamanya soal kesejahteraan petani. Hal tersebut juga telah tertuang dalam visi pemerintah saat ini, sebagai kawasan maritim.
Ia menjelaskan, ada tiga konsep yang termuat dalam misi maritim yakni konsep perdagangan antar pulau, konsep dasar laut, menjadi peranan DKP mendorong pertanian rumput dan bawah laut, dan konsep pariwisata berkelanjutan.
“Olehnya itu, berdaya saing yang dimaksud visi daerah adalah mendorong kemampuan kompetitif seluruh elemen. Misal saja, dengan ongkos sedikit para petani bisa menghasilkan nilai tambah lebih besar apalagi Wakatobi memiliki potensi luar biasa,” ucapnya.
Arhawi berharap, melalui pendampingan yang telah dilakukan NSLIC bagi para petani rumput laut dapat memberi manfaat bagi peningkatan hasil produksi rumput laut ditahun-tahun selanjutnya.
“Kami yakin dengan pendampingan NSLIC ini petani agar-agar bisa berkembang. Dari 80-201 ton kering lebih perbulan bisa panen mudah-mudahan kedepan ditingkatkan hingga 400 ton perbulan,” harapnya.
Seorang Petani Rumput Laut, La Juma menuturkan, rasa terima kasih pada pemerintah. Melalui peran serta pemerintah bersama lembaga pendampingan NSLIC sehingga para petani dapat merasakan hasil panen yang lebih baik. Kendati ia berharap, pemerintah secara terus menerus dapat memerhatikan mereka.
“Kami berterima kasih atas bantuan semua pihak terutama Pemda Wakatobi bisa berhasil membantu kami sehingga baik hasil produksi dari 80 bisa naik 201 ton kering agar-agar kami juga akhirnya bisa menetepkan harga jual hingga 21 ribu perkilo,” ucapnya.
Ia melanjutkan, ada sebanyak 176 Kepala Keluarga (KK) merupakan petani di Desa Liya, yang rutin mengelola hasil rumput laut. Ia mengatakan, kendala yang dihadapi oleh para petani saat ini sulitnya stok bibit yang belum tersedia memadai, selain itu tempat penjemuran dan kestabilan harga jual.
“Harapan kami kedepan kami ke pemerintah semoga persiapan bibit tiap tahun ada, demikian resi gudang dimanfaatkan agar para pengumpul tidak lewat kota Baubau lagi,” ungkap La Juma.
Hal itu dibenarkan oleh perwakilan National Support Local Investment Climate (NSLIC), Muhidin, bahwa lewat hasil kultur jaringan atau yang dikenal dengan Spesie F1 petani rumput laut tak kesulitan memperoleh bibit unggul dan Desa Liya Bahari baru mendapat bantuan sebanyaj 150 Kg oleh PT baruna sumber sejahtera.
“Bulan Mei kemarin, bantuan di berikan dan sekarang bibit unggul itu sudah dikembangkan dengan menghasilkan perbandingan 1:5 atau 1 kilo dapat 5 kilo bertambah produksinya tiap panen kurun waktu 30 hari lamanya,” ucapnya.
RUSDIN
Komentar