Suasana politik di Buton Utara pasca Pilkada 2015 dapat disebut sebagai politik yang tanpa riak dan gejolak. Pernah ada gerakan ABULAPAR yang mencipta riak, namun eksistensi gerakan itu tidak berumur panjang. Selebihnya, tidak ada riak politik yang berarti sebagaimana yang pernah dihadapi di era kepemimpinan Ridwan Zakariah.
Dalam situasi politik yang tanpa riak, tidak ada pula dialektika dan dinamika yang cukup berarti untuk merangsang persaingan gagasan diantara para politisi juga birokrat yang tengah bercokol di dalam pemerintahan. Kalaupun ada dinamika, itu sebatas dinamika yang internal dan tidak layak muncul di permukaan.
Suasana politik seperti ini mencipta kebekuan dan kebosanan di tengah masyarakat. Pemerintah dan politisi selalu tampil dengan wacana yang itu-itu saja. figurnyapun itu-itu saja, membosankan.
Kejenuhan itu mulai pecah ketika muncul nama Aswadi Adam dalam perbincangan publik. Pada awal April lalu, ia datang menghibur masyarakat yang jenuh terhadap upacara ceremonial ala pemerintah dengan menghadirkan Fildan Rahayu, artis jebolan D’Academy Indosiar idola banyak orang di Buton Utara.
Sejak saat itu, nama Aswadi hampir selalu muncul dalam percakapan publik. Ditambah lagi dengan gerakan sosial yang dimotori oleh teman-teman seangkatannya serta gerakan amal yang dilakukannya membuatnya mulai terterima di hati banyak orang. Tidak mengherankan jika namanya mulai muncul dalam bursa calon bupati Buton Utara pada Pilkada 2020 mendatang.
Kenapa namanya tiba-tiba dikaitkan dengan perhelatan politik?
Jawabannya cukup sederhana, ini adalah pertanda bahwa apa yang dilakukan oleh Aswadi Adam hari ini adalah apa yang selama ini abai dilakuan para politisi di Butur. Oleh sebab itu, kehadirannya di tengah kejenuhan ibarat angin segar yang menghangatkan terik. Masyarkat butuh politisi seperti dia.
Kehadiran sosok baru seperti Aswadi dalam peta politik Buton Utara hari ini kembali mencairkan dinamika yang mulai beku. Popularitasnya yang mulai menanjak adalah ancaman bagi politisi yang telah lama membangun karir di Buton Utara dan punya prospek politik masa depan yang menjanjikan.
Aswadi dapat menjadi batu sandungan bagi orang-orang seperti itu. Ia hadir dengan gaya yang tidak biasa. Kedermawanannya adalah tamparan telak atas laku politik yang hanya mementingkan diri sendiri.
SUPARDIN ANILY
Komentar