Kontestasi Politik Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang akan diselenggarakan pada September mendatang, secara serentak di beberapa daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten menjadi ajang pesta demokrasi yang sudah mulai menyita perhatian masyarakat.
Di Kabupaten Wakatobi khususnya, ada banyak yang baik secara terang-terangan maupun masih tersirat untuk mengikuti ajang pesta lima tahunan tersebut. Banyak diskusi-diskusi politik yang mulai menimbang-nimbang figur yang menyatakan ingin menjadi bagian dari ajang kontestasi pesta demokrasi tersebut, kendati salah satu figur yang menyita perhatian masyarakat adalah Calon Petahana sebagai calon kuat yang diprediksi akan kembali memenangkan kontestasi lima tahunan tersebut yakni Bapak H. Arhawi, SE. MM.
Ada beberapa alasan rasional dan objektif yang menjadi pertimbangan sehingga Calon Incumbent masih diprediksi akan melenggang untuk melanjutkan masa jabatan pemerintahan periode kedua hingga 2026. Satu hal yang paling menarik adalah kekuatan Partai Politik besutan Calon Petahana di Kabupaten Wakatobi yakni Partai Golkar dengan perolehan 9 kursi DPRD yang melampaui prestasi Partai Lain sejak sekian tahun ber Wakatobi.
Disisi lainnya, ada investasi politik yang pernah ditorehkan oleh calon petahana pada kontestasi Pilgub Sultra melalui keterlibatan Bung Achmad Aksar Sebagai Ketua Satuan Kerja Pemenangan yang memenangkan Pasangan Calon Gubernur Sultra, Bapak Ali Mazi-Lukman Abunawas yang diusung oleh koalisi Partai Golkar-Nasdem cs, keterlibatan Tim Satuan Kerja Pemenganan dibawah Komando Bung Achmad Aksar tentu akan menjadi nilai plus sekaligus ikatan historis perjuangan politik dimata Gubernur Terpilih, Bapak Ali Mazi, sehingga kedekatan itu juga yang membuat lahirnya wacana bahwa ada peluang yang begitu besar untuk terjadi Koalisi Golkar-Nasdem di Pilkada Wakatobi dan Pak Ali Mazi tentu akan memberi efek positif dalam konteks politik kepada Calon Petahana bila terjadi koalisi partai tersebut.
Hal kedua, bahwa ada peluang koalisi Nasional akan memvirusi peta koalisi tingkat daerah dimana Koalisi PDIP, Golkar dan Nasdem menjadi kekuatan Politik yang mengantarkan Presiden Jokowi ke Periode Kedua berpasangan dgn Bapak KH. Ma’ruf Amin, kalau ini terjadi pula di daerah termasuk Wakatobi maka semakin meyakinkan Publik Wakatobi bahwa Pilkada Wakatobi telah “Selesai” sebelum Pertandingan dimulai dan memperkuat Keyakinan Bahwa Calon Bupati Petahana akan Melenggang Dengan mudah untuk melanjutkan Pemerintahannya ke Periode Kedua.
Dengan terbuka lebarnya peluang Koalisi Golkar – PDIP – Nasdem dan partai politik lain yang memiliki kesepemahaman ide dan gagasan untuk membangun Wakatobi maka akan menjadi sejarah baru dalam perpolitikan tingkat daerah, dimana Putra-Putra Terbaik Sulawesi Tenggara yang telah telah teruji mampu berkiprah baik pada skala daerah maupun secara nasional akan berada pada satu Panggung yang sama.
Sebut saja, Bapak Ridwan, BAE Sebagai Ketua DPD Golkar Sultra (Bupati Muna 2 periode / Anggota DPR RI), Bapak Ir. Hugua sebagai Tokoh PDIP Sultra (Bupati Wakatobi 2 Periode / Anggota DPR RI terpilih dari PDIP) dan Bapak Ali Mazi, Kader Partai Nasdem plus Gubernur Sultra, tentu akan memberi efek positif bagi calon petahana dan pasangan calon wakilnya nanti bila koalisi yang dimaksudkan terjadi.
Peta kekuatan ketiga partai tersebut di DPRD Wakatobi sebesar 17 Kursi atau 68 persen dari total jumlah kursi DPRD Wakatobi dan itu adalah kekuatan yang sangat rasional kalau dinilai akan mampu mengantar Calon Petahana untuk memenangkan Pilkada dengan Mudah, dan sangat tidak menutup kemungkinan ada partai2 lain yang ikut serta dalam koalisi tersebut sehingga wacana Bupati Petahana berpeluang melawan Kotak Kosong pula adalah sesuatu yang sangat terbuka untuk terjadi dan itu sangat rasional bila menilai peta koalisi yang mungkin terjadi.
Dalam mengamati eskalasi politik tingkat lokal Wakatobi, kami melihat bahwa belum ada figure Bakal Calon Peserta Kontestasi Politik Pilkada Wakatobi yang Secara vulgar Mengkonsolidasi diri dan menyatakan kesiapan untuk menjadi mitra tanding dari Calon Petahana. (**)
Hasriaddin, S.Sos (HARDHA)
Penulis merupakan Aktivis Pemberdayaan / Pengamat Politik
Komentar