Kapolres Baubau: Operasi Patuh untuk Tekan Pelanggaran, Ciptakan Kamseltibcarlantas

Kapolres Baubau: Operasi Patuh untuk Tekan Pelanggaran, Ciptakan Kamseltibcarlantas
Polres Baubau memulai Operasi Patuh Anoa 2019. (FOTO: JELITA SRI RAHAYU/TEGAS.CO)

Kepolisian Resor (Polres) Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) memulai Operasi Patuh Anoa 2019, Kamis (29/8/2019).

Kapolres Baubau, AKBP Hadi Winarno, mengungkapkan operasi digelar untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sehingga tercipta keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) yang mantap di wilayah hokum Polda Sultra.

Selain itu, sambung dia, untuk mewujudkan polantas sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik.

“Ketentuan cara bertindak dalam operasi ini dilaksanakan dengan mengedepankan kiat penegakan hukum lantas sebesar 60% serta memberikan tindakan preventif,” ujar Hadi.

Hadi menyebut, secara nasional sasaran dalam operasi ini yaitu pelanggaran penggunaan helm non-SNI, melawan arus, penggunaan Hp saat berkendara, berkendara di bawah pengaruh alcohol, melebihi batas kecepatan, pengendara di bawah umur, tidak menggunakan safety belt, dan penggunaan lampu rotator atau strobe.

“Kami fokuskan pada tiga jenis pelanggaran sesuai dengan karakter wilayah yang sering terjadi yaitu penggunaan helm non-SNI, pengendara di bawah umur, dan pelanggaran melawan arus,” terangnya.

Hadi memastikan, operasi patuh ini akan dilakukan secara professional, bermoral, dan humanis tapi tetap tegas. Ini untuk menekan angka kecelakaan dan membangun optimisme masyarakat terhadap citra lantas.

Disebutkan, operasi ini melibatkan 50 personel yang melakukan pemeriksaan di jalur rawan kecelakaan. Tujuannya, untuk menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.

Hadi berharap, satlantas dapat menegakan hokum dengan penuh rasa tanggung jawab dan profesional. Serta benar-benar menujukan sikap sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat.

JELITA SRI RAHAYU

Komentar