Film merupakan salah satu sarana media yang digunakan untuk mempropagandakan nilai-nilai kehidupan yang terkadang menjadi tuntunan masyarakat meski itu pro ataupun kontra terhadap kebudayaan atau nilai–nilai kehidupan masyarakat, tak memperhatikan apakah hal yang di sajikan itu mampu membawa kemaslahatan ataupun kemudharatan dalam kehidupan.
Dalam sajian dalam film SIN yang bergenre drama- romantis yang tema dalam film ini kontroversial karena bercerita tentang kakak-beradik yang saling jatuh cinta (VIVA.co.id, (4/10/2019). Film SIN adalah film yang di adaptasi dari novel best seller tahun 2017 dengan judul yang sama, hingga di bintangi banyak aktor top hingga dirilis di bioskop-bioskop pada tanggal 10 Oktober 2019.
Film ini bukanlah film yang pertama kontrversi di putar di layar bioskop Indonsesia, namun dari sajian totonan film-film sebelumnya pun sudah mendapat kontroversi. Dibalik produksi sajian seperti ini adalah keuntungan materi yang sebenarnya hendak di capai berbasis bisnis dan komoditas industrialisasi, sehingga film ini dibuat semenarik mungkin yang nantinya mampu diterima di seluruh khalayak. Ketika hal ini dianggap biasa saja akan menjadikan ahklak generasi bangsa ini semakin terkikis jauh dari nilai islam, yang semakin bebas tanpa aturan.
Ketika gaya hidup bebas yang menerpa masyarakat cinta saudara sendiri (inses), LGBT, hubungan sesama yang sampai akhirnya mereka memiliki anak (TEMPO.co.id, 5/10/2019).
Hingga gaya hidup ini dianggap biasa saja maka kondisi generasi muda saat ini, begitu miris. Pasalnya pergaulan bebas merebak tak terkontrolkan hingga menimbulkan perilaku menyimpang.
Yah, kemajuan globalisasi membuat kita mudah menyerap informasi yang tanpa sadar mengubah gaya hidup dari apa yang menjadi sajian yang dilihat dilingkungannya ataupun sosial media yang dilihat.
Sekulerisme Penyebab Rusaknya Generasi
Masuknya paham sekulerisme di indonesia, pemahaman ini begitu terbuka menggencarkan pemisahan kehidupan dunia dengan urusan agama. Hal ini di anggap benar oleh masyarakat modern saat ini dimana sekulerisme dan kemajuan komodernan zaman dianggap menjadi hal yang tak terpisahkan, dalam artian bahwa sebuah masyarakat yang modern jika masyarakat tersebut sekuler.
Propaganda barat dalam menyerang kaum muslimin saat ini begitu gencar, dari berbagai sisi kehidupan yang menyusupi dari sistem sekuler yang diterapkan, yang mengubah cara pandang masyarakat bahwa agama itu tak begitu penting dalam mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat.
Jika tidak ada landasan akidah dan pemahaman yang baik dalam agama, maka benteng untuk melindungi perilaku individu atau masyrakat dalam menghadapi pemikiran materialis dan sekulerime begitu muda untuk dihembuskan, sehingga diperlukan adanya penanaman pemahaman agama dalam menjalankan segala bentuk aktivitas yang dilakukan sesuai dengan syariat yang telah Allah SWT tetapkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist.
Hal inilah yang akan membawa individu dan masyarakat dalam berbuat. Yang memiliki batasan halal-haram, boleh-tidaknya suatu tindak perbuatan yang akan dilaksanakan begitu pula mampu menyaring pemahaman baru yang tidak di sadur begitu saja.
Islam Solusi Kerusakan Generasi Saat Ini
Akhlak generasi masyarakat sangat menentukan kemajuan generasi hal ini menjadi faktor terpenting dalam membina suatu umat dan membangun suatu bangsa.
Tiga pilar pembentuk masyarakat berakhlak mulia yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain yakni:
- Pembinaan individu untuk mewujudkan ketakwaan individu. Inilah peran muballigh/muballighoh untuk membina individu dengan keimanan yang kuat, memahamkan sayariat-Nya baik masalah ibadah, tata pergaulan, ekonomi, pendidikan, pemerintah dan sebagainya.
- Kontrol masyarakat terhadap amar makruf dan nahi mungkar, hal ini akan terwujud apabila masyarakat sudah mempunyai pandangan yang sama, yang mengontrol jika individu melakukannya peran masyarakatlah yang akan mengingatkan dengan pembinaan yang dilakukan muballigh/muballigho.
- Negara yang menerapkan aturan syariah, tentunya aturan ini membawa kebaikan yag berasal dari hukum-hukum Allah SWT yang membawa maslahat yang jiak diterapkan akan menentramkan tidak hanya kaum muslim tetapi juga non muslim.
Dalam islam pembuatan film seharusnya memperhatikan hal- hal seperti isi film yang tidak bertentangan dengan dengan norma agama, tidak ada adegan berduaan yang keduanya buka mahrom, mengumbar aurat, dan turan lainnya.
Sehingga film tersebut dapat menjadi sarana dakwah yang mampu membimbing ummat hingga menjadi tuntunan sesuai syariat, yang akan mewujudkan masyarakat yang berahlakul kharimah dan mewujudkan peradaban generasi yang unggul dan mulia. Wallahu a’lam bish-shawab.
MEGA