Output Pendidikan Cerminan Kualitas Pendidikan

Output Pendidikan Cerminan Kualitas Pendidikan
Aiysah.

Pendidikan itu harusnya melahirkan generasi berkualitas. Karena mereka aset bangsa yang mahal dan tak ternilai harganya. Ditangan merekalah maju mundunya suatu bangsa dimasa depan. Mereka memiliki semagat yang sulit dipadamkan. Tapi faktanya pendidikan saat ini banyak melahirkan aoutput yang rusak dari sisi moral.

Seperti dilansir dari detiknews di Manado Alexander wapangkey (54) guru SMK Ichthus Manado ditikam muridnya berinisial F, yang tak terima teguran karena merokok di lingkungn sekolah. Korban dibawa ke RS Angkatan Udara dan sempat dirujuk di RS Malalayang, Manado dan dinyatakan meninggal dunia (24/10).

Iklan Pemkot Baubau

Seorang murid seharusnya menghormati gurunya. Namun hari ini murid malah tega menganiaya gurunya bahkan sampai memegang nyawa.

Pendidikan saat ini hanya fokus pada lahirnya output yang siap kerja namun abai dari pembangunan karakter yang berakhlak mulia.

Fokusnya Pemerintah terhadap terwujudnya output yang siap kerja semakin jelas saat Presiden Jokowi meminta Nadiem Makarim (mentri pendidikan) untuk membuat terobosan di dunia pendidikan. Ia ingin pendiri gojek itu menyiapkan sumber daya manusia siap kerja dan usaha.

” Kita akan membuat terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM, SDM yang siap kerja, siap berusaha, yang link and matched antara pendidikan dan industri, ucapnya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10).

Sungguh sangat disayangkan melihat fakta diatas bagaimana tidak, nasib pendidikan Indonesia berada ditangannya. Pendidikan karakter yang diharapkan mampu memberikan solusi terhadap persoalan generasi khususnya pelajar belum dapat membuahkan hasil. Bebagai persoalan tiap tahun dijumpai dari persoalan kurikulum, hingga persoalan kebijakan seperti pemerataan peserta didik, hingga sistem zonasi yang menuai pro dan kontra.

Dari sini terlihat bahwa dunia pendidikan kita belum menemukan apa yang menjadi pemikiran mendasar yang kokoh yang akan dijadikan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi. Tidak bisa dipungkiri bahwa inilah buah pendidikan sekuler ketika agama tidak diberi ruang dalam mengatur negara karena negaralah sebenarnya penentu kebijakan pendidikan.

Mengapa pendidikan indonesia dari dulu sampai sekarang masih begitu- begitu saja ? Karena dalam sistem sekuler tidak pernah memberikan solusi yang mendasar, berbagai solusi yang disuguhkan semuanya bersifat parsial tidak menyentuh akar persoalan dan tidak sedikit solusi diberikan dengan jalan kompromi dan berdasarkan asas kemanfaatan belaka.

Bagaimana mungkin bisa mencetak generasi yang cemerlang jika kebijkan dalam dunia pendidikan ini kontradiktif yang sejatinya tujuan pendidikan yakni menuntut ilmu agar menciptakan manusia yang beriman dan produktif. Malah menyiapkan pendidikan yang siap kerja artinya dunia pendidikan fokus menjadikan generasi pekerja bukan generasi pemimpin.

Dalam sistem pendidikan sekuler ini melahirkan orang yang mampu menguasai sains dan teknologi. Mereka hanya dituntut untuk mampu bersaing dalam prestasi dan akademik serta bagaimana pengembangan IPTEK.Tetapi disisi lain telah gagal membentuk kepribadian (syaksiyah islam) dan tsaqofah Islam. Agama hanya dijadikan sebagai pengatur dalam satu aspek yaitu ibadah ritual semata, tidak dijadiakan sebagai pengatur segala aspek kehidupan.

Kondisi ini sangat memprihatinkan dalam dunia pendidikan bahwasanya generasi muda yang merupakan investasi peradaban berada diujung tanduk kerusakan.

Islam hadir sebagai agama rahmatan lil a’lamin secara tuntas memberiakan solusi dalam berbagai persoalan bukan hanya bagi pemeluknya melainkan bagi seluruh umat manusia, tak terkecuali dibidang pendidikan.

Sejarah membuktikan output dari pendidikan Islam, lahirnya para cendekiawan muslim yang memimpin peradaban pada masanya, ibnu sina (Bapak kedokteran), Al-Khawarizmi (penemu aljabar dan angka 0), Ibnu Al-Haytham (Bapak Optik modern) dan masih banyak lagi yangvtidak hanya menguasai ilmu sains akan tetapi memahami ilmu agama. Bahkan penemuannya masih digunakan sampai hari sekarang.

Pendidikan dalam islam bukanlah sekedar transfer ilmu dan menyiapakan generasi untuk terampil dalam meraih kebutuhan materi untuk kehidupan yang layak. Secara global sistem pendidikan Islam terdiri dari input yang meliputi kualitas kepribadian, tujuan penciptaan, dengan memahami untuk apa dia diciptakan, dan kemana setelah kehidupan ini berakhir, dengan membawa amalan yang kelak akan dipertanggung jawabkan dihadapan sang pencipta.

Tujuan pendidikan dalam islam adalah membentuk kepribadian Islam pada setiap generasi muslim (memiliki pemikiran dan perilaku islam). Mempersiapkan generasi yang ahli disetiap aspek kehidupan baik ilmu agama maupun sains dan teknologi. Menjadi generasi pembangun dan pemimpin peradaban.

Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting, peran seoranv guru sebagai teladan, manggali dan mengoptimalkan potensi peserta didik dengan mengajarkan ilmu keislaman saintek, dan ilmu-ilmu lain yang diperlukan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah sehingga pada saat menempuh perguruan tinggi, aqidah peserta didik sudah matang.

Peran guru selanjutnya adalah mengevaluasi pengaruh pembelajaran terhadap sikap dan perilaku siswa di sekolah maupun diluar sekolah. Disini diperlukan adanya kerjasama antara sekolah, keluarga, masyarakat dan negara sebagai penentu kebijakan.

Apabila keempat kompenen ini telah menyatu maka terwujudlah generasi yang berkepribadian islam dan menghasilkan generasi yang unggul disegala bidang, generasi pemimpin peradaban bukan generasi pengikut dan penonton yang menjadikan kemanfaatan sebagai dasar tujuan aktifitasnya.

Solusi berbagai persoalan di dunia pendidikan bahkan persoalan apapun sudah sudah tersedia didalam al-qur’an dan as-sunnah tinggal digali sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ataukah terus mencari solusi yang tambal sulam dari hasil pemikiran manusia dengan mencampakkan keberadaan agama, yang belum pernah ditemukan kegemilangannya sepanjang sejarah manusia. Wallahu a’alam bishawab.

AIYSAH