Program bantuan bedah rumah di Desa Pumbolo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mangkrak. Terbengkalainya pekerjaan ini karena diduga kuat dananya ditilap.
Salah seorang penerima bantuan, John Patampang (39), warga Dusun IV Desa Pumbolo menyebut, saat ini ada 5 rumah terbenhgkalain. Satu unit di antaranya merupakan miliknya.
“Kok bisa dananya sudah habis, sementara rumah kami belum selesai dan belum bisa ditempati. Semua pemilik rumah mengeluh karena tidak ada yang selesai dikerjakan,” keluhnya.
John mengaku, dengan tidak selesainya pengerjaan rumah tersebut maka dirinya beserta anak istri harus memperpanjang masa menumpang di rumah keluarga.
Disebutkan, lima rumah yang terbengkalain tersebut merupakan milik dari Dg Bari Dusun III, Surianto Dusun I, Hamka, dan rumah Saruddin. Serta rumahnya sendiri.
“Pengelola dana bantuan hanya memberi upah tukang per rumah hanya Rp3 juta, sementara di RKAB upah tukang Rp5 juta. Sehingga banyak tukang sudah tidak mau melanjutkan pekerjaannya karena upahnya kurang,” katanya.
John mengungkapkan, sesuai RKAB rumah meliknya dianggarkan Rp 17.242.000. Biaya tukang Rp5.395.000.
“Untuk anggaran lima rumah seluruhnya Rp100 juta. Tapi anehnya, disampaikan ke kami dananya sudah habis,” ucapnya.
Penerima bantuan yang merasa ditelantarkan tersebut bingung mau mengadu ke mana. Karena kantor desa selalu kosong dan kades pun sulit dijumpai. Begitu juga ke pihak BPD, mereka juga sudah mengadu tetapi tidak kejelasan.
“Karena tidak ada tempat mengeluh lagi dan rumah sudah lama terkatung-katung begini, terpaksa saya kerja sedikit demi sedikit supaya bisa saya tinggali lagi,” ujarnya.
Sementara itu Kades Pumbolo, Muh Shaahir HS yang coba dikonfirmasi, nomor telepon genggamnya sedang tak aktif.
Selain kades, dua orang lainnya yang bertanggung jawab dalam program tersebut yakni ketua TPK Syahril dan kader teknik desa atas nama Muh Hamka.