Smart City, Maslahah yang Menuai Masalah

Smart City, Maslahah yang Menuai Masalah
Satriani.

Kolaka, BKK- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kolaka meresmikan command center sekaligus launching aplikasi sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi daerah (sidarsi), Senin (1/7).

Hal ini dilakukan sebagai salah satu program menuju Kolaka smart city. Command center yang digagas Dinas Kominfo Kolaka tersebut diapresiasi Bupati Kolaka Ahmad Safei. Sebab, keberadaannya dapat berperan penting dalam jalannya pemerintahan.

“Saya rasa ini patut kita apresiasi, dengan peresmian dan launching ini, Kolaka ke depan menjadi lebih maju dan berdaya saing, dalam hal memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Ahmad Safei usai meresmikan command center tersebut.

Untuk diketahui, commad center adalah fasilitas yang dirancang untuk menampilkan data dari berbagai sumber secara simultan sehingga mempermudah akses dan pengolahan data. Pada commad center pemda, salah satu fungsi terpenting adalah untuk menampilkan semua data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) secara real time.

Sultrakini.Com: Bandung – Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara akan mengembangkan konsep smart city dan E-government. Konsep itu dikembangkan 11 kabupaten/kota di Indonesia termasuk Koltim bersama Kota Bandung.

Dalam perjanjian ini, diterangkan bahwa Pemda memiliki tugas untuk melaksanakan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis secara bertahap, berkesinambungan, efektif, dan efisien dengan memanfaatkan berbagai potensi daerah yang dimiliki.

Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 363 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015, yang menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerintah daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.

Dalam kerjasamanya, Bupati Koltim, Tony Herbiansyah sebagai kedua dan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil sebagai pihak pertama. Pihak kesatu memandang perlu untuk melakukan benchmarking atau tolak ukur kepada pihak kedua, sebagai salah satu kota yang telah lebih dulu menerapkan konsep Smart City dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik bagi masyarakatnya, agar dapat diperoleh transfer pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pemerintah pada umumnya dan penyelenggaraan Smart City khususnya.

Kapitalis Akar Masalah

Di era digital saat ini memudahkan manusia  menghimpun data dengan cepat  dari aneka sensor yang ada dimana saja. Menciptakan  terobosan baru yang berdaya saing. Inilah kesuksesan Revolusi industry 4.0 dan salah satunya membantu kenerja pemda untuk melakukan tugasnya dalam menghimpun data terkait pembangunan daerah dan mampu mengatahui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) secara real time jadi smart city ini tidak terlepas dari tujuan dalam rangka mensejahtrakan rakyat  sesuai dengan amanat  konsitusi dengan pembangunan merata mendapatkan nilai keadilan social  namun itu semua belum mencapai taraf yang diharapkan dalampembangunan ini.

Definisi pembangunan  (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluru sistem social, seperti politik, ekonomi, infrastrukur, pertanahan pendidikan teknologi, kelembagaan dan budaya (Alexandar 1994) pendefinisian pembangunan sebagai transpormasi ekonomi dan budaya dari aspek pendidikan masih perlu dibenai baik dari mutu prasarana fasilitasi mengajar dan mutu krikulum pendidikan yang benar agar menghasilkan manusia yang berkualitas begitupun dalam perluasan kesempatan belajar untuk penduduk usia sekolah dan mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan tidak di bebeankan tuntunan biaya yang cukup tinggi sehingga orang tua tidak merasa terbebani dalam menyekolakan anaknya sampai tingkat pendidikan tinggi.

Namun faktanya masih  banyak orang tua tak mampu membiayai pendidikan anak dan pada akhirnya putus ditengah jalani, seperti dikutip dari Kolaka Mysultra.Com pada tahun 2017 bupati kolaka H Ahmad safei menyampaikan saat ini di kabupaten kolaka,terdapat sekitar 2.400 anak putus sekolah mulai tingkat SD hingga SMA.

Dari data angka partisipasi sekolah (APS)di kolaka menunjukan angka yang cukup renda pada tingkat usia 16-18 tahun,yakni sebesar 62,22 persen pada tahun 2017.Hal ini menunjukan banyaknya penduduk tidak lagi melanjutkan sekolahnya pada tingkat SMA dan diploma.

Angka tersebut menjadikan kolaka menduduki peringkat terendah dalam angka partisipasi sekolah pada jenjang usia tersebut yakni setelah kabupaten buton selatan dan kolaka utara.adapun gambaran pembangunan sekolah madrasah tepatnya di madrasah ibtidayah (MI)AL-Amin lara di desa  lara kecematan tiwaratu kabupaten kolaka timur.

Islam Punya Solusi

Islam sebagai din yang sempurna mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya menyangkut muamalah seperti pendidikan dan islam telah menyukseskan pendidikan yang bermutu dan terbukti peradaban islam mencetak banyak para ilmuan yang notabenenya dari orang –orang muslim,pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang vital sampai Rasulullah SAW mewajibkan pada ummatnya untuk menuntut ilmu, dalam hadist riwayat ibnu abdil barr  Raulullah SAW bersabda yang artinya’’ mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”karena ini suatu kewajiban maka pemimpin wajib memperhatikan apa yang dipimpinya/rakyatnya.

Sebelum datangnya islam, mayoritas penduduk arab buta huruf dan sangat tertinggal dan mempercayai tradisi nenek moyang yang tidak memiliki pengatahuan dengan kebangkitan islam mengantarkan manusia menujuh pada pemikiran yang cemerlang mulai dari zaman Rasullulah SAW dan khulafaur Rasyidin,bani ummayah bani abbasyiyah sampai khilafah bani usmaniyyah dan pada akhiirnya diruntuhkan pada tahun 1924 M.

Para ahli sejarah menyebut bahwa sebelum muncul sekolah dan universitas sebagai lembaga pendididkan forma,dalam dunia islam sesunggunya sudah berkembangan lembaga –lembaga pendidikan islam non formal diantaranya adalah masjid.Islam mengalami kemajuan dalam bidag pendidikan,terutama pada masa dinasti Abbasiyah.pada masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkebangan pesat diseluruh Negara islam hingga lahir madrasah-madrasa yang tidak terhitung banyaknya.

Pertanyaanya, dari mana biaya menerapkan pendidkan secara murah dengan fasilitas yang mempunih dari sistem Khilafah? jawabnnya adalah dengan pengololahan sumber daya alam yang benar sesuai dengan aturan syari’at maka akan dipastikan membawah rahmat bagi seluru alam baik manusia,hewan maupun tumbuhan.

Terlebih lagi, Negara tersebut memiliki sumber daya alam yang melimpah maka bisa dipastikan Negara tersebut akan mendapatkan pendidikan gratis  jangankan pendidikan gratis akan terselesaikan, tetapi rakyat juga tidak akan di bebankan pajak ,semua akan terkendali sesuai fitrah manusia, sebab tidak ada lagi kepentingan pribadi yang ada hanyalah ridho Allah SWT. Wallahu a’lam.

SATRIANI