Jaga Kelestarian, SKIPM Baubau Lepasliarkan Ketam Kenari

Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Baubau (SKIPM Baubau) bersama KSDA Wilayah I Muna Buton serta Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Baubau, melakukan pelepasliaran ketam kenari yang merupakan salah satu biota yang dilindungi.

Sebanyak 17 ekor ketam kenari atau biasa disebut kepiting kelapa diserahterimakan oleh SKIPM Baubau ke KSDA Wilayah I Muna Buton sekaligus dilaksanakan pelepasliaran di Kawasan konservasi Tirta Rimba kota Baubau, Selasa (14/01/20).

Kepala Seksi Wasdalin SKIPM Baubau, Abd Syukur Yasin mengatakan, ketam kenari tersebut diperoleh dari hasil sitaan petugas pengawasan SKIPM Baubau yang rencananya akan diberangkatkan ke Jakarta dengan motif pelaporan menggunakan komoditi rajungan.

“Setelah diperiksa oleh petugas pada saat pemberangkatan ditemukan adanya ketam kenari yang dilindungi maka dilakukan penyitaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengumpulan bahan keterangan oleh si pelapor tersebut menyatakan barang tersebut adalah barang titipan keluarganya yang berdomisili di Talaga, Kabupaten Buton Tengah,” bebernya.

Sementara itu, Kepala SKIPM Baubau, Arsal, S.St.Pi, M.P menyatakan penahanan ketam kenari dan pelepasliaran sebagai dasar untuk menjaga kelestariannya. Hewan ini termasuk salah satu yang dilindungi sesuai PeraturanPemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengaetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Di Kepulauan Buton seperti di pulau Siompu dan Kadatua dulunya kata beberapa masyarakat merupakan tempat salah satu habitat ketam kenari. Akan tetapi, sekarang sudah jarang terdengar keberadaan ketam kenari ini.

“Oleh karena itu harus kita jaga bersama kelestariannya kalau tidak akan terjadi kepunahan,” ujarnya.

Dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak karantina ikan, Arsal meminta kepada masyarakat dan pelaku usaha agar tidak melakukan penangkapan dan memperdagangkan komoditi tersebut.

“Kami dari SKIPM Baubau dan teman teman dari KSDA sudah sering melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya kelestarian biota ini, namun masih banyak terjadi eksploitasi sehingga betul-betul dibutuhkan komitmen untuk menjaganya agar lestari,” pungkasnya.

Tim Redaksi