Adegan dalam game dan film seakan-akan menjadi nyata. Manusia berubah menjadi zombie, kota-kota lumpuh dan mati. Tak menyisakan apapun kecuali puing-puing bangunan dan segelintir manusia yang masih selamat. Inikah akhir dunia ?
Barangkali beginilah suasana kebatinan warga dunia belakangan ini. Lebih-lebih lagi warga Asia termasuk Indonesia. Pemberitaan dan informasi yang mengucur deras memberitakan kengerian situasi kota Wuhan yang sedang terinfeksi.
Berbagai analisis dan opini yang beredar semakin menambah rasa ingin tahu masyarakat tentang peristiwa ini. Sesungguhnya apa yang terjadi ?
Apapun itu mari berdoa, semoga Wuhan kembali kondusif dan aman.
Segenap petinggi dan jajaran pemerintah tengah sibuk melakukan antisipasi, konsolidasi, strategi maupun langkah-langkah cepat dan praktis. Untuk menangkal segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Sebagian warga juga inisiatif berusaha melakukan pencegahan dini dengan cara memborong masker, pola hidup sehat, meningkatkan kewaspadaan baik di lingkungan sekitar, pasar dan tempat-tempat umum lainnya, dll.
Pembaca yang budiman. Saya meyakini bahwa seseorang menjadi sakit yang disebabkan oleh infeksi virus itu adalah hal yang sudah biasa dan terjadi selama ribuan tahun yang lalu.
Bisa terjadi kepada siapapun. Tingkat keparahan infeksinya bisa ringan sampai berat. Ada yang biasa-biasa saja sampai yang paling berat sehingga mengancam jiwa.
Banyak yang menganggap, bila tubuhnya menjadi sakit parah akibat infeksi virus itu menandakan bahwa virusnya sangat ganas dan berbahaya. Umumnya seperti itu pandangan di masyarakat.
Menurut mereka kalau virusnya biasa-biasa saja pasti tubuh akan mampu mengatasinya dan sebaliknya. Tapi jangan-jangan yang terjadi sesungguhnya tidak hanya itu.
Oleh sebab itu kita perlu memahami bahwa suatu virus bisa menyebabkan tubuh menjadi sakit, tidak hanya karena virusnya kuat. Akan tetapi sistem kekebalan (imunitas) tubuh sedang mengalami gangguan sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya virus bisa dengan mudah melumpuhkan tubuh tersebut. Oleh sebab itu seyogyanya yang menjadi fokus disini tidak hanya virusnya akan tetapi bagaimana kondisi tubuh sebelum mengalami infeksi.
Dengan memahami hal-hal sederhana ini, saya harapkan tidak ada lagi ketakutan-ketakutan yang berlebihan apalagi sampai paranoid. Dengan sembarangan men-tersangkakan kepada orang yang batuk, flu, sesak nafas, demam itu pasti berkaitan dengan virus ini.
Lalu mengambil tindakan gegabah yang bisa berakibat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, merugikan dan berdampak psikologis jangka panjang. Tindakan itu bukanlah tindakan yang bijaksana. Takut, no way !! Waspada, keren !!
Sahabat, coba kita pikir-pikir lagi, renung-renung lagi, baca-baca lagi. Percaya deh, seharusnya bukan kita yang takut. Justru virus-virus itulah semestinya yang takut kalau sampai berani mengganggu tubuh kita.
Mereka pasti tahu betapa ganasnya penampakan dan kinerja sel-sel kekebalan tubuh kita. Biasanya disebut sel imun. Sel-sel itu akan menelan tubuh mereka yang mungil secara hidup-hidup tanpa kompromi, basa-basi dan belas kasih, tanpa permisi.
Dalam istilah medis, proses itu disebut sebagai fagositosis atau peristiwa sel imun memakan dan menghancurkan antigen (sel asing). Itu terjadi karena berfungsinya mekanisme respons imun seluler (non spesifik).
Mungkin saja pertemuan virus dan sel imun tersebut tak direncanakan. Bersamaan dengan itu saat dia sadar, maka semuanya sudah terlambat dan segera tamat riwayatnya. Itulah hebatnya sel-sel imun tubuh kita.
Dan masih banyak lagi sel-sel imun yang kita miliki. Mereka mempunyai fungsi dan tugas yang bermacam-macam. Lebih lanjut tentang sel imun ini akan kita uraikan lagi di lain kesempatan.
E dodoee… Kalau so tau bagini, kiyapa torang mo tako dang !! Aunty, Uncle brani jo ! Jang tako…
Sejatinya, virus tetaplah virus. Tetap sebagai organisme/makhluk bernyawa dengan tipe kelas “rendah” yang juga mempunyai batas usia seperti makhluk-makhluk lain. Bukannya immortal (tidak bisa mati). Inga’ inga’ !!
Selain itu mereka juga tidak dibekali kemampuan dan kecerdasan untuk berpikir kompleks layaknya manusia. Meskipun tergolong makhluk kelas rendah, virus-virus ini tetap mempunyai insting berkembang biak dan bertahan hidup.
Tidak perduli organisme kelas apa yang akan dihadapinya. Yang pasti saat ada kesempatan disitulah dia ditakdirkan berada. Yang kita anggap sebagai ancaman berbahaya, sesungguhnya itu adalah cara agar dia bisa bertahan hidup.
Sahabat, agar lebih dalam lagi pemahamannya dan untuk membuka lebih lebar cara berpikir kita. Setelah ini akan kita bahas khusus tentang virus. Stay tune !!
VIRUS
Istilah mikrobioma mungkin sudah banyak dilupakan. Mikrobioma adalah seluruh mikroorganisme yang hidup di dalam tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
Mikrobioma yang hidup dan tinggal dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri atas bakteri, eukariotik, archaea dan sebagian kecilnya adalah virus. Mikrobioma berperan pada pengaturan proses biologis dan fisiologis tubuh manusia.
Adanya disfungsi sistem imun dan kesalahan regulasi inflamasi merupakan penyebab non-communicable disease and conditions (NCDs). Selain itu, gangguan pada mikrobioma dapat meningkatkan risiko infeksi.
Gangguan pada mikrobioma berkaitan dengan penyakit-penyakit NCD (Non-Communicable Disease and Conditions) diantaranya asma, alergi, autoimun (diabetes, rheumatoid arthritis, distropi otot, multiple sclerosis, fibromialgia), obesitas, autisme dan alzheimer.
Lebih lanjut silahkan download literaturnya :
https://media.neliti.com/media/publications/61932-none-485ae30b.pdf
Sampai disini, semoga semakin terang benderang. Bahwa tidak semua virus itu menyebabkan penyakit bahkan mereka juga adalah komponen mikrobioma yang mampu bekerjasama dengan tubuh manusia sepanjang hidupnya.
Sel-sel imun tubuh kita dengan cerdas mampu mengenali siapa lawan (pathogen/antigen) dan siapa kawan sehingga virus tersebut bisa tetap hidup tentram mendiami tubuh manusia sampai akhir hayatnya. Istilahnya adalah simbiosis mutualisme.
Mengutip tulisan seorang guru besar ilmu virologi Universitas Negeri ternama, bahwa cara terbaik untuk pencegahan penyakit akibat virus adalah dengan cara vaksinasi. Begitupun Bill Gates pernah juga mengatakannya dalam sebuah forum.
Menjadikan vaksinasi sebagai tulang punggung dalam penanganan penyakit virus itu sah-sah saja. Teknologinya sudah ada dan memang itulah praktik yang telah dilakukan dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.
Sahabat, sebelum memutuskan akan melawan virus menggunakan vaksin konvensional maupun vaksin modern maka wajib hukumnya dilakukan pengkajian, pengujian, percobaan dan pembuktian ilmiah dalam sebuah penelitian.
Apapun hasilnya, baik atau buruk itu harus dipublikasikan secara luas dan bisa diakses oleh semua pihak (transparan). Hasil penelitian itu juga harus bisa menjelaskan seberapa besar efektifitasnya, efek samping, resiko, berikut metode dan asal muasal vaksin tersebut dibuat.
Bukan karena adanya suatu wabah, lantas dianggap sebuah urgensi sehingga dibolehkan mengambil langkah secara gegabah dan sporadis tanpa memperdulikan hal-hal tersebut diatas. Jangan sampai tindakan kita justru membuat gangguan pada mikrobioma tubuh dan bisa berdampak lebih buruk.
Pada bab ini saya tidak membahas secara khusus virus yang sedang viral karena anda bisa membacanya sendiri di web-web penyedia informasi maupun media lainnya. Pembahasan ini adalah hal-hal umum tentang virus tetapi jarang dibahas di media.
Pembaca yang budiman. Sangat menakjubkan, ternyata makhluk hidup terkecil di dunia bukanlah cacing. Saya teringat permainan tebak-tebakan semasa kecil dulu. Hei kawan…ayo coba sebutkan apa makhluk hidup terkecil dunia !! Jawabnya adalah cacing.
Iya, karena hewan yang paling kecilpun bisa cacingan. Oh iya, betul betul betul, hahahaha…. Kita semua tertawa terbahak-bahak. Waktu itu belum kepikiran tentang virus, mikrobioma, parasit, klamedia, riketsia, dll.
Seekor virus berukuran sekitar 20-30 nano. Untuk mengetahui seberapa besar itu, sebagai perbandingan bahwa 1 helai rambut manusia tebalnya mencapai 70-180 mikron. 1 mikron = 1000 nano. Itu artinya ada +/- 2000 ekor virus yang bisa mengisi area rambut anda pada dimensi ketebalannya.
Untuk melihatnya memerlukan alat canggih yang disebut dengan mikroskop elektron. Karena kita tidak punya alat itu maka cukup dibayangkan saja. Maka coba bayangkan dengan ukuran yang demikian kecil, seberapa besar organ-organ tubuhnya, protein-protein penyusunnya termasuk juga genomnya (DNA/RNA). Menurut saya, ini keajaiban alam !
Sahabat, semoga kita tidak lagi bingung ketika ditanya darimanakah asal muasal sebuah virus dan untuk apa keberadaaanya ? Jawabnya, virus adalah makhluk eksotis (intelligent design) buah karya sang pencipta Allah azza wa jalla Tuhan semesta alam.
Dia diciptakan untuk melengkapi kesempurnaan desain ekosistem bumi yang kita pijak ini. Jadi, selama bumi ini masih terhampar, matahari, bulan, bintang masih berpijar, maka virus akan tetap hidup/liar.
Sah-sah saja orang mengatakan bahwa virus ini adalah senjata biologi rahasia yang sengaja dibuat untuk kepentingan rahasia. Kenyataanya memang Wuhan adalah kota yang sarat teknologi canggih.
Diduga virus ini bocor atau sengaja dibocorkan. Ataupun spekulasi -spekulasi yang lain. Tapi benar atau tidaknya itu tergantung dari data, fakta dan bukti-bukti yang kredibel.
Kita tunggu perkembangannya. Yang pasti bahwa data dari Wuhan menyatakan ribuan orang terinfeksi, ratusan kritis dan puluhan meninggal dunia. Wuhan diisolasi. Warganya terkurung di dalam tanpa bisa keluar.
Transportasi publik lumpuh, aktivitas warga terhenti, dll. Tapi justru Amerika (WHO) merasa belum yakin seberapa besar tingkat keparahan penyakit ini, merasa banyak hal yang belum jelas sehingga belum perlu menetapkannya sebagai tanggap darurat (PHEIC).
Hal ini tertuang dalam dokumen Kementrian Kesehatan RI tentang Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus tertanggal 28 Januari 2020 yang menjelaskan bahwa WHO masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Oleh sebab itu, jangan bimbang ya kawan. Ada baiknya kita maklumin saja mereka. Mengingat kedua negara itu adalah poros utama dunia yang sedang bertarung untuk kepentingan masing-masing.
Maka jadilah penonton yang baik. Penonton yang cerdas. Penonton yang penasaran, kira-kira apa ya selanjutnya ? bagaimana nanti ujungnya ? Sekali lagi, mari kita tunggu perkembangan skenarionya. Ingatlah bahwa dunia ini panggung sandiwara (by:nike ardila).
Saya berpendapat, sebuah klaim bahwa manusia mampu menciptakan virus secara artifisial/buatan (mulai dari nol) hingga berfungsi menyerupai aslinya untuk tujuan tertentu itu bagi saya kurang bisa dipercaya/hoax. Sekali lagi saya katakan bahwa virus adalah makhluk bernyawa (living creatures).
Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh LIPI menjelaskan bahwa para peneliti merasa begitu rumitnya melakukan sintesa RNA dari sebuah virus. Karena begitu kecil partikelnya, panjangnya yang berderet sepanjang 7,5 kilobasa, RNA juga bersifat tidak stabil dan mudah terdegradasi (rusak).
Lebih lanjut informasinya bisa dibaca di : http://lipi.go.id/berita/membuat-virus-polio-dari-bahan-kimia/391
Sehingga untuk membuat virus secara artifisial itu masih sebatas kemungkinan dan kajian. Yang dijelaskan pada literatur diatas adalah tentang bagaimana proses sintesa RNA virus polio menggunakan template (bahan dasar) virus alami.
Atau bisa juga dikatakan proses itu adalah transplantasi RNA, rekayasa genetik, modifikasi, rekombinasi, kloning, dll. Bukan virus artifisial dan tidak dimulai dari nol.
Lantas bagaimana dengan rekayasa virus, mungkinkah ? Pertanyaan ini sudah terjawab oleh kalimat di atas. Jawabnya adalah mungkin. Meskipun merekayasa makhluk hidup berukuran 20-30 nano bagi saya itu woow…sesuatu banget !
Itu tidak mudah mengingat resiko tingkat kegagalan yang tinggi. Potensi rusaknya protein-protein penyusun genom sangat tinggi. Proses rekayasa virus inilah kemudian yang menjadi dasar teori teknologi pembuatan vaksin.
Jauh lebih mudah membuat senjata kimia baik cair, padat maupun gas. Karena kimia adalah benda mati. Proses sintesa, rekayasa dan manipulasinya sudah terbukti berhasil dan banyak manfaatnya. Dan banyak juga yang telah disalahgunakan.
Adanya produk senyawa-senyawa turunan kimia yang jumlahnya mencapai ribuan dan juga produk-produk farmasi yang semakin banyak. Siapapun bisa mengakses dan membuktikan keberadaannya. That’s clear !
Kemampuan manusia untuk merekayasa sel-sel hidup (living cells) tidak secepat perkembangan ilmu dan teknologi yang lain. Apalagi teknologi elektronik, informasi dan digital yang maju sangat cepat seolah tak terbendung. Mungkin besok atau lusa, hape kita yang 4G ini akan berubah menjadi 5G, 6G, dst.
Manusia masih membutuhkan sel-sel dan organ tubuh milik orang lain, sel makhluk hidup lain untuk berbagai tujuan. Buktinya adalah praktik transfusi darah, cangkok organ, bahan grafting, stem sel, probiotik, obat biologis antibodi monoklonal, dll. Jangan mengira itu artifisial/buatan. Itu semua adalah sel hidup.
Perhatikan, bila ada iklan produk susu formula yang seolah mensejajarkan posisinya dengan ASI. Bagi saya itu kurang bisa dipercaya (hoax). Karena ada puluhan bahkan ribuan sel hidup di dalam ASI yang mustahil dibuat oleh manusia.
Sekali lagi saya sampaikan, sampai kapanpun manusia tidak akan mampu membuat 1 biji sel sekalipun (living cell). Karena sel-sel itu bernyawa, hidup dan berpikir. Saat itu terjadi, mungkin saja hari itu adalah hari akhir dunia (qiyamat).
Mengutip kitab suci Surah Al-Baqoroh ayat ke-26 bahwa Allah tidak malu walaupun membuat sebuah perumpamaan/kiasan berupa nyamuk ataupun makhluk lain yang lebih rendah dari nyamuk,… al-ayat.
Kenapa Allah tidak malu, karena mereka (manusia) itu tidak akan bisa membuatnya walaupun nyamuk itu makhluk kecil dan terlihat remeh. Bila kaum-kaum atheis itu merasa bisa membuatnya dan seolah-olah merekalah tuhan di dunia. Ya silahkan saja !
SOLUSINYA ADA 3
- 1 –
Infeksi virus bisa terjadi karena gangguan keseimbangan mikrobioma di dalam tubuh. Maka untuk pencegahan mulailah tambahkan supply mikrobioma tersebut dengan konsumsi buah dan sayuran segar setiap hari dan batasi bahan aditif pada makanan dan minuman.
Sebagai contoh, saat musim mangga kita makan mangga, musim rambutan kita makan rambutan, pisang, pepaya, sirsak, duku, durian, dll. Sayur segar apapun kita harus mengkonsumsinya setiap hari secara bergantian. Segar ataupun dimasak sebentar/low cook juga bisa. Asal jangan sampai memasak berlebihan/over cook.
Batasi dan waspadai penggunaan sabun cuci baju, cuci piring, cuci tangan, mandi, dll. Lebih-lebih sesaat sebelum makan dan memasak. Akumulasi residu/sisa bahan-bahan tersebut bisa menempel di kulit sehingga bisa masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori atau tertelan secara sengaja maupun tidak yang bisa menyebabkan gangguan mikrobioma tubuh kita.
Bagi umat muslim jangan lupakan metode tahnik, makan pakai tangan, mengobati dengan air liur, madu, dll. Itu adalah sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wasalam. Lebih lanjut tentang tahnik bisa dibaca disini :
https://m.gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2019/09/05/14450/-p-ini-hukum-dan-keutamaan-tahnik-pada-bayi-baru-lahir-p-.html
Untuk ibu menyusui, berikan ASI secara rutin kepada bayi anda. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa ada kandungan BIOAKTIF (sel hidup) dalam ASI yang tidak tergantikan oleh susu lain atau bahan apapun.
Komposisi ASI diantaranya :
a. Lima belas sistem kekebalan yaitu makrofag, stem sel, IgA/sIgA, IgG, IgM, IL6, IL7, IL8, IL10, IFNgama, TGFbeta, TNFalfa, G-CSF, MIF, TNFR I, TNFR II
b. Dua jenis hormon yaitu calcitonin, somatostatin
c. Dua jenis antimikroba yaitu lactoferin, lactadherin/MFG E8
d. Tiga jenis hormon metabolik yaitu adiponectin, leptin, ghrelin
e. Tiga jenis polisakarida yaitu HMOS, gangliosides, glycosaminoglycans
f. Dua jenis mucin yaitu MUC1, MUC4
g. Enam jenis elemen pertumbuhan yaitu EGF, HB-EGF, VEGF, NGF, IGF, Erythropoietin
Lebih lanjut bisa dibaca di :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3586783/
Bila seorang ibu menyusui selama 2 tahun, itu artinya selama 2 tahun pula ibu telah melakukan imunisasi aktif (vaksinasi), sekaligus imunisasi pasif kepada sang bayi secara langsung, gratis, praktis, aman, murah, meriah, berhadiah, kapan saja, dimana saja dan bagaimana saja. Jadi, nunggu apa lagi bunda…??
Tentang vaksinasi, imunisasi, sel imun, dll insya Allah dibahas pada kesempatan mendatang.
- 2 –
Mengingat peristiwa ini berawal di China maka sangat menarik untuk mengetahui suasana perang dagang antara Amerika dan China. Seorang pengamat ekonomi dan geopolitik mengatakan bahwa perang dagang ini sudah dimulai dan amat sangat serius.
Negara kita masih banyak bergantung dan berhutang pada kedua negara ini. Seyogyanya mulailah menyusun strategi pembayaran hutang. Karena siapapun yang kalah, kita juga akan kena dampaknya. Langkah antisipasi haruslah dilakukan berlapis-lapis demi keamanan dan kedaulatan negara.
- 3 –
Saya bertempat tinggal di daerah gunung, di bumi nyiur melambai, Sulawesi Utara. Daerah tropis yang hijau, sejuk, aman, tentram dan damai. Kerukunan umat beragama sangat terjaga disini. Kalaupun ada riak-riak kecil itu biasa. Faktanya adalah kami saling menghormati dan biasa menghadapi perbedaan.
Berkaitan dengan masalah virus belakangan ini mendadak saya jadi baper. Bukan bapernya muda mudi jaman sekarang loh. Maklum umur makin tua. Saya baper karena BAnyak PERtanyaan di kepala dan bingung harus mulai darimana.
Berkembang analisa di masyarakat bahwa virus berbahaya ini ditularkan oleh kelelawar buah, ular, tikus, dll. Nah hati-hati kawan, saya udah mulai baper nih, jangan dekat-dekat. Hahaha… Mohon maaf saya bergurau sedikit supaya tidak tegang membacanya.
Memang saya bukan penduduk asli disini alias perantauan. Saya mulai mendiami daerah ini puluhan tahun yang lalu. Diawali di pulau Siau dan sekarang berada di tanah Minahasa. Jadi kalau bicara tentang tradisi, adat, bahasa, dialek, dll saya mengerti walaupun masih terus belajar.
Hewan-hewan tersebut diatas adalah makanan tradisi kami. Sama dengan di daerah-daerah lain yang juga punya makanan khas. Mungkin di daerah lain ada juga yang ekstrem tapi jarang di ekspos media.
Pertanyaan pertama, siapakah sebenarnya yang mengatakan bahwa makanan khas kami ini adalah vector/pembawa virus berbahaya ? Bisa dibuktikan nggak ? Kalau nggak, artinya berita itu kurang bisa dipercaya atau HOAX.
Sahabat, jangankan hewan, tubuh manusia pun juga adalah rumah yang nyaman bagi sebagian virus. Kalau tidak percaya silahkan baca kembali bab-bab diatas. Jadi jangan mengira tubuh kita itu suci/steril dari hal-hal tersebut.
Hewan-hewan itu bagi saya adalah hewan eksotis walaupun agak ngeri membayangkan masuk ke dalam mulut. Mereka hidup liar di alam bebas. Terguyur hujan, terbakar matahari, terhempas angin, tersapu debu, tanpa kimia sintetis, vaksin, antimikroba dan zat-zat tambahan lainnya.
Insting mereka masih pure/alami, tanpa kebohongan, konspirasi dan kemunafikan. Kondisi tubuh dan psikologis mereka sangat sehat. Karena tidak stres, terkurung dan bisa bergerak bebas sesuka hatinya. Lain halnya dengan burung di dalam sangkar.
Mereka memilih makanan, minuman, tempat tinggal, pasangan, kawan bermain, dll berdasarkan insting liarnya. Bertahan hidup hanya mengandalkan instingnya, tanpa teknologi, tanpa piranti. Hanya Tuhanlah yang jadi pelindungnya. Nah, jadi sedih kan…
Pertanyaan ketiga, apakah itu semua terlihat tidak sehat bagi anda ? Jawabnya adalah kembali pada selera masing-masing orang. Seperti peribahasa, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, lain orang lain kumisnya, dst.
Nah, sampai disini mungkin ada yang berminat silahkan datang. Siapa cepat dia dapat, stok terbatas. Berikut daftar harganya :
Kelelawar (paniki/peret) 75 ribu/kg
Tikus sawah (kawok) 25 ribu/ekor
Ular piton (koloi) 50 ribu/kg
Dijamin bebas novel dan corona !
Pembaca yang budiman, kalaupun hal itu benar terjadi bahwa hewan tersebut menyebabkan infeksi berbahaya, tentu kami duluan yang akan sakit. Sudah ratusan tahun nenek moyang memakannya, hingga kami sekarang.
Nyatanya sampai hari ini daerah kami dinyatakan aman. Penyakit-penyakit di daerah kami sama dengan daerah lain seperti hipertensi, diabetes, ispa, katarak, gastritis/maag, alergi, karies gigi, dll. Nah, pertanyaan keempat, kenapa hal itu bisa terjadi ? Jawabnya ada 2 hal.
Itu terjadi karena memang hewan-hewan tersebut tidak menularkan virus berbahaya seperti yang telah diberitakan. Dan atau bahwa kami telah memiliki antibodi yang diwariskan oleh nenek moyang kami sehingga tidak terkena infeksi.
Bila isu ini tidak segera usai dan makin berkembang maka saya (sekedar) usul kepada pemerintah terkait. Ambilah sampel darah kami yang mungkin mengandung antibodi alami yang dimaksud. Lalu bawa ke laboratorium.
Lakukan penelitian secara independen atau bekerjasama dengan negara lain. Buatlah obat sejenis antibodi monoklonal sebagai antiserum penyakit ini. Memang obat seperti ini tidak mudah pembuatannya dan bukan hanya diproses di laboratorium farmasi.
Ini sama halnya dengan obat kanker modern generasi baru seperti trastuzumab yang harganya mencapai puluhan juta sekali suntik. Obat ini adalah obat biologi bukan obat kimia. Isinya adalah bioaktif (sel hidup).
Obat ini adalah immunotheraphy. Tertulis bahwa isinya adalah antibodi tikus yang berhasil sembuh dari kanker. Diambil antibodinya (protein) dan dikemas secara khusus agar tidak rusak. Lebih lanjut bisa dibaca di : https://www.breastcancer.org/treatment/targeted_therapies/herceptin
Yang terakhir adalah pertanyaan kelima, mungkinkah nenek moyang kami dulu mendapatkan antibodi virus corona ini dengan cara memakan tikus tersebut ? Mungkin perlu dicoba ya…
- PENUTUP –
Sahabat, tulisan ini hanyalah ungkapan hati yang coba saya uraikan. Bila mengandung kebenaran silahkan disimpan. Bila tidak silahkan dilupakan.
Terima kasih telah membacanya. And my spesial thanks to the mbojehers and sphc.
HAPPY W K MULIA