Basarnas Distributes Braille in SLB B-F Mandara Kendari
Basarnas Kendari mengadakan kegiatan “SAR Goes To School” di Sekolah Luar Biasa (SLB) B-F Mandara, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (6/2/2020).
Basarnas Kendari held an “SAR Goes To School” event at Mandara B-F Extraordinary School (SLB), Kendari, Southeast Sulawesi (Southeast Sulawesi), Thursday (6/2/2020).
Hal ini merupakan program kerja tahunan untuk memasyarakatkan pengetahuan SAR kepada seluruh lapisan masyarakat dengan masuk sekolah – sekolah.
This is an annual work program to promote SAR knowledge to all levels of society by entering schools.
“Tujuannya adalah agar masyarakat paham betapa pentingnya mengutamakan keselamatan serta paham dalam menghadapi musibah alam yang tidak pernah kita ketahui kapan datangnya,”kata pejabat humas Basarnas Kendari, Wahyudi kepada redaksi tegas.co.
“The aim is for the public to understand how important it is to prioritize safety and understand in the face of natural disasters that we never know when it comes,” said Kendari Basarnas public relations official Wahyudi to the editors tegas.co.
Kata Wahyudi, jumlah siswa yang hadir mencapai 100 lebih, terdiri dari siswa/siswi tingkat SD, SMP dan SMU.
Wahyudi said, the number of students attending reached more than 100, consisting of elementary, junior high and high school students.
Wahyudi menambahkan, materi yang disampaikan kali ini, yakni, MFR (Medical First Responder) artinya, penanganan pertama pada luka dan syok siswa – siswi.
Wahyudi added, the material presented this time, namely, MFR (Medical First Responder) means, the first treatment for students’ injuries and shock.
“Diajarkan penanganan pertama pada luka dan materi tentang bencana gempa,”terang Wahyu.
“The first treatment is taught on injuries and material about the earthquake disaster,” explained Wahyu.
Kegiatan ini ditutup dengan mengadakan simulasi gempa. Dimana setiap siswa – siswi tersebut diajarkan apa dan berbuat apa pada saat terjadi gempa.
This activity was closed by holding an earthquake simulation. Where each student is taught what and do what when an earthquake occurs.
“Simulasinya pada saat menuju titik yang aman di area sekolah,”jelasnya.
“Simulations are on the way to a safe point in the school area,” he explained.
Dikatakannya, Basarnas Kendari sendiri menyerahkan beberapa buku tentang pertolongan kepada pihak sekolah, termasuk buku dengan tulisan Braille atau sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh penyandang tuna netra.
VIDEO
He said, Kendari Basarnas itself submitted several books about help to the school, including books with Braille writing or a type of touch writing system used by people with visual impairment.
Sistem ini diciptakan oleh seorang warga negara Perancis yang bernama Louis Braille.
This system was created by a French citizen named Louis Braille.
Braille tersebut diserahkan langsung oleh kepala Basarnas Kendari, Aris Sofingi.
The braille was handed over directly by the head of Kendari Basarnas, Aris Sofingi.
T E A M