Opini

Liberalisasi Generasi, Akidah Tergadai Kehormatan Ternodai

Liberalisasi Generasi, Akidah tergadai kehormatan Ternodai
Risnawati

Valentine’s day tinggal menghitung hari, valentine saat ini popular juga di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya bagi generasi muda, bahkan hari spesial yang disebut-sebut sebagai hari kasih sayang tersebut telah menyelinap hingga di wilayah pelosok negeri ini. Hal ini diperjelas dengan merebaknya pusat-pusat perbelanjaan sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari demi meraup keuntungan berlipat kala Valentine. Hal ini nampak dari coklat berbagai ukuran dengan kemasan cantik beserta

berbagai pernak-pernik Valentine mulai mewarnai etalase. Tak terkecuali pula hotel, restoran, kafe, outlet dan bahkan kantor-kantor juga dihiasi dengan nuansa Valentine, berupa spanduk berisi slogan-slogan, pita-pita, balon dan pernak-pernik serba pink dalam perayaan Valentine’s day.

Dilansir dalam Kontan.Co.Id – Jakarta. Jelang hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari mendatang, Millennium Hotel Sirih Jakarta menggelar momen indah bersama pasangan bertajuk Millennium Hotel Sirih Jakarta, The Gift of Love 2020. Promo ini menawarkan promo spesial staycation Suite Stays hingga diskon untuk perayaan hari pernikahan pelanggan. “Pernikahan adalah hadiah terindah bagi setiap pasangan, di momen bulan penuh kasih sayang ini hadiahkan pasangan Anda hadiah terindah yang akan menjadi kenangan dan perjalanan manis selamanya,” ujar Rita Liu, Marketing Communication

Executive Millennium Hotel Sirih Jakarta, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (8/2).Dilansir juga dalam tirto.id – Glenn Fredly akan menggelar konser untuk merayakan Hari Valentine bertajuk “Konser Coklat”

pada 13 Februari 2020 di The Pallas SCBD, Jakarta.  “Jadilah yang pertama untuk mengucapkan Selamat Hari Valentine karena kami akan merayakannya 1 hari sebelumnya! Dapatkan tiket Anda segera!” tulis Glenn di Instagramnya. Tiket konser ini bisa didapatkan melalui Loket.com atau bisa langsung ketik bit.ly/glennloket. Dilansir dar Instagram Bumi Entertainment, alasan acara ini bertajuk “Konser Coklat” adalah karena coklat sebuah ungkapan yang menenangkan, lagi menyenangkan. “Konser ini menyambut momen merayakan manisnya kebersamaan yang diciptakan dalam satu masa. Satu masa, satu malam, kita akan bercerita tentang hangatnya rasa sayang bersama orang-orang terkasih,” tulis Instagram Bumi Entertainment.

Menyusuri Akar Masalah

Terlepas dari banyaknya sejarah yang melatar belakangi  perayaan Hari Valentine, kalau kita menilik perayaan Hari Valentine sangat dekat dengan kemaksiatan dan aktivitas yang sia-sia. Jika mencoba membuka lembaran-lembaran sejarah yang melatarbelakangi hari Valentine, tentu akan dijumpai banyak pembodohan bagi umat manusia. Semuanya melanggar hukum syara’ dan tidak memiliki manfaat sama sekali. Awalnya hanya sekedar memberikan coklat, kartu ucapan selamat, dan sekuntum mawar.

Namun  aktivitas selanjutnya bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara bisa jadi terjerumus melakukan hubungan seks bebas. Na’udzubillahi min zalik. Tak bisa dipungkiri bahwa kehebohan Valentine’s Day pada umumnya sarat dengan  aktivitas seks bebas, hal ini bisa dilihat dari laris manisnya penginapan dan tempat-tempat pelesiran yang dibooking dan didatangi oleh pasangan muda-mudi selama moment Valentine. Bahkan moment ‘konyol’ ini dianggap sebagai hari pembuktian cinta, sehingga sarat dengan pornoaksi dan desakralisasi keperawanan yang mengatasnamakan cinta.

Aktivitas free sex yang marak terjadi pada hari Valentine tentu dipengaruhi oleh budaya liberal yang bertentangan nilai-nilai luhur dan religius bangsa ini. Budaya tersebut merupakan sistem liberalisme yang mengusung nilai-nilai ‘kebebasan’ kemudian ‘dipaksakan’ masuk ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. Proses kemunculan dan menyebarnya budaya liberal di negeri ini bukanlah proses yang berlangsung alami, tetapi merupakan hasil dari proses liberalisasi budaya yang dijalankan secara sistematis, terorganisir, dan sarat dengan rekayasa orang-orang ‘jahat’ yang ingin menghancurkan moral generasi  muda.

Secara faktual saat ini generasi dalam gempuran liberalisme-sekular, kehilangan potensi besarnya sebagai agent of change, yang seharusnya turut membangun peradaban dan menjadi problem solving bagi umat. Namun kini remaja lupa akan jati diri, Islamnya terlucuti, harga diri tergadai, karena terjebak liberalisasi.

Imam Ibnul Qayyim berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bercampur (bergaul) bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata.

Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan. Selain masuknya paham liberalisme, faktor lain yang menyebabkan generasi remaja hancur adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Kapitalisme memihak kepada kepentingan pemodal. Para pemodal baik dari kalangan pemilik stasiun televisi, pendiri jejaring media sosial, atau pengembang aplikasi-aplikasi dunia digital menawarkan sesuatu yang bisa dikonsumsi masyarakat tanpa memperhitungkan bahayanya bagi generasi. Pornografi dan pornoaksi pun menjelma menjadi industri besar, dimana lagi-lagi pengaruh pemilik modal begitu kuat.

Maka berbagai masalah yang melanda negeri ini, menjadi bukti bahwa penerapan paham liberalisme sekular hanya menghadirkan kesengsaraan dan kerusakan belaka. Sudah saatnya kita tinggalkan, gantikan dengan sistem kehidupan yang mumpuni. Sistem yang memanusiakan manusia. Sistem yang terlahir dari Sang Pencipta menjadi pilihan satu-satunya. Karena Dialah yang paling tahu hakikatbaik buruk untuk manusia. Solusinya dengan menerapkan Islam secara kaffah disemua aspek kehidupan.

Generasi Butuh Penerapan Islam Kaffah

Allah Swt berfirman yang artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina ituperbuatan tercela dan jalan yang buruk.” (Al-Isra:32).

Dalam pandangan Islam, tidak ada kebebasan secara mutlak sebagaimana liberalisme. Seluruh tindak tanduk manusia diatur sedemikian rupa dan rinci. Bukan untuk mengekang, tapi untuk menyelamatkan manusia. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Islam berikan kebebasan, namun dengan batas, tidak bablas.

Untuk menyelesaikan persoalan ini Islam punya solusinya. Islam melindungi generasi dari kerusakan  media dan pergaulan bebas secara komprehensif. Generasi khususnya remaja, harus ditempa dengan pendidikan yang berbasis ketaqwaan hingga akhirnya bisa terbentuk syakhsiyyah Islam. Keluarga dan sekolah pun wajib hadir dalam proses ini.  Negara juga mempunyai peran penting dan strategis. Negara bisa memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku maksiat.

Dengan demikian untuk menyelamatkan generasi dan menjaga keluhuran budaya serta nilai-nilai religius negeri ini, hendaknya setiap masyarakat mampu memilih dan memilah berbagai pengaruh yang meluncur bebas masuk di Indonesia sehingga dapat menangkal berbagai rekayasa jahat dan liberalsasi budaya. Begitu pun kepada generasi muda agar senantiasa taat atas perintah Allah dan Rasul-Nya dengan konsekuensi menjalankan ajaran Agama secara kaffah (totalitas) sehingga tidak latah lalu mengekor pada gaya hidup orang-orang luar yang bertentangan dengan nilai-nilai religius bangsa ini.

Tradisi valentine day hingga saat ini sengaja dijajakan ke penjuru dunia sebagai bagian dari skenario liberalisasi (kebebasan). Hari Kasih Sayang sengaja dicekokkan ke benak umat Islam untuk melenakan mereka dengan aktivitas yang melanggar syara’. Dengan aktivitas ini, sedikit demi sedikit umat Islam diarahkan untuk semakin menjauh dari aqidah Islam.

Walhasil, solusi untuk menuntaskan masalah itu semua seharusnya dengan jalan Islam saja. Hanya Islam yang mampu menyelamatkan generasi muda dari liberalisasi yang jelas-jelas merusak. Dengan penerapan Islam secara kaffah akan melindungi generasi dari kerusakan media dan pergaulan bebas secara komprehensif. Peradaban Islam akan melahirkan generasi yang berkualitas, generasi yang sholeh dan sholehah, bertaqwa, penyejuk bagi orang tua, pengemban dakwah yang cerdas dan intelektual dan menjadi pemimpin umat terbaik.

Allah SWT Berfirman,“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Al-An’am: 116). Wallahu a’lam bisshawaab.

Oleh : Risnawati (Penulis Buku Jurus Jitu Marketing Dakwah)

error: Jangan copy kerjamu bos