Example floating
Example floating
Berita UtamaSultra

Endang: Karantina 49 WNA Cuma “Tipu-tipu”

2496
×

Endang: Karantina 49 WNA Cuma “Tipu-tipu”

Sebarkan artikel ini
Muh. Endang, S. Sos

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh. Endang, S. Sos mengungkapkan 49 Warga Negara Asing (WNA) yang baru tiba Minggu (15/3/2020) lalu hanya menjalani karantina “tipu-tipu” selama ini.

Ke 49 WNA itu merupakan calon pekerja di Smelter Virtue Dragon Industri Nikel (VDNI), Morosi, Konawe, Sultra.

“Kalau karantina itu aturannya ada, bukan di tempat kerja di VDNI. Semua harus steril dan tempat yang sudah ditunjuk oleh otoritas yang memiliki kapasitas,”kata Endang kepada tegas.co.

Ketika wartawan tegas.co menanyakan, Siapa yang melakukan tipu-tipu?.

Endang menjawab, tentu perusahaan yang mempekerjakan 49 WNA tersebut yang diamini oleh pemerintah.

“Oleh itu, 49 WNA itu mesti dipulangkan,” tegas Endang kepada awak media di Kendari.

Kata Endang, 49 WNA langsung ke Morosi Konawe di VDNI untuk dipekerjakan.

Sebelumnya, Merespon situasi terkini atas penyebaran wabah Covid-19, dimana 3 orang warga Provinsi Sulawesi Tenggara telah dinyatakan positif terjangkit, serta mencermati langkah-langkah yang telah ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka penanggulangan wabah ini selama beberapa waktu terakhir.

Atas kondisi tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Sulawesi Tenggara (Sultra)  menyatakan beberapa hal yakni, dirinya memahami kekecewaan awak media massa terhadap Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara yang enggan menjelaskan riwayat perjalanan tiga pasien positif Corona dengan alasan menunggu Gubernur Sultra mengumumkannya. Secara langsung pada  Jumat (20 Maret 2020) ini.

Menurut Endang, ini pertanda bahwa Gubernur Sultra kurang responsif dan sensitivitas dalam menjawab kegelisahan dan kekhawatiran masyarakat. Penyebaran wabah ini harus diimbangi dengan langkah cepat, sebab virus Corona tidak mengenal rumitnya birokrasi dan basa – basi keprotokoleran atau menunggu Gubernur Ali Mazi.

Kesimpangsiuran informasi yang melanda masyarakat Sulawesi Tenggara, yang memuncak setelah diumumkannya 3 kasus
positif, merupakan bukti bahwa Gubernur sama sekali tidak memiliki konsep bagaimana strategi daerah melakukan
pengendalian atas penyebaran Covid-19, meski dalam hal paling sederhana sekalipun, yaitu bagaimana menyampaikan
informasi yang jelas kepada publik yang telah dilanda keresahan.

Baca, https://tegas.co/2020/03/20/pak-ali-mazi-bangunlah-virus-corona-mendekat/

T I M

error: Jangan copy kerjamu bos