Penguasa Bermental Pengusaha

Nellya Azzahra

Saat ini, dilansir oleh cnnindonesia.com, 4/4/2020, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 2.092 pasien. Pasien sebanyak 1.751 sedang menjalani perawatan, pasien sebanyak 150 yang berhasil sembuh dan pasien sebanyak 191 meninggal dunia. 

Masyarakat kian hari semakin resah, melihat fakta terus bertambahnya kasus akibat virus corona ini. Tidak terkecuali juga para tenaga medis kesehatan. Dimana saat ini merekalah orang-orang yang berada di garda terdepan untuk memerangi Covid-19. Sebagai orang yang terjun langsung untuk memerangi pandemi ini, tentu saja tenaga medis memerlukan APD yang memadai guna melindungi dan mengantisipasi penularan Covid-19. Namun sayang, pemerintah justru mengambil kebijakan yang dianggap tidak tepat di tengah situasi wabah seperti ini.

Iklan Pemkot Baubau

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, bahwa Indonesia punya peluang untuk menyuplai alat pelindung diri (APD) dan hand sanitizer bagi negara lain yang tengah dilanda pandemi virus corona. Alasannya, Indonesia punya pabrik dan infrastruktur untuk memproduksi barang yang kini dibutuhkan dunia itu.

Mantan Direktur Pelaksana World Bank itu menambahkan, negara-negara dunia saat ini sangat membutuhkan APD, test kit Covid-19, dan ventilator. Sri Mulyani mengatakan, untuk menjaga rantai pasok akan produk itu, Data Moneter Internasional (IMF) dan World Bank akan memberikan dukungan agar perusahaan yang bisa menghasilkan APD bisa mendapatkan prioritas sokongan.

“Sehingga suplai alat kesehatan seluruh dunia bisa ditingkatkan. Nah, ini juga salah satu termasuk kesempatan Indonesia, karena beberapa seperti alat pelindung diri, Indonesia memiliki kapasitas untuk menyuplai, termasuk hand sanitizer, dan lain-lain,” kata dia. (Jpnn.com, Bogor 27/3/2020)

Kebijakan yang diambil pemerintah di tengah meluasnya wabah corona saat ini sungguh miris.

Alih-alih memperhatikan kebutuhan masyarakat maupun tenaga medis yang membutuhkan alat-alat, malah mendorong Indonesia mengambil peluang menjadi produsen, untuk mengekspor beberapa alat pelindung diri (APD).

Beginilah jika penguasa bermental pengusaha. Di tengah keadaan darurat seperti sekarang pun tidak ingin melepaskan kesempatan sama sekali. Semakin menunjukkan wajah kapitalis. Dimana materi diburu sedemikan rupa. Peluang dimanfaatkan untuk meraih pundi-pundi. Tanpa memandang rakyat di bawah yang kini berjibaku melawan virus corona. Mereka itung-itungan ketika mengambil kebijakan tidak peduli apakah itu menyangkut keselamatan rakyatnya.

Banyaknya korban meninggal dari tenaga kesehatan, disebabkan minimnya alat pelindung diri (APD) yang memadai. Bahkan keluhan dari tenaga kesehatan tak pernah diindahkan. Tidak sedikit rumah sakit dan klinik yang justru membuka donasi untuk menerima sumbangan berupa APD, hand sanitizer, dan lain-lain untuk penanganan di rumah sakit dan klinik-klinik.

Pemimpin dalam Islam memposisikan dirinya sebagai junnah (pelindung) bagi rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya.“ (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad)

Penguasa semestinya hadir sebagai pelindung dan pemelihara segala urusan rakyatnya. Maka, sudah tentu sangatlah wajar jika kita merindukan pemimpin yang amanah, jujur, dan adil seperti Umar bin Khattab misalnya, yang rela memanggul sekarung gandum untuk diberikan kepada seorang janda, ketika beliau mendengar ada seorang janda yang sedang merebus batu untuk makan malam anak-anaknya.

Dengan tangannya sendiri, Khalifah Umar memasakkan makan malam tersebut untuk mereka serta memastikan janda dan anak-anaknya kenyang. Karena Khalifah Umar sadar betul tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Dimana kepemimpinannya kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.

Menemukan pemimpin seperti ini hanya ada dalam sistem Islam. Sistem yang mengadopsi hukum-hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah. Maka, sudah saatnya kita beralih pada sistem Islam.

Wallahu a’lam bishshawab.

Oleh Nellya Azzahra (Novelis)