“Banyak orang bertanya-tanya, kapan wabah ini, virus corona ini berakhir. Jawabannya disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya ‘Musnad’, kumpulan kompilasi hadis-hadis Rasulullah saw. Rasulullah saw menjawab: ‘Idza thala’a al-najmu dza shabahin rufi’at al-‘ahadu’ (sic!, penceramah menyebut kata al-‘ahadu berkali-kali, bukan al-‘ahatu/al’ahah), apabila suatu saat nanti muncul bintang di satu pagi, pada pagi hari, maka akan diangkatlah segala macam wabah, virus, yang menular, yang memakan korban secara massal….”
Lalu dia menjelaskan dengan mengutip pendapat Syaikh Ahmad Abdurrahman al-Banna’ al-Sa’ati dalam kitabnya “Al-Fath al-Rabbani Li Tartibi Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal al-Syaibani,” bahwa yang dimaksudkan dengan al-najmu (bintang) ini adalah bintang Tsurayya. Dengan merujuk kepada Imam ibnu Mulaqqin, bintang ini akan muncul pada permulaan bulan “Ayyar” (harusnya “Iyar”), yakni bulan Mei. (Catatan: Iyar adalah penanggalan Ibrani, yang biasanya jatuh pada bulan April-Mei).
Lalu dia mulai menghitung, “Ini bulan April. Mudah-mudahan orang yang pada mau pulang kampung, orang yang pada punya urusan, semuanya akan kembali normal kembali” pada bulan berikutnya, yakni Mei. Dia juga menambahkan, bahwa menurut Syaikh Al-Sa’ati, ini “rufi’at niha’iyyan, … diangkat secara total… Wabah penyakit menular akan hilang dari alam dunia ini.”
Selanjutnya dia berdoa mudah-mudahan “prediksi Rasulullah saw… yang berdasarkan wahyu” benar-benar membawa kegirangan dalam diri kita. Kemudian dia menambahkan pendapat Syaikh al-Sa’ati, bahwa “bala’ itu maksimal menimpa suatu negeri tidak lebih dari lima puluh hari.” Dan menurut Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani dan Imam Badruddin al-‘Aini, dalam Syarh Shahih Bukhari, “Wabah ini akan terangkat ‘inda-sytidadi al-harri fi awwali al-shaifi”, ketika masuk musim panas.” Semua bala akan Allah angkat. Ini yang dia sebut sebagai kabar gembira yang datang dari Rasulullah.