Momentum Ramadhan: Bulan Perjuangan dan Terapkan Syariat Islam

Hamsina Halisi Alfatih

Marhaban ya ramadhan, meskipun dunia saat ini tengah disibukkan den7gan covid-19 namun tak menyurut semangat seluruh kaum muslim menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1441 H. Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, ampunan dan berkah. Tak hanya itu ramadhan juga merupakan bulan perjuangan dan kemenangan. Mengapa dikatakan bulan perjuangan dan kemenangan?

Dibulan ramadhan tentunya kita tidak hanya melawan hawa nafsu seperti makan, minum, amarah dan sebagainya. Disisi lain setiap muslim yang berpuasa pun harus melawan godaan saat tengah meningkatkan ibadah dibulan suci tersebut. Maka bagi yang mampu istiqomah meningkatkan keimanan dan ketakwaanya dibulan ramadhan hingga akhir, bahkan setelah ramadhan usai tentu dialah dikatakan sebagai pemenang.

Namun tahukah bahwa ramadhan juga merupakan bulan perjuangan dan kemenangan bagi umat islam telah ditulisakan dalam sejarah. Secara historis, perjuangan dan kemenangan umat islam selama ramadhan telah ditorehkan oleh Rasulullah, para shahabat dan para generasi setelahnya. Diantaranya;

Pertama, Tujuh belas bulan setelah Hijrah, Nabi mengirim detasemen Hamzah yang membawa bendera pertama yang diserahkan oleh baginda SAW. Detasemen ini dikirim untuk menghadang rombongan kaum Quraisy yang datang dari Syam menuju ke Makkah. Perang Badar Kubra yang disebut dalam Alquran sebagai Yaum al-Furqan (Hari Pembeda) meletus pada hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Jumlah pasukan kaum Muslim saat itu hanya 313, terdiri dari 1 menunggang kuda, sisanya jalan kaki. Tercatat 14 di antara mereka sebagai Syuhada’ Badr. Sementara pasukan kaum Kafir Quraisy berjumlah 1000 orang; 80 orang pasukan berkuda, sisanya jalan kaki; 70 orang gugur, 70 lainnya menjadi tawanan perang. Dalam peristiwa ini, pasukan kaum Muslim di-bantu oleh 5.000 malaikat (QS. Ali ‘Imran [3]: 125).

Kedua, pada tahun ke-8 Hijrah, Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukkan kota Makkah, tepat hari ke-10 di bulan Ramadhan. Penaklukan kota Makkah ini juga disebut penaklukan agung (al fath al-a’dham). Kaum Kafir Quraisy pun berbondong-bondong masuk Islam, termasuk Abu Sufyan dan para pemuka Kafir Quraisy. Pada saat itulah, turun perintah untuk menghancurkan berhala dari sekitar Ka’bah. Karena itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai syahru al jihad wa al intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).

Ketiga, Di bulan yang sama Khalid bin Walid menghancurkan tempat penyembahan Al Uzza di Nakhlah. Peristiwa ini terjadi pada lima hari terakhir di bulan Ramadhan. Saat itu Khalid berkata kepada Nabi SAW: “Itulah Al-Uzza. Ia tidak akan lagi disembah lagi selama-lamanya.”

Keempat, sekitar 80 tahun kemudian, tepat 28 Ramadhan 92 Hijrah, pasukan kaum Muslimin berhasil menaklukkan Andalusia—yang kini dikenal sebagai Spanyol. Pasukan Muslim dipimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad. Pasukan Islam berhasil mengalahkan Roderick dan pasukannya dalam perang yang berlangsung sangat sengit. Perang ini dikenal sebagai ‘Perang Buhairah’. Kemenangan didapatkan pasukan Islam setelah menguasai Selat Jabal Thariq (Gibraltar) dan membakar semua armada kapal perangnya. Pidatonya yang terkenal: “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?”

Kelima, Ramadhan 584 H, pasukan kaum Muslimin di bawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas tentara Salib di Palestina. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Salib. Ketika bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar die istirahat karena risau ajalnya tiba.Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu pendek dan ajal itu senantiasa mengancam”. Pasukan Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.

Keenam, pertempuran Syaqhab (Marj Shufr), terjadi pada tanggal 2 Ramadan tahun 702 H. Dimana umat Islam, yang dipimpin oleh Nasir Muhammad bin Qalawun dan bersamanya juga ada Syekh Ibnu Taimiyah, berhasil mengalahkan Tatar di dataran Syaqhab, dekat Kota Damaskus.

Ketujuh, penaklukan Bosnia dan Herzegovina pada bulan Ramadan tahun 791 H. Kaum Muslimin di bawah pimpinan Usmaniyah, Sultan Murad I berhasil menghalau aliansi salibis dari Serbia, Bulgaria, Polandia, Hungaria dan Albania.

Dan masih banyak lagi peristiwa penting yang menggambarkan perjuangan dan kemenangan uamt islam dibulan ramadhan. Berkaca dari peristiwa-peristiwa penting tersebut, hal ini seharusnya menjadi momentum bagi seluruh kaum muslim untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat dan generasi setelahnya. Hal ini bisa kita rasakan saat ini betapa umat islam dirundung berbagai persoalan yang tak kunjung usai akibat dari emplementasi demokrasi sekulerisme.

Dari sistem rusak tersebut, kita terabaikan oleh seluruh aturan islam yang sejatinya justru mampu membawa kemaslahatan serta kebaikan. Padahal Allah SWT telah menegaskan sendiri didalam surah Almaidah: 50 yang artinya ” Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi oang-orang yang yakin?”. Ayat di tersebut secara tegas menyatakan wajibnya menegakkan syariat Islam dan berhukum dengan aturan yang diturunNya. Maka dengan demikian ramadhan ini seyogyanya menjadikan pribadi kita sebagai seorang muslim yang tak hanya sekedar taat dan patuh namun pula bersegera untuk menerapkan seluruh syariat islam secara menyeluruh.
Wallahu A’lam Bishshowab

Oleh: Hamsina Halisi Alfatih