Kapankah Pandemi Covid-19 Berakhir?

Varida Novita Sari

Virus Covid-19 masih menjadi musuh utama dan ancaman besar bagi hampir semua negara di dunia. Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Universitas John Hopkins, jumlah kasus positif virus corona tercatat sebanyak 1.118.921 kasus hingga Sabtu (4/4/2020) siang dengan jumlah negara yang terkonfirmasi adalah 175 negara di seluruh dunia.

Sejumlah negara di dunia pun mulai menutup pintu perbatasannya untuk menanggulangi penyebaran virus covid-19. Tempat-tempat yang biasanya ramai, kini menjelma menjadi kota mati karena berbagai kebijakan karantina wilayah di beberapa negara. Penutupan sekolah, kantor, pabrik dan pembatasan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang menjadi tindakan yang lumrah dalam penanganan pandemi. Situasi ini merupakan respons terhadap adanya wabah.

Kapankah semua ini berakhir dan kapankah kita bisa kembali ke kehidupan normal?
Pertanyaan tersebut masih belum menemukan jawaban pasti dan masih menjadi perhatian dunia. Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan bahwa ia yakin Inggris akan menangani virus corona dalam 12 minggu ke depan dan negara tersebut dapat mengakhiri wabah ini segera. (BBC Indonesia, 20/03/2020).

Namun, faktanya, kalaupun angka kasus penyebaran virus mulai menurun dalam tiga bulan ke depan, kita sesungguhnya masih jauh dari akhir masalah. Butuh waktu lama hingga badai benar-benar berlalu. Bahkan mungkin butuh tahunan. Beberapa ahli memperkirakan wabah corona di Indonesia akan berakhir pada akhir Mei atau awal Juni 2020.

Ahli statistika dan alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) memprediksi, pandemi Covid-19 akan berhenti pada 29 Mei 2020 di Indonesia. Model yang dibuat dalam prediksi ini dinamai model probabilistik yang didasarkan pada data nyata, atau disebut dengan probabilistic data-driven model (PPDM).

Prediksi tersebut menyebutkan bahwa akan terdapat minimal 6.174 orang yang positif terinfeksi virus corona. Prediksi bahwa pandemi corona akan selesai pada akhir Mei tersebut bisa berjalan jika ada intervensi ketat pemerintah seperti partial lockdown, tak ada mudik, dan kegiatan seperti salat tarawih di masjid selama Ramadan ditiadakan.

Selain UGM, ahli dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (P2MS ITB) juga memprediksi bahwa pandemi Corona akan berakhir pada akhir Mei atau awal Juni 2020. Dilansir dari Kompas, ITB memperkirakan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncaknya pada minggu kedua atau ketiga April 2020.

Prediksi ini berubah dari prakiraan P2MS ITB sebelumnya, yang memperkirakan bahwa pandemi akan selesai pada April 2020. Masih dari Kompas, prediksi ini berubah karena angka kasus Covid-19 yang terus bertambah dan berefek pada perhitungan parameter model yang digunakan. Perubahan tersebut juga memengaruhi perubahan proyeksi, baik dari sisi jumlah total kasus (akumulasi) dan puncak kasus.

Di tengah kemelut pandemi Covid-19, jawaban dari pertanyaan, “Kapan pandemi ini akan berakhir?” masih terbatas pada prediksi dari para pakar di sejumlah institusi di Indonesia dengan model perhitungan yang berbeda-beda. Semua itu masih prediksi yang tidak pasti kebenarannya. Kita tidak tahu kapan berakhirnya wabah ini. Apalagi saat ini, negara Indonesia kurang cekatan mengatasi wabah ini sehingga wabah meluas ke mana-mana dan sudah banyak memakan korban jiwa.

Wabah virus mematikan yang saat ini mewabah secara global, sesungguhnya sudah terjadi pada zaman Nabi SAW. Secara spesifik, Rasulullah SAW pun memberikan contoh konkret upaya memberantas penyebaran wabah virus dan menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari penyakit.

Empat belas abad yang lalu, Rasulullah SAW membina pola sikap dan perilaku sehat baik fisik, mental maupun sosial. Selain menguatkan keimanan, Islam juga memerintahkan kepada setiap orang untuk mempraktekan gaya hidup dan pola makan sehat berimbang serta perilaku dan etika (adab) makan yang benar.

Allah SWT telah berfirman:
“Makanlah oleh kalian rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan kepada kalian” (TQS. An-Nahl [16]: 114).

Kebanyakan wabah penyakit menular biasanya ditularkan oleh hewan (zoonosis). Islam telah melarang hewan apa saja yang tidak layak dimakan dan hewan apa saja yang halal dimakan. Islam tidak mengajarkan memakan makanan yang tidak layak dimakan, seperti kelelawar, ular, katak, hewan buas, hewan menjijikkan, dll. Islam juga mengajarkan makan dengan porsi yang tepat, makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, mengisi perut dengan 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara, termasuk kaitannya dengan syariah puasa baik wajib maupun sunnah. Islam juga memerintahkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Untuk mengatasi penyebaran wabah penyakit, upaya Rasulullah adalah dengan menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut. Dengan demikian, metode karantina telah diterapkan sejak zaman Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain.

Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda:
“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu” (HR. Al-Bukhari).

Umat Islam terdahulu juga mengembangkan ikhtiar baru mengatasi Pandemi, yakni vaksinasi. Cikal bakal vaksinasi zaman modern terkini berasal dari dokter-dokter muslim zaman Khilafah Utsmani, bahkan mungkin sudah dirintis di jaman Abbasiyah. Kedokteran kala itu juga sudah di lengkapi pembangunan rumah sakit, klinik, laboraturium medis, dan juga sekolah kedokteran. Pelayanan kesehatan juga harus diberikan secara gratis kepada rakyat baik kaya ataupun miskin tanpa diskriminasi baik agama, suku, warna kulit dan sebagainya. Pembiayaaan untuk semua itu diambil dari kas Baitul Mal, baik dari pos harta milik negara maupun milik umum.

Namun, sebelum mendapat jawaban dari pertanyaan, “Kapankah Pandemi Covid-19 Berakhir?” Maka, negara dan masyarakat perlu menjawab pertanyaan, “Sejauh mana ikhtiar yang kita lakukan untuk menghentikan wabah mematikan tersebut?” Jika upaya yang kita lakukan untuk menangani wabah covid-19 ini sudah semaksimal mungkin diusahakan, maka tentu wabah bisa segera berlalu. Namun, jika upaya yang dilakukan belum maksimal, bahkan terkesan abai, maka wabah akan terus berlarut.

Sebagai muslim kita harus waspada dan optimis sekaligus. Waspada untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Optimis bahwa setiap penyakit, Allah pasti akan menurunkan obatnya. Sudah saatnya kita berbenah, berkaca kembali kepada kemuliaan dan kesempurnaan Islam dalam mengurusi setiap persoalan di sepanjang zaman. Wallahu ‘alam Bisshawab

Oleh: Varida Novita Sari (Aktivis Muslimah)