Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan bahwa semua pihak harus menahan diri dari mudik adalah bentuk tindakan keamanan preventif yang diambil oleh Pemerintah Daerah Jakarta. Hal tersebut disampaikan karena mengingat penularan virus corona ini masih massif terjadi. Kurva landai yang digadang oleh Pemerintah masih harus dilakukan pembuktian yang cermat, karena pada faktanya dengan pelonggaran PSBB dan masih nekatnya beberapa pemudik yang ingin pulang ke kampung halamannya membuat satuan gugus tigas Covid-19 bekerja keras menertibkan masyarakat agar kembali mentaati protokoler penanggulangan penyebaran virus corona ini.
Permasalahannya kini, begitu banyak masyarakat yang sama sekali tidak peduli dengan kondisi wabah ini, mal-mal dan pasar terus saja dibanjiri pengunjung yang ingin membeli kebutuhan untuk hari Raya Ied, dan hanya berbekal masker tanpa memperhatikan social distancing. Maka wajar saja jika virus corona ini akan terus mengintai kita kapan saja tanpa kita sadari. Keikhlasan dan kesabaran masyarakat sungguh sedang diuji. Bagaimana mereka bisa berkontribusi kebaikan dimasa pandemi ini.
Hari Raya Ied tinggal menghitung hari, siapa yang tak ingin bersilaturahmi dengan sanak famili, handai taulan juga para kerabat?. Bercengkerama serta saling bermaafan satu dengan yang lainnya. Namun, sekali lagi kondisi ini harus sangat dipahami oleh masyarakat, agar terus bersabar didalam kondisi pandemi.
Kini jaman telah memasuki era digitalisasi, dipermudah dengan alat komunikasi yang mumpuni untuk bisa dipergunakan dengan maksimal sebagai media untuk bertatap muka saat hari raya Ied nanti. Berbagai macam aplikasi penghubung sudah banyak disediakan mulai dari yang berbayar hingga yang tak berbayar alias free. Di Whatsapp ada video call, kini bisa untuk lebih dari empat orang. Belum lama ini yang menjadi aplikasi terviral adalah zoom, dimana bisa menampung lebih banyak orang untuk ikut bergabung dalam berkomunikasi.
Lebaran via daring memang cara yang lebih efektif dan memungkinkan untuk kondisi saat ini, dan menjadi pilihan bijak disaat wabah di luar rumah sedang mengintai keselamatan kita semua. Pun lebaran via daring tidak mengurangi semarak suasana suka cita hari raya. Semua anggota keluarga tetap bisa menyapa dari seluruh penjuru wilayah. Maka, tidak ada alasan untuk bersedih atau berduka jika hari raya tidak bisa bertatap muka. Fisik memanglah berjauhan, namun kerinduan dengan orang tua, kerabat dan handai taulan tetap bisa dilakukan untuk bermaaf maafan dengan menggunakan fasilitas aplikasi komunikasi yang ada. Tak ada rotan akar pun jadi, tak bisa bertemu fisik, daringpun jadi solusi.
Hati siapa nak berjumpa dengan Ayah Bunda, sanak saudara juga kerabat, namun tidak mudiknya kita menjaga keluarga kita terhindari dari bahaya virus corona, karena bisa jadi hadirnya kita di kampung halaman bisa jadi perantara penularan virus tersebut.
Memaksakan diri untuk hal yang buruk adalah perbuatan yang merugikan.
Semoga wabah Covid-19 ini segera berlalu dan masyarakat bisa beraktifitas normal kembali, walau banyak yang memprediksi kondisi ini masih memerlukan waktu yang panjang, semua pihak harus tetap selalu menjaga kesehatan diri, agar terhindari dari virus ini.
Diah Winarni, S.Kom
Praktisi pendidikan (guru)