Virus Convid-19 sangat menghebohkan dunia yang muncul pada akhir tahun 2019 dari kota wuhan dan telah menyebar keseluruh dunia salah satunya indonesia. Virus ini telah memberikan dampak negatif yang begitu memilukan bagi rakyat. Meluluhlantakan negara-negara adidaya, dari segi ekonomi hingga kesehatan. Dan rakyatlah yang paling merasakan dampaknya.
Bagi rakyat menengah keatas masih bisa benafas lega karena masih ada tabungan untuk menyambung hidup. Meskipun masih ada yang mengeluh karena berpengaruh pada pendapatan. Dan tentu masyarakat menengah kebawah semakin sengsara. Ditambah lagi disaat kondisi wabah seperti ini terdengar isu bahwa pemerintah akan menaikkan iuran BPJS.
Sebagaimana dilansir dari SERAMBINEWS.Com (17/5), bahwa Anggota DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi LC, mengatakan kenaikan iuran BPJS telah melukai hati masyarakat Indonesia, termasuk Aceh. Apalagi kebijakan dilakukan ditengah-tengah pandemi Corona sperti sekarang ini.
“Kebijakan melukai hati masyarakat. Ditengah wabah Corona seperti sekarang, banyak masyarakat mengalami kesusahan di bidang ekonomi serta PHK terjadi dimana-mana. Hal ini disampaikan Syekh Fadhil, sapaan akrab senator muda asal Aceh itu, Minggu (17/5/2020).
Menurutnya lagi banyak UMKM serta perusahaa terancam bangkrut, pemerintah justru mengeluarkan kebijakan kenaikan BPJS. Menaikan iuran BPJS ditengah pandemi saat ini merupakan kebijakan yang kurang tepat. Sebab rakyat disegala elemen saat ini berjuang melawan wabah pandemi. Dampaknya pun sangat berpengaruh pada ekonomi, kesehatan dan pangan.
Ujian pandemi dan kebijakan pemerintah terkait kenaikan iuran BPJS sudah melengkapi kesengsaraan rakyat. Dan rakyat pun seakan tak mempunyai penopang yang mampu melayani kebutuhan dasar mereka.
Meskipun ada isu bantuan uang tunai dan sembako membuat masyarakat sedikit lega akan kelanjutan mengepulnya asap pendapuran. Namun itu pun ada sebagian rakyat yang tidak mendapatakan bantuan disebabkan pendataan dari pemerintah yang kurang efektif.
Semua Dinilai Untung Rugi
Jika melihat berbagai kebijakan yang dicanangkang pemerintah nampak muaranya pada satu tujuan dimana hitungan untung rugi yang melandasi suatu kebijakan.
Akibat sistem kapitalisme leberalisme yang diterapkan di negeri dimana sistem yang memposisikan keuntungan adalah segalanya. Atas dasar manfaat yang dibangun ide ini membuat pemerintah rasa pengusaha.
Semua kebijakan yang dikeluarkan semua mengarah pada masalah ekonomi dan alasan ekonomi. Salah satunya revisi UU minerba yang di percepat, RUU Omnibus dan lain-lain. Kebijakan tersebut meruoakn syarat akan kepentingan penguasa.
Pelayanan kesehatan bukan ajang untuk mencari keuntungan secara komersial. Harus lebih dititijk beratkan kepada kemanusiaan dan sebagai wujud tanggung jawab negara.
Bagaimana mungkin rakyat daoat hidup sejahtera, jika kesehatan semakin mahal dan membebani. Bahkan dalam kondisi sulit pun biaya malah dinaikkan.
Kesehatan di dalam Islam
Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui dari peradaban manapun. Islam memadukan antara kesehatan dan keimanan sebagaimana sabda rasulullah saw artinya : mintalah oleh kalian ke0ada Allah ampunan dan kesehatan. Sesengguhnya setelah niikmat keimanan, tak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat (HR Hakim).
Di dalam Islam kesehatan salah satu kebutuhan dasar umat yang harus dipenuhi. Dan dalam sistem Islam pemimpin (khalifah) bertanggung jawab penuh atas ketersediaan kebutuhan dasar. Sebagaiman Rasulullah SAW bersabda,” Iman (khalifah) yang menjadikan pemimpin manusia laksana penggembala hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR al-Bukhari).
Negara juga harus menjamin ketersediaan layanan kesehatan. Dan mengratiskannya bagi warga negara yang membutuhkannya, tanpa memandang perbedaan ras, suku, warna kulit maupun agama dengan dana bersumber dari Baitul Mal.
Seperti khalifah Umar bin Khatab beliau mengalokasikan anggaran dari Baitul Mal untuk mengatasi wabah penyakit Lepra di Syam.
Daulah Islam juga tidak lupa akan tanggung jawabnya kepada orang-orang yang mempunyai kondisi sosial khusus, seperti yang tinggal ditempat-tempat yang belum mempunyai rumah sakit, para tahanan, orang cacat, dan para musafir. Untuk itu daulah Islam mendirikan rumah sakit keliling tanpa mengurangi kualaitas pelayanan.
Rumah sakit perempuan dan laki-laki dipisah dilayani sesuai dengan gender masiang-masing. Rumah sakit dibangun di area yang kondusif bagi pasien, seperti diatas bukit, didekat sungai yang mengalir dengan tanaman-tanaman yang indah.
Rumah sakit Marakesh (Ibukota Maroko), didirikan pada masa al-Mansyur ya’qub Ibnu Yusuf tahun 1190 M . Merupakan rumah sakit yang cantik dengan tata tanaman yang sangat indah dilengkapi berbagai macam jenis pohon, buah-buahan, berbagai eneka bunga, tiga telaga buatan dengan air yang menggalir ke semua trowongan.
Itulah sebuah fakta keberhasilan dan kegemilangan peradaban Islam dalam bidang kesehatan tercatat dalam sejarah yang tidak ada bandingannya dengan peradaban manapun.
Sungguh umat sangat merindukan kembali tegaknya Daulah Islam dengan menerapkan aturan yang bersumber dari sang khaliq yang bisa mengatasi problematika umat seperti dalam bidang kesehatan. Dan sudah saatnya mencampakkan sistem kufur (kapitalisme liberal) yang gagal mengatasi masalah umat.
Allahu a’lam.
Oleh : Aiysah ( Anggota Komunitas Menulis untuk Peradaban)