Kasus corona dinegeri ini belum usia, setelah dilakukan swab ditempat umum yang banyak dikunjungi masyarakat diketemukan yang positif. Pantaskah disaat banyak ditemukan yang status positif memberlakukan new normal? Mulai pertengah bulan juni pemerintah sudah memberlakukan new normal. Sekolah, pasar, swalayan sudah kembali dibuka. Selama pandemi yang dilakukan ternyata tidak efektif dan efisien.
Telah dilakukan berbagai cara untuk menghentikan penularan kasus korona namun yang terjadi kasus tidak berkurang justru sebaliknya semakin bertambah manusia yang menjadi korban. Yang sebelumnya istilah yang digunakan adalah ODP dan PDP sekarang muncul istilah baru yaitu OTG (Orang Tanpa Gejala). Orang yang tidak memiliki indikasi seperti batuk, panas diatas 38, pilek, sesak saat di cek melalui swab bisa terindikasi corona dan itu harus diisolasi selama 14 hari.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat 529 orang pedagang positif virus corona. Dari jumlah itu, 29 di antaranya meninggal dunia. Tak ayal, pasar dianggap menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengakui pasar menjadi tempat kerumunan yang paling rawan. Potensi untuk menjadi kluster penyebaran corona sangat tinggi. (https://nasional.okezone.com/read/2020/06/13/337/2229409/529-pedagang-pasar-positif-corona-menko-pmk-minta-protokol-kesehatan-diperketat).
Pasar Cileungsi sebelumnya merupakan klaster baru penularan virus corona dan masuk dalam zona merah di Kabupaten Bogor. Hingga Selasa (2/6), tercatat 16 orang dari klaster Pasar Cileungsi terkonfirmasi positif COVID-19 usai menjalani tes swab. Kemudian pada Minggu (7/6), ada penambahan empat kasus baru sehingga jumlah kasus positif dari klaster tersebut menjadi 20 orang. Seluruh pasien positif terdiri usia balita, anak-anak hingga dewasa.( https://kumparan.com/kumparannews/ratusan-pedagang-pasar-cileungsi-bogor-usir-petugas-tes-corona-1taeGRzYVD5/full)
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli.
Setelah dilakukan tes swab ditemukan yang berkasus, namun nyatanya pemerintah kurang pendekatan terhadap penjual dan pembeli sehingga terjadi penolakan tes swab oleh mereka. Kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memenuhi protokol kesehatan yang diantaranya penggunaan masker dan jaga jarak untuk membedakan penjual dan pembeli. Dan pemberian sanki kepada masyarakat ketika sudah dieduksi namun tidak mengindahkan instruksi yang diberikan. Serta kesiapan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat agar penyebaran virus semakin bertambah.
Banyaknya orang yang meninggal akibat virus ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus lebih tegas lagi dalam memberlakukan kebijakan dan pengambilan keputusan. Memang diakui tidak selamanya orang yang meninggal adalah yang terjangkit korona, saat ini tidak bisa dibedakan kematian yang menimpa seseorang apakah karena kasus korona atau karena hal yang lain.
Segala upaya telah dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus seperti sering melakukan cuci tangan pakai sabun, menggunakan hand sanitizer, alcohol, masker,jaga jarak satu-dua meter, pengukuran suhu saat masuk ditempat umum seperti rumah sakit, bank, swalayan dan lainnya. Namun upaya yang dilakukan terbukti belum efektif, banyak masyarakat yang melanggar seperti saat keluar rumah tidak semua mengunakan masker padahal pemerintah sudah berupaya dengan membagikan masker, masyarakat sudah dihimbau untuk menyediakan tempat cuci tangan didepan rumah, nyatanya semua yang telah dilakukan belum cukup.
Dukungan pemerintah baik moril maupun materil sangat dibutuhkan masyarakat.
Adanya musibah yang sedang dilanda didunia ini merupakan ujian bagi orang yang mau berfikir. Bahwa dibalik kehidupan ada sang pencipta. Mungkin selama ini kita sudah melalaikan aturanNya. Yang dilarang oleh Nya kita kerjakan sedangkan yang dihalalkan justru ditinggalkan.
Dari dulu sampai sekarang islam telah mengajarkan kita untuk berperilaku bersih dan sehat. Sesuai jargon “ Kebersihan adalah sebagian dari iman” . Ya masyarakat sudah melupakan bahwa menjaga kebersihan baik individu, lingkungan dan masyarakat merupakan tugas bersama. Tidak dibebanka oleh individu atau kelompok. Pemerintah harusnya memfasilitasi kebutuhan mayarakat, menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakatanya.
Namun kenyataan saat ini perintah abai dan lalai, tidak memperhatikan mayarakatnya. Justru yang dipentingkan adalah mementingkan kepentingan golongan atau kelompok yang bisa menguntungkan untuk sebagian invidu yang memiliki kekuasaan. Kini hati nurani pemerintah telah tiada, mereka lebih mementingkan hawa nafsunya. Banyaknya orang yang meninggal tidak menjadi instropeksi pemerintah dalam menangani musibah yang sedang terjadi.
Adanya virus korona yang melanda merupakan ujian yang bisa dilakukan oleh seorang hamba dalah bersabar dalam menghadapi ujian. Sesuai firman Alloh dalam surat Al Baqoroh ayat 155-156 yang artinya “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan (ujian ) kepadamu, dengan sedikit ketakutan , kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi roojiun (sesungguhnya kami adalah milih Alloh dan sesungguhnya kami semua akan kembali. Dan Rosululllh bersabda yang artinya Sesungguhnya jika Alloh mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Dan barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginyaridho Alloh dan barang siapa yang marah maka baginya murkaNya ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Yang bisa dilakukan oleh masyarakat saat ini adalah bersabar dalam meghadapinya dan mengharap ridho Alloh dari musibah yang sedang melanda dan tetep berjuang untuk menegakkan kembali aturan hidup di dunia ini karena Islamlah agama yang dirihoi oleh Alloh dan agama yang akan menolong baik kehidupan dunia maupun akhirat. Aturan islam telah diterapkan 13 abad yang lalu. Dan satu-satunya sistem yang mengandung maslahat untuk semua makhluk yang ada didunia.
Wallohu Alam
Oleh : Siti Muksodah