Banyak remaja yang terlibat dalam tantangan atau challenge yang tidak bermanfaat. Salah satunya yang lagi viral sekarang adalah Lathi Challenge dengan menggunakan aplikasi TikTok Terutama di masa pandemi ini, “menghilangkan kebosanan tinggal di rumah katanya.”
Padahal dengan melakukan challenge seperti itu hanya menyia-nyiakan waktu saja.
Harusnya di masa pandemi ini, kita sebagai remaja lebih banyak meluangkan waktu untuk hal yang bermanfaat seperti membaca Alquran, mempelajarinya, membantu orangtua, ikut kajian online, berdzikir. Sebab jika kita melakukan itu semua, kita bukan hanya melakukan kegiatan yang bermanfaat tapi juga mendapatkan pahala.
Apalagi Lathi Challenge yang lagi viral itu. Bukan hanya melakukan hal yang sia-sia tapi kita juga telah meniru sesuatu yang telah dilarang dengan keras untuk ditiru, yaitu menyerupai setan. Naudzubillah min dzalik. Seharusnya kita sebagai seorang remaja muslim, menjauhinya dan minta perlindungan kepada Allah akan hal-hal seperti itu.
Yang lebih mengejutkan bahwa ternyata lebih banyak remaja muslim yang mengikuti challenge tersebut. Tampak terlihat dari kerudung yang mereka pakai.
Menjadi Remaja Muslim Sejati
Remaja muslim sejati adalah remaja yang memahami Islam dan senantiasa melakukan ajaran Islam. Baginya dunia adalah tempat persinggahan saja, tidak ingin tergoda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Seharusnya kita sebagai remaja muslim lebih banyak malakukan hal-hal yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Remaja adalah penerus perjuangan bangsa. Sudah semestinya kita belajar dan mengetahui bagaimana menjadi penurus yang baik. Di zaman sekarang kita harus banyak menjaga iman kita dan mengkokohkan aqidah agar terhindar dari godaan di dunia ini. Lebih baik kita meluangkan waktu kita dengan banyak belajar dan melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti menulis. Mendakwahkan kebaikan lewat tulisan. Baik di media maupun di sosial media.
Seharusnya handphone kita di manfaatkan dengan baik dan dapat mendatangkan pahala.
Seorang ramaja muslim sejati harus memilik pengakuan yang jujur kalau dia adalah seorang muslim, tapi jangan karena dilahirkan dari orang tua yang muslim, kita sudah dibilang menjadi remaja muslim sejati.
Banyak remaja muslim diluar sana mengaku beragama Islam, tapi tidak menampakkan diri sebagai remaja muslim yang baik. Hanya sibuk mengikuti tren agar ingin terkenal. Kita tidak perlu latah mengikuti tren yang tidak bermanfaat apalagi mengikuti ‘challenge’ yang tidak ada faedahnya seperti lathi challenge yang lagi viral itu.
Sebagai remaja muslim. Kita juga punya teladan terbaik seperti Sultan Muhammad Alfatih. Seorang pemuda yang dapat menaklukkan Konstantinopel di saat berusia 21 tahun. Dipanggil sultan sejak menginjak usia 12 tahun. Sultan Muhammad Al Fatih mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa. Luar bisasanya keberadaan Muhammad Al-Fatih ini pun telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Seharusnya kita sebagai remaja muslim dapat mengambil hikmah dari sejarah sultan Muhammad Al Fatih dari pada mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang kafir seperti mengikuti ‘challenge’ agar terkenal dan dikagumi. Lihatlah Muhammad Al Fatih, beliau sangat dikagumi oleh kawan bahkan lawannya.
Tidak perlu mengikuti Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel. Masih banyak keteladanan yang bisa kita ikuti dari beliau, seperti belajar dengan giat terutama dalam hal agama. Agar kita terjaga dari hal-hal yang buruk. Remaja muslim sejati harus menanamkan sifat yang seperti ini di dalam diri kita. Berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk.
Oleh : Mujahidah Nurul Izzah (Siswi kelas 8, SMPIT AL Insyirah Makassar)