Panen Kakao di Pakue Tengah Berhasil, Bupati Kolut Jejaki Pasar di Prancis

Bupati Kolut, Nur Rahman, Wakil Bupati, H. Abbas,SE, Ketua DPRD, Buhari, S.Kes. M.Si Kabupaten Kolaka Utara, bersama Anggota, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Ismail. ST, serta para Kepala OPD, Camat, Kepala Desa dan warga Desa Powala’a saat panen perdana kakao di lahan kebun Kelompok Pucuk Mekar di Desa Powala’a Kecamatan Pakue Tengah, Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (15/07/2020)

TEGAS.CO., KOLAKA UTARA – Bupati Drs. H Nur Rahman Umar, MH bersama kelompok tani melakukan panen perdana buah Kakao di lahan kebun Kelompok Pucuk Mekar di Desa Powala’a Kecamatan Pakue Tengah, Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (15/07/2020).

Saat Panen Perdana tersebut Bupati Nur Rahman Umar didampingi oleh Wakil Bupati, H. Abbas,SE, Ketua DPRD, Buhari, S.Kes. M.Si Kabupaten Kolaka Utara, bersama Anggota,
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Ismail. ST, serta para Kepala OPD yang berkesempatan hadir, Camat, Kepala Desa dan warga Desa Powala’a.

Iklan ARS

Dalam kesempatan ini, Nur Rahman Umar menyampaikan, Panen Perdana Kakao ini adalah awal keberhasilan Program Revitalisasi Kakao dengan bibit unggul dominan Klon MCC02 sambung pucuk yang ditanam Februari 2019 lalu.

“Laporan dari Pendamping Revitalisasi Kakao (Tambun) mengatakan untuk Kecamatan Pakue Tengah tingkat keberhasilan kakaonya mencapai 99 persen,”ucap Nur Rahman kepada tegas.co.

Hari ini, lanjutnya, Panen Perdana Kakao di Desa Powalaa berhasil dengan luasan lokasi tanam 41 HA. Dikatakannya, pemerintah dapat melihat secara langsung bagaimana Perkebunan mulai bangkit dari tanaman kakao yang terjangkit hama menjadi tanaman kakao dengan Pariates Unggul.

“Banyak masyarakat yang apatis karena petani terpengaruh program yang dulu gagal, sehingga mereka melihat keberhasilan dari mata,”ujarnya.

Lanjut Bupati, Petani nanti akan menanam apabila melihat tanaman kakao yang sudah berhasil, olehnya itu diharapkan petani kakao yang menanam, merawat sampai berhasil, tidak menjadi petani kakao sesudah menanam lalu ditinggalkan.

“Kwalitas biji kakao yang paling diutamakan, jangan kita memikirkan harga tetapi tidak memikirkan kwalitas biji kakaonya,”harapnya.

Nur Rahman menambahkan pihaknya, sudah membawa sampel biji kakao murni ke Jembrana Bali dan hasilnya cukup menggembirakan, namun belum memberikan kepuasan, sehingga pihaknya mengirim sampel ke negara Prancis yang di teliti 25 pakar biji Kakao.

“Alhamdulillah biji kakao Kolut bisa bersaing di pasar Internasional karena memiliki ciri khas aroma rempah yang disenangi Negara Eropa,”kata Nur Rahman.

Dikatakannya, petani kakao untuk tidak ragu dan takut harga yang murah, karena di Kolut, sudah berjalan tahun pertama Pembangunan Pabrik biji Kakao dan Pembelian biji kakao nantinya dengan harga yang tinggi dan tidak lagi melalui tengkulak yang membeli kakao dengan Harga Murah.

Hal Senada yang diungkapkan
Kades Powalaa, Jupriadi, A.Ma. keberhasilan tanaman kakao di Desa Powalaa baru mencapai 75 persen karena masih ada bibit yang belum ditanam.

“Luasan tanaman kakao untuk Revitalisasi dengan Anggaran APBD seluas 41 HA dan 12 HA menggunakan Anggaran Dana Desa,”ungkap pak Kades.

Tanaman Kakao Pembibitannya di Bulan Juli 2018 dan dibulan Februari 2019 kata pak kades baru ditanam dan hari ini sudah dipanen.

Kata pak kades, diusia tanaman Kakao 8 bulan sudah berbuah, namun buahnya masih dibuang dengan pertimbangan batang pohonnya belum besar dan Kuat.

“Keberhasilan tanaman kakao tergantung petaninya itu sendiri, di Kelompok kami pucuk mekar ada slogan, Anda rajin panen berlimpah, anda malas jadi penonton,”tandasnya.

Dijelaskan, petani harus rajin merawat kakaonya, tidak menjadi penonton saat melihat petani kakao yang berhasil menimbang dengan hasil yang melimpah. Adapun ada masyarakat mengatakan bahwa program Revitalisasi Kakao Itu gagal, maka dirinya (Kades red) membantah pernyataan tersebut, karena yang namanya gagal tidak satupun tanaman yang kakao yang tumbuh, sementara di Kecamatan Pakue Tengah keberhasilan xukup luar biasa, mencapai 99 persen.

Diakhir keterangan kades, untuk meningkatkan kwalitas Kakao, pihaknya berharap ada bantuan pembuatan drainase, agar air tidak merendam pohon Kakao.

IS