TEGAS.CO,. MUNA – Pusat sentra perekonomian Kabupaten Muna yang dititik fokuskan di pasar Laino terus menuai banyak polemik dari hari ke hari. Para pedagang yang menaruh harapan hidup di pasar ini dibuat pontang panting dengan pembagian kios sehingga memunculkan banyak kecurigaan yang sarat Nepotisme. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Muna sebelumnya pada sabtu (19/9/2020) telah menyebar pamflet pengumuman untuk pencabutan nomor (lot) atas kios yang tersisa sebanyak 87 unit kios.
Senin (21/9) Pemerintah Daerah melalui Disperindag mulai merealisasikan janjinya melakukan pembagian kios dengan sistem Lot. Dimana, dalam sistem ini para pedagang dipanggil namanya kemudian mengambil kertas yang sudah disediakan. Kertas yang diambil tertera tulisan nomor kios. Awalnya kegiatan ini berjalan lancar tetapi kemudian para pedang mulai protes dan mempertanyakan transparansi kertas yang disediakan. Keluhan ini mulai terus-terusan disuarakan oleh para pedagang yang mulai kecewa dan sakit hati.
Kecurigaan ini bermula saat banyak pedagang yang mendapatkan tulisan “Mohon maaf anda belum beruntung” dan “Mohon maaf harap menunggu antrian berikutnya”.
Ketua Asosiasi Pasar Laino Abdul Rahman Bali (40) menyampaikan, mereka merasa dizalimi, karena Disperindag tidak transparan dalam pencabutan lot, mulai dari pencabutan lot sebelumnya sampai hari ini.
“Kadis Perindag tidak pernah menerima keluhan para pedagang dan ini merupakan perbuatan yang tidak bagus. Artinya tidak ada benarnya disitu dan kita ingin agar Kadis Perindag melakukan klarifikasi secara terbuka. Kenapa itu nomor-nomor sebelum diperebutkan tidak diperlihatkan secara terang-terangan kepada para pedagang. Supaya kita merasa puas walaupun tidak dapat kios”, ungkapnya
“Tadi saat kita meminta mereka memperlihatkan, semua tidak ada yang mau berbicara dan langsung melakukan lot. Sedangkan yang sudah tarik lot kurang lebih hampir 100 orang dan yang baru dapat baru 2 orang, itupun yang dapat bukan tempat strategis. Mereka dapat kios paling belakang. Jadi hari ini yang teman-teman perebutkan adalah los-los yang tidak strategis”, tambahnya.
Para pedagang yang lain pun mengeluhkan hal yang sama, RD (28) mengungkapkan, bahwa merasa kecewa atas kebijakan Dislerindag yang terkesan pemaksaan, bahkan yang lebih gawatnya ada jual beli kios, sewa tempat dan pedagang yang memiliki lebih dari satu kios.
“Jadi cabut lot hari ini hanya formalitas. Saya kecewa dan sakit hati, Disperindag tidak mendengarkan keluhan para pedagang. Mereka seolah-olah menganggap kami hanya bahan permainan,” jelasnya
Melalui via Whatsapp Kadis Perindag Muna Drs. La Ode Darmansyah B. SH. M.S.i melakukan klarifikasi terkait permasalahan di pasar tersebut. Ia menyampaikan bahwa Pemda telah membangun 300 unit kios dan sudah ditempati 214 unit tersisa 87 unit. Jadi hanya itu yang bisa direalisasikan.
Pencabutan nomor ditutup siang hari dengan menyisahkan kekecewan serta rasa duka dari para pedagang yang terlihat dari raut wajah mereka.
Reporter : Faisal
Editor : YA