Example floating
Example floating
Opini

Dakwah Islam di Era Fitnah

×

Dakwah Islam di Era Fitnah

Sebarkan artikel ini
Mifta (Aktivis Muslimah)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Ke sekian kalinya telah terjadi berbagai serangan terhadap para ulama, dari segi persekusi, tuduhan, hingga mengancam jiwa ulama. Keadaan saat ini begitu miris hingga keselamatan jiwa ulama terancam. Seperti halnya yang telah di alami pendakwah sekaligus ulama terkenal Syekh Ali Jaber yang telah di tikam oleh orang yang tidak di kenal saat sedang mengisi acara wisuda hafidz quran di Masjid Falahudin, Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Bandarlampung, Minggu 13 September 2020. Syekh Ali Jaber mengalami luka tusuk yang cukup dalam di bagian bahu kanan atas. Tempo.co.id.

Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa para ulama Islam di negeri yang dikatakan mayoritas muslim ini ternyata belum bebas dari ancaman, baik dari segi fisik maupun non fisik. Jika dikatakan bahwa di sistem Demokrasi mampu melindungi ulama maupun aktivis dakwah Islam itu rupanya hanyalah gombalan janji palsu semata.

Iklan KPU Sultra

Berbagai problem saat telah silih berganti dialami umat Islam, serangan terhadap ulama pun tak kunjung usai.

Bukanlah hal yang baru di sistem Demokrasi ini. Ketika ada masalah penyelesaiannya pun tak berhasil dan tak kunjung tuntas. Janji manis terhadap ulama akan di lindungi dalam sistem demokrasi rupanya selalu dalih semata. Kenapa disetiap masalah di negeri ini dalam penyelesaiannya pun tak kunjung pula tuntas?

“Tentu ini semua berawal dimana peran Agama Islam dalam aturannya telah di kesampingkan. Agama bagi negara hanya sebagai kebutuhan ritual semata. Dalam menangani segala masalah, bahkan hasilnya pun tak membuat permasalahan tuntas hingga akarnya. Inilah yang ada segala kebijakan yang ada di negeri kita sistem yang di terapkan yang jauh sekali dari aturan Islam. Dalam Ideologi Kapitalisme melahirkan sistem sekuler menganggap bahwa setiap manusia cukup memakai agama sebagai kebutuhan individu semata.

Dengan berbagai polemik permasalahan di negeri ini bisa di analisa bahwa umat butuh sistem alternatif yang baru. Sistem Islam yang mampu menerapkan syariat Islam secara kaffah yang mampu menyelesaikan segala problem umat dengan tepat, tegas dan tuntas. Bersumber dari aturan penciptanya dari Al-Quran dan as sunnah. Dimana aturan tersebut yang dari pencipta kita yaitu Allah, maka ketika di terapkan akan mampu menyelesaikan permasalahan umat dengan tepat. Bukan dari hawa nafsu melainkan berhukum dengan hukum syara.

Memang tak mudah memahamkan kepada umat di era banyaknya fitnah saat ini, tak mengherankan karena telah lamanya umat bernaung di bawah sistem pemerintahan sekuler yang jauh sekali dimana negara tidak memfasilitasi untuk mencerdaskan umat. Tentu saja mereka para pengemban ideologi kapitalisme tidak akan pernah ridho bila mana yang selama ini telah mereka agung agungkan (kehidupan sekuler liberal) akan runtuh begitu saja.

Sebuah nikmat yang luar biasa bisa menjadi pengemban dakwah Islam di era fitnah saat ini, dan kita harus yakin pasti mampu untuk menjadi seorang penyeru kepada jalan yang Haq, jalan yang di ridhoi Allah dengan perkataan yang ahsan menyejukkan hati umat dengan nasehat yang baik, serta diskusi dengan cara mulia.

Seorang pengemban dakwah harus lebih mengefektifkan kegiatannya, tidak tunduk pada kelemahan hati, kemalasan dan menyerah pada kekosongan. Agar para pelaku kebatilan tidak lagi menjadi suatu pembenaran . Para pengemban dakwah harus bangun, perbaiki segala sesuatu yang bisa di mulai dari rumah, maupun tempat kerja. Laksana apa yang menjadi kewajiban kita untuk berusaha mentaatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa ta’alla menyeru kepada yang Haq mencegah pada yang mungkar.

Dengan dakwah lah manusia bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya terang Islam. Inilah keistimewaan Islam di bandingkan agama lain, Islam telah mewajibkan setiap muslim untuk bertanggung jawab kepada saudaranya segenap manusia. Salah satu tanggung jawab yang di maksud adalah dakwah tanpa memandang profesi maupun statusnya.

Khilafah Melindungi Bukan Ancaman

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Al Dari ra, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda : “Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa ? “Beliau pun menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin – pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” ( HR. Muslim ).

Maka, dalam Sistem Khilafah dakwah bukanlah hal yang baru dalam Islam tetapi merupakan aktifitas wajib bagi kaum muslimin secara menyeluruhnya. Sistem Bahkan Generasi di cetak menjadi pribadi – pribadi unggul yang mampu menguasai sains teknologi dan mumpuni faqih fiddin dalam tsaqofah Islamnya. Hingga dakwah tadi mampu menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Islam memberikan pemahaman setiap muslim pada hakikatnya adalah penyambung risalah Rasulullah dalam menyampaikan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar. Sehingga ilmu yang di dapat tidak terhenti begitu saja, hingga mampu menyebar luas ke penjuru dunia dengan cara mendakwakannya.

Dakwah hukumnya wajib bagi setiap individu yang telah balig dan berakal, baik laki – laki maupun wanita (Q.S Ali Imran : 104). Bahkan sebagai sebuah bentuk kewajiban hingga satu ayat saja haruslah disampaikan. Sebagaimana Rasulullah bersabda : “Sampaikanlah walaupun satu ayat.” (HR. Al – Bukhari ). Maka, dalam Islam Khalifah sebagai junnah akan melindungi para ulama juga para aktivis dakwah, mereka akan di lindungi baik jiwanya, hartanya maupun kehormatannya.

Ulama dalam Islam adalah sosok yang Allah muliakan, tentu saja ulama yang di maksud adalah mereka yang menyadarkan kepada manusia untuk menaati aturan Allah menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Pemisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang mampu memberikan petunjuk kepada orang yang berada di gelap malam di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, maka manusia tak mendapatkan petunjuk. (HR.Ahmad). Keadaan ini menggambarkan bahwa kewajiban memuliakan serta menjaga para ulama atau para aktivis dakwah adalah suatu hal yang harus ditunaikan.
Wallahu’allam bishawwab

Penulis: Mifta (Aktivis Muslimah)
Editor: H5P

Example 120x600
error: Jangan copy kerjamu bos