TEGAS.CO,. MUNA – Apa yang dilakukan oleh KPU Muna dalam menentukan zonasi kampanye akhir-akhir ini membuat keadaan semakin runyam. Imbasnya pada Senin malam hampir terjadi pertumpahan darah antara kedua simpatisan pasangan calon (Paslon) Pilkada Muna di sekitaran jl. Mitsumi, Selas (10/11/2020).
Hasil pemantauan di lapangan, sekitar pukul 17.30 akses jl. Mitsumi diblokir masa pendukung LM Rusman Emba – Bachrun (TERBAIK) karena tidak terima poskonya pemenangannya diserang dan terjadi pengancaman yang diduga dilakukan oleh simpatisan paslon lain.
Konvoi kendaraan bermotor massa pendukung paslon LM Rajiun Tumada – H. La Pili (RaPi) yang pulang sehabis kampanye di desa Wakorambu kelurahan Bata Laiworu saat sedang melintas disekitaran jl. Mitsumi saling gesek dengan massa pendukung TERBAIK karena tidak terima jalan terblokir dan tidak bisa lewat. Situasi sempat menegang dan saling serang batu antara dua kubu sekitar pukul 19.30 yang mampu dilerai oleh BKO Brimob dengan menembakan gas air mata dan peluru hampa ke massa pendukung RaPi. Massa yang muncul dari arah Makodim 1416/Muna berhamburan memilih mundur dan bertahan disekitaran jembatan karena terkena gas air mata termaksud wakil ketua DPRD Muna Cahwan. Massa Pendukung Rapi tidak terima atas tindakan aparat yang berat sebelah menembakan gas air mata.
Wakil Ketua DPRD Muna Cahwan dari partai Demokrat menyampaikan tidak terima dengan perlakuan aparat kepolisian yang menembakan gas air mata serta menolak penjajahan yang dilakukan kelompok tertentu.
“Saya menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang dengan sengaja menembakan gas air mata ke arah kami, ini perlakuan yang tidak manusiawi. Ini kan namanya penjajahan di negri sendiri. Jalan umum tetapi tidak bisa lewat karena dihalangi massa pendukung Rusman Emba. Bukan sebaliknya menembakan gas air mata secara brutal ke kami. Seharusnya Kepolisian dan TNI bisa membubarkan kelompok itu karena telah melakukan tindakan kriminal. Mereka dengan seenaknya menutup jalan umum. Dasarnya apa coba. Kami merasa pihak kepolisian hanya ngotot ke kami. Kami tidak terima atas perlakuan ini. Kita ini ingin damai dan tenang jadi jangan saling memancing,” ungkapnya.
Simpatisan paslon TERBAIK, R (38) mengungkapkan bahwa pemblokiran jalan sengaja dilakukan untuk menjawab respon dari pengrusakan posko dan pengancaman yang diduga dilakukan simpatisan Paslon RaPi.
“Ini kan ada skenario untuk membuat kekacauan, kalau mau lewat seharusnya lewat saja jangan melakukan pengrusakan posko dan membuat panik orang dengan mengancam-ngancam. Memangnya kita takut. Intinya selama ini kami diam bukan tidak berani melawan. Sekarang mereka melunjak jadi kita melawan,” ujarnya.
Kapolres Muna, Debby Adi Nugroho menyesalkan sistem zonasi kampanye yang dibuat KPU Muna dengan tidak memperhatikan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“KPU Muna seharusnya bisa melihat dan membaca situasi kamtibmas dalam menentukan zonasi kampanye. Setidaknya dibuat tidak saling berdekatan dan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI untuk mengurai skala kerawanan sehingga benturan dan gesekan dilapangan antara kedua massa pendukung bisa diminimalisir,” ucapnya.
Ia juga menambahkan jika telah terjadi tindakan kriminal untuk segera membuat laporan ke kepolisian agar segera ditangani dengan cepat.
“Saya sampaikan kepada korban untuk tampil dan melapor. Jangan sampai terjadi penggiringan seperti meminta mengamankan dulu orang yang diduga baru melakukan pelaporan padahal tidak seperti itu prosesnya. Lapor dulu, persesuaian nanti. Setelah membuat laporan polisi baru pertanggung jawaban bahwa dia itu adalah korban. Itu prosedur, tidak boleh kita menyalahi prosedur,” ujarnya.
Terkait gesekan antara kedua massa pendukung calon, ia menggunakam cara negosiasi meredam emosi kedua pendukung yang bersikukuh dengan sikap masing-masing.
“Kami bersama TNI berupaya terus bernegosiasi dengan kedua belah pihak untuk mencairkan suasana. Kita akan mengupayakan kedua belah pihak ada yang mengalah. Intinya kami dan TNI semaksimal mungkin untuk menghindari bentrokan, apalagi ini saudara sesama orang Muna,” tegas dua bunga melati di pundak tersebut.
Kapolres dan Dandim beserta seluruh aparat yang bertugas di lapangan kewalahan menghadapi massa yang ngotot dengan pendirian masing-masing. Massa pendukung RaPi yang tidak terima akses jalan pulang ditutup mencoba mendekati ke barisan massa pendukung TERBAIK. Cacian dan makian dilontarkan kedua belah pihak untuk saling mengejek dan memancing hingga aparat keamanan siaga satu ditengah-tengah kedua kubu untuk meminimalisir pecahnya bentrokan.
Sekitar pukul 22.00 akhirnya massa pendukung RaPi memilih mundur dan mencari jalur alternatif lainnya untuk kembali ke Mabes Induk pemenangan. Sedangkan massa pendukung TERBAIK masih bertahan disekitaran jl. Mitsumi.
Sampai berita ini diturunkan tidak ada bentrokan yang terjadi dan aparat keamanan Polres Muna serta Kodim 1416/Muna tetap siaga satu menjaga kamtibmas.
Reporter : FAISAL
Editor : YA