Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita Utama

Sekjen LPPL Sultra : Kami Hadir Bukan Sebagai Kritikus Tapi Partner Pemerintah

450
×

Sekjen LPPL Sultra : Kami Hadir Bukan Sebagai Kritikus Tapi Partner Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Sekjen LPPL Sultra
Sekjen LPPL Sultra

TEGAS.CO,. KENDARI – Permasalahan saat ini yang banyak dihadapi oleh masyarakat adalah terkait lingkungan dalam hal ini sampah. Isu tentang lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab bersama yang harus diselesaikan, baik dari instansi terkait, masyarakat, maupun lembaga-lembaga pemerhati lingkungan.

Salah satu lembaga yang fokus menangani permasalahan lingkungan khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah Lembaga Pemerhati dan Peduli Lingkungan (LPPL) Sultra.

Untuk diketahui, sebelumnya LPPL Sultra merupakan sebuah Asosiasi dengan nama, Asosiasi Pecinta Lingkungan (APEL) Sultra. Untuk Dewan Pembina LPPL Sultra adalah Ibu Agista Aryani Ali Mazi.

Rencana program strategis dibuat oleh LPPL Sultra guna mencegah permasalahan lingkungan yang saat ini tengah dihadapi dan sangat urgen di kalangan masyarakat.

Adapun program unggulan yang akan direalisasikan oleh LPPL Sultra pada 2021 adalah program “Sejuta Tangan Memungut Sampah”. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekertaris Jenderal (Sekjen) LPLL Sultra, Arif Sudarwanto, program sejuta tangan memungut sampah diharapkan tidak hanya menjadi program di Sultra akan tetapi kedepannya bisa menjadi program nasional.

“Kami akan menjadi influencer atau mampu mempengaruhi masyarakat bila perlu dunia, untuk bisa serentak di hari dan jam yang sama memungut sampah secara serentak”, kata Arif saat di temui tim Tegas.co, Senin malam (23/11/2020).

Selain program diatas, Arif juga menjelaskan bahwa LPPL Sultra akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup se Sultra untuk melaksanakan lomba Pembuatan Bak Sampah Kreatif se Sultra.

“Program seperti ini kan sebenarnya program baru yang harus mendapat perhatian baik dari Pemprov maupun Pemda. Kami mengadakan kegiatan seperti ini untuk membantu dinas-dinas terkait yang secara postur anggaran mereka kurang”, jelasnya.

“Kita ambil saja contoh salah satu Dinas Lingkungan Hidup di salah satu daerah, saat kami kesana, ternyata untuk postur anggarannya itu kurang, hanya 1,6 Milyar. Belum untuk dipakai belanja pegawai (gaji pegawai red) sehingga untuk pengadaan bak sampah mereka sudah tidak punya anggaran yang cukup”, lanjutnya.

Menurut Arif, untuk menuntaskan permasalahan sampah tidaklah cukup jika diselesaikan hanya di atas meja tetapi butuh langkah kongkrit dan kerja nyata untuk menuntaskannya.

“Seperti yang pernah dilakukan Presiden kita, dia bahkan sampai turun ke bawah jembatan untuk melihat keadaan di situ. Nah, komitmen-komitmen kerja nyata seperti itu yang kita butuhkan sekarang ini”, tuturnya.

“Terus terang ya, saya sedih saat kami mencari dokumentasi terkait sampah di kota Kendari. Seharusnyakan kota Kendari ini menjadi pilot project percontohan pengolahan sampah di Sultra”, pungkasnya.

Arif juga menekankan bahwa, LPPL Sultra tidak pernah menjadi kritikus pemerintah justru dengan hadirnya LPPL Sultra diharapkan mampu menjadi partner pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten dalam hal penanganan pencemaran lingkungan, khususnya penanganan sampah di Sulawesi Tenggara.

Reporter : Yusrif Aryansyah

Editor : Yusrif

Terima kasih