TEGAS.CO,. MUNA – Seminggu lagi pesta demokrasi di Bumi Sowite akan berlangsung dan menjadi semakin menarik dengan adanya rilisan hasil survey sejumlah lembaga survey, seperti Barometer Suara Indonesia (BSI), The Haluoleo Institute (THI), dan terakhir FIXPOLL Research and strategic consulting.
Sebelumnya BSI merilis hasil Survei dengan presentase paslon Rusman Emba – Bachrun 36,36%, Rajiun Tumada – La Pili 42,50% dan belum nemutuskan pilihan 21,14%. Menggunakan kuisioner tekhnik sampling multistage random, toleransi margin of errors 4,8% tertanggal 25/11/2020 dengan jumlah responden 440 orang.
Tanggal 1/12/2020, THI Juga merilis, Rusman Emba – Bachrun 63,7% dan Rajiun Tumada – La Pili 31,1% serta yang belum menentukan pilihan 6,2%. Tekhnik yang digunakan Multistage random sampling, toleransi margin of errors 4,8% dengan jumlah responden 440 orang.
Terakhir, FIXPOLL mengeluarkan rilis hasil surveinya dengan Rusman Emba – Bachrun 37,4% dan Rajiun Tumada – H. La Pili 46,9% serta belum menentukan pilihan 15,7% tertanggal 2/12/2020. Tekhnik yang digunakan Multistage random sampling, margin of error 3,5% dengan jumlah responden 840 orang.
Menanggapi Hasil Lembaga Survei tersebut, Jubir paslon Rusman Emba – Bachrun, LM Ryfains Tualani menyampaikan bahwa besar kemungkin dua lembaga yang memenangkan paslon nomor urut 2 adalah pesanan karena tidak terdaftar di KPU Muna yang sengaja melakukan perilisan satu minggu menjelang pemungutan suara. (3/12/2020).
“Dengan hasil survei yang dirilis lembaga itu menjelang sisa beberapa hari pemilihan ini, kalaupun dia turun paling banyak 1 atau 3% dan tidak akan mempengaruhi kemenangan kita paslon no 1. Kita tetap menjaga basis-basis, khususnya basis kemenangan yang ada potensi permainan money politik”, ungkap Rifains. Kamis (3/12/2020).
Rifains juga menambahkan, seluruh tim pemenangan Rusman-Bachrun akan siap mengawasi agar tidak terjadi money politik. Menurutnya, meskipun ketiga lembaga tersebut resmi, tetapi ketika tidak terdaftar di KPUD Muna maka tidak menutup kemungkinan adanya pesanan, sebab durasi waktu rilis survey mendekati waktu pemilihan.
“Kita tetap menjadikan acuan THI karena lembaga-lembaga tersebut terdaftar di KPU Muna,” tegasnya.
“Soal hasil survei dua lembaga yang memenangkan paslon nomor urut dua, kemungkinan untuk mempengaruhi suara abu-abu dan menarik dukungan para politisi serta pengusaha. Kalau petahana lebih santai dan enjoy tetapi tidak jumawa dan terus berusaha mempertahankan kemenangan,”tambahnya.
Sementara itu, Aksa, ketua Tim Pemenangan Paslon LM Rajiun Tumada – La Pili, menyampaikan bahwa ini adalah politik dan sangat dinamis, yang pada dasarnya hasil ketiga lembaga survey tersebut adalah produk ilmiah yang otomatis temuan baru akan menggugurkan temuan yang lama.
“Kami tidak mempermasalahkan lembaga ini tidak terdaftar di KPU Muna tetapi kan, ini lembaga resmi dan pasti punya asosiasi dan perhimpunan karena memiliki badan hukum yang resmi”, jelas Aksa.
“Yang lebih utama tentunya adalah ini semua merupakan produk ilmiah dan apapun rilisnya yang terbaru tentunya kita harus menerima secara ilmiah pula sebagai rujukan. Terkait hasil survey tentu kita harus mempertimbangkan responden yang jadi sasaran. Jangan sampai lebih dominan birokrasi, tentunya sangat dipertanyakan,” tambahnya
Menurutnya, hasil survey tidak bisa dijadikan indikator kemenangan akan tetapi cukup dijadikan sebuah motivasi.
“Saya berharap semua tim-tim RAPI, simpatisan dan pendukung tidak boleh jumawa atas hasil suvey tersebut kita tetap bekerja dan menjadikan motivasi untuk mengupgrade semangat kita untuk berjuang lebih giat lagi. Kemenangan itu betul-betul terwujud. Kalau kenyataanya sama dengan hasil survey maka yang harus kita lakukan sekarang adalah memelihara dan menjaga kemenangan itu”, tuturnya.
“Jangan sampai kemudian, di hari-hari terakhir hilang karena kelalaian kita sendiri,” ucapnya lebih lanjut.
Berdasarkan hasil survey tersebut, reporter Tegas.co mencoba untuk mendapatkan gambaran reaksi masyarakat pemilih pilkada Muna secara acak dengan mengambil beberapa pernyataan masyarakat yang ditemui dan ditanyai secara langsung di lapangan.
LD (49), warga kecamatan Katobu yang ditemui saat sedang berjualan mengungkapkan jika dirinya tidak terpengaruh dengah hasil survey dalam menentukan pilihan.
“Itu lembaga survey kan tidak semua yang dia tanyai jadi belum pasti kebenarannya. Kita masyarakat tentunya percaya setelah pemilihan. Jadi kita lihat saja nanti tanggal 9 siapa yang lebih unggul,” ujarnya.
Ditempat yang berbeda, F (35) menyampaikan menyampaikan, jika semua lembaga survey tersebut tentunya resmi dan bertarung dengan kredibilitas nama lembaga tetapi yang terdaftar di KPU bisa menjadi rujukan.
“Semua lembaga resmi, tetapi kita harus lihat dulu siapa yang terdaftar di KPU Muna. Hanya THI yang saya cek terdaftar di KPU Muna sisanya tidak. Tentu sangat diragukan yang tidak terdaftar itu. Soal pilihan kita lihat nanti saat pemungutan suara,” ungkapnya.
Sementara itu, S (30) asyarakat Batalaiworu mengungkapkan bahwa hasil survey hanya menjadikan patokan untuk mempermantap nantinya dalam menentukan suara.
“Silahkan saja itu lembaga survey dia menangkan paslon tertentu, kita hanya lihat-lihat saja. Soal pilihan, kita lihat nanti setelah pencoblosan” tegasnya.
Masyarakat Wapunto, T (34) menyampaikan jika hasil survey tersebut sah-sah saja karena dilakukan secara ilmiah tetapi soal hasil tentunya menunggu hasil pemungutan suara.
“Saya berfikir ini semua ada rencana untuk mempengaruhi pikiran masyarakat. Kalaupun saya lihat respondennya sedikit dengan sistem acak tentunya jadi pertanyaan apakah sengaja dibayar atau bekerja tulus lembaga tersebut. Kalau soal siapa yang diunggulkan silahkan saja. Tapi intinya kita lihat tanggal 9 nanti,” ucapnya.
Reporter : FAISAL
Editor : YA
Komentar