Marah Akibat Lockdown, Warga Ultra-Ortodoks Serang Polisi Israel

Anak-anak dari komunitas Yahudi ultra-Ortodoks Israel berjalan di luar sekolah Talmud Yahudi di kota Ashdod yang melanggar aturan lockdown, 22 Januari 2021. (Foto: JACK GUEZ / AFP)
Anak-anak dari komunitas Yahudi ultra-Ortodoks Israel berjalan di luar sekolah Talmud Yahudi di kota Ashdod yang melanggar aturan lockdown, 22 Januari 2021. (Foto: JACK GUEZ / AFP)

TEGAS.CO., INTERNASIONAL – Dinas Kepolisian Israel melaporkan, Jumat (22/1), sejumlah warga Yahudi ultra-Ortodoks menyerang sebuah kendaraan polisi Israel, Kamis malam. Mereka melempari mobil itu dengan batu dan menghancurkan kaca-kaca jendelanya tanpa memedulikan beberapa petugas keamanan yang berada di dalamnya.

Mobil itu sendiri merupakan kendaraan preman polisi. Tidak ada petunjuk yang jelas bahwa mobil tersebut merupakan bagian dari kendaraan dinas kepolisian. Aksi penghancuran mobil itu memicu kerusuhan dan berakhir dengan penangkapan sedikitnya enam orang tersangka pelaku kerusuhan

Iklan KPU Sultra
Polisi Israel meninggalkan sekolah Talmud Yahudi di kota Ashdod, Israel, yang melanggar aturan lockdown, 22 Januari 2021.
Polisi Israel meninggalkan sekolah Talmud Yahudi di kota Ashdod, Israel, yang melanggar aturan lockdown, 22 Januari 2021.

Aksi kekerasan itu meletus di Bnei Brak, kota ultra-Ortodoks dekat Tel Aviv. Ketegangan antara polisi dan komunitas ultra-Ortodoks setempat memuncak selama pandemi virus corona karena banyak yang secara terbuka menentang pembatasan pertemuan keagamaan. Polisi yang berusaha membubarkan pernikahan, pemakaman, dan pertemuan-pertemuan lainnya sering kali menghadapi kerumunan massa yang marah.

Kekerasan terbaru bermula ketika massa di Bnei Brak melempari kendaraan polisi itu dengan batu, memecahkan kaca jendela-jendelanya dan menggemboskan ban-bannya. Sejumlah petugas di dalam kendaraan itu kemudian memanggil bala bantuan. Ketika bala bantuan tiba, massa yang marah memblokir jalan dan membakar sejumlah ban.

PM Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: dok).
PM Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: dok).

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengutuk kekerasan tersebut dan berjanji untuk bertindak dengan tangan berat terhadap siapa pun yang melanggar hukum atau menyerang polisi.

Israel telah melaporkan lebih dari 580.000 kasus dan 4.245 kematian sejak dimulainya pandemi, dan saat ini menjalankan lockdown nasional ketiga, dengan sebagian besar sekolah dan bisnis ditutup.

Israel telah menggelar program vaksinasi paling agresif di dunia, dengan lebih dari 20 persen populasinya yang berjumlah lebih dari 9 juta telah menerima dosis pertama. Tetapi kemunculan galur baru virus corona yang sangat menular telah membuat jumlah kasus tetap tinggi.

Israel memiliki lebih dari 80.000 kasus aktif, termasuk ratusan orang yang saat ini berada dalam kondisi kritis. Pihak berwenang baru-baru ini memperpanjang lockdown hingga akhir bulan.

Sumber: www.voaindonesia.com

Publisher: B_Kan

Komentar