Miliki Nilai Sejarah, Barang Antik di Museum Sultra Raib Dicuri

kepala museum Sultra, Dodi Syahrul Syah (kemeja putih)
Kepala museum Sultra, Dodi Syahrul Syah (kemeja putih)

TEGAS.CO., KENDARI – Museum Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki banyak barang-barang bernilai sejarah di Sultra. Namun naas, tepat Selasa (26/01/2021) malam terjadi pencurian di Museum tersebut, sehingga barang-barang bersejarah di Sultra itu raib dari tempat penyimpanannya.

Hal ini diungkapkan kepala museum Sultra, Dodi Syahrul Syah saat kepada awak media, “etnik-etnik seperti piring, cerek yang biasa digunakan saat prosesi pernikahan di masyarakat termaksud keris yang digunakan sebagai aksesoris pernikahan juga hilang”.

Iklan Pemkot Baubau

Diterangkannya pula, barang lain yang juga hilang yakni, benda-benda berjenis logam termaksud aksesoris pakaian adat pengantin seperti piring, cerek, keris, dan lain sebagainya.

“Salah satu standar minimal keamanan sebuah museum harus memiliki CCTV yang cukup dan tenaga pengamanan, sedangkan di museum Sultra sendiri masih minim CCTV dan tenaga pengamanan,” ungkap ketua Museum.

Sehingga, kata Dodi, melalui kejadian ini, pihak museum meminta kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk membantu serta menyediakan CCTV dan tenaga pengamanan agar kejadian sebelumnya tidak terjadi kembali.

Selain itu, lanjutnya, pihak museum berharap atas kebijakan pemerintah dalam membantu museum ini agar ke depannya bisa menjadi ikon provinsi Sulawesi Tenggara.

“Untuk membangun museum ini, kami mengharapkan kebijakan pemerintah untuk membantu, karena sesuai dengan harapan Gubernur Sultra bahwa museum ini akan dijadikan sebagai ikon daerah yang akan beliau benahi,” ucap Dodi Syahrul Syah.

Dodi juga mengatakan, pihaknya telah berbincang dengan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sultra apabila perpustakaan daerah yang sementara dibangun selesai, keramik-keramik yang sudah berusia ratusan tahun yang berada di dalam museum akan dipindahkan dan dibuat ruangan pameran khusus di perpustakaan daerah karena sebagian ruangan dipakai untuk kebudayaan.

Dijelaskan Dodi, untuk kerugian yang dialami pihak museum masih belum bisa dihitung, hal ini disebabkan karena barang-barang yang hilang tersebut masih belum ditahu jumlah keseluruhannya.

“Kami belum bisa menghitung taksiran kerugian karena kami belum mengidentifikasi barang-barang apa yang hilang secara lengkap, untuk menafsir kerugian itu, ada tim yang harus dibuat agar bisa menafsir barang-barang apa yang hilang, sedangkan kalau memperkirakan kami agak susah untuk lakukan,” tutupnya.

Reporter: Imam
Editor: H5P

Komentar