Meksiko Tahan Mantan Gubernur Karena Perintahkan Siksa Wartawan

Internasional583 Dilihat
Wartawan Lydia Cacho yang menuduh mantan gubernur Meksiko terkait sebuah jaringan pedofil dan disiksa karena tulisan tersebut. (Foto: AP/Alexandre Meneghini)
Wartawan Lydia Cacho yang menuduh mantan gubernur Meksiko terkait sebuah jaringan pedofil dan disiksa karena tulisan tersebut. (Foto: AP/Alexandre Meneghini)

TEGAS.CO., MEKSIKO – Seorang mantan gubernur Meksiko yang diduga memerintahkan penyiksaan terhadap seorang wartawan investigatif yang menuduhnya terkait sebuah jaringan pedofil, hadir di pengadilan pada hari Kamis (4/2) untuk menghadapi dakwaan secara resmi.

Mario Marin, mantan gubernur Puebla dari 2005 hingga 2011, meminta untuk dikenai tahanan rumah selama proses hukum, dengan menyebut alasan gangguan kesehatan dan khawatir terjangkit COVID-19 di dalam penjara. Hakim akan memutuskan permintaan itu pekan depan. Mantan gubernur berusia 66 tahun itu untuk sementara ini berada dalam tahanan.

Pada tahun 2005, wartawan Lydia Cacho menuduh dalam bukunya, The Demons of Eden, bahwa Marin, yang menjadi buronan sejak April 2019, dan beberapa pengusaha terkemuka Meksiko, terkait dengan sebuah jaringan pornografi anak.

“Saya telah mencari keadilan selama 14 tahun karena telah dianiaya oleh kaki tangan jejaring pornografi anak-anak ini,” cuit wartawan itu di Twitter.

“Ia adalah gubernur pertama yang ditangkap atas tindakan penyiksaan terhadap wartawan dan lebih jauh lagi terkait dengan jaringan perdagangan anak-anak perempuan dan laki-laki,” kata Cacho.

Pada Desember 2005, para petugas dari kantor kejaksaan Puebla menangkap Cacho di Cancun dan membawanya ke Puebla. Ia dituduh memfitnah dan melakukan pencemaran nama baik.

Cacho belakangan dibebaskan.

Ia menuduh bahwa dalam perjalanan dari Cancun ke Puebla, para petugas secara psikologis menganiaya dan mengancam akan melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Organisasi pendukung kebebasan pers Articulo 19, yang mewakili Cacho, menyatakan, apabila terbukti bersalah, Marin diancam hukuman hingga 12 tahun penjara.

Cacho, yang kini tinggal di luar Meksiko, telah meraih banyak penghargaan internasional, termasuk penghargaan UNESCO-Guillermo Cano World Press Freedom.

Sumber: www.voaindonesia.com

Publisher: B_Kan

Komentar