Proyek Pemasangan Pipa Air Bersih Dinilai Gagal

Ilustrasi

TEGAS.CO,. KONKEP – Proyek pemasangan pipa air bersih di Kecamatan Wawonii Barat (Wabar), Konawe Kepulauan (Konkep) yang rencanaya mengaliri sejumlah desa di Wabar rupanya menuai polemik dan tidak sesuai regulasi.

Bagaimana tidak, proyek yang dikerjakan pada 2020 ini diduga menelan anggaran hingga ± Rp 2.1 miliar dan ini tidak memenuhi volume pekerjaannya.

Iklan Pemkot Baubau

Sebagaimana diketahui, proyek pemasangan pipa baru tersebut rencana akan menyasar 4 desa dan 1 kelurahan di Wawonii Barat, diantaranya Desa Langkowala, Desa Langara Indah, Desa Langara Bajo, Desa Langara Tanjung Batu dan Kelurahan Langara Laut.

Warga kelurahan Langara Laut BI, meyampaikan bahwa saat pihak Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bersama kontraktor melakukan persentase dihadapan masyarakat, disitulah diketahui bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan volume.

“Kalau hitungan keseluruhan itu kurang 415 meter dari perempatan kali SMP 1 Langara ke pelabuhan Wawonia. Kalau dari pertigaan warung jawa ke pelabuhan, sekitar 165 meter,” katanya. Kamis, (11/2/2021)

Dikatakannya, pipa yang harusnya terpasang sepanjang jalan poros SMP 1 Langara menuju pelabuhan wawonia itu berukuran 4 inci. Ukuran tersebut berdasarkan gambar yang dipresentasikan kepada Desa dan Kelurahan.

“Begitu saya lihat dari peta awalnya ini, saya telusuri ini garis merah dan garis birunya, saya dikasih keterangan bahwa yang biru ini 4 inci dan garis merah ini 2 inci. Makanya saya tahu, karena hanya dua jenis pipa ini, 2 sama 4. Kalau dilihat keseluruhan ini cocok, hanya yang tidak ada ini poros jalan raya, yang betul-betul hilang atau entah kemana,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, bahwa pada pemasangan pipa air bersih ini masih terdapat kesalahan dari cara penanaman pipa. Dimana dari hasil penelusuran, masih terdapat pipa yang bermunculan dipermukaan tanah bahkan ada yang sampai tergantung.

“Bukankah seharusnya dari galian saja itu, tidak ada galian yang 20 cm, semuanya 40 atau 50 cm. Sesudah itu ada bantalan pasir uruknya. Kemudian baru bentangan pipa. Setelah itu hamparan pasir. Terakhir baru tanah timbunan. Ini antisipasi beban berat yang akan melaluinya,” jelasnya.

Ia juga memberikan saran, agar proyek tersebut tidak menyimpang dari regulasi maka seharusya direalisasikan sesuai petunjuk teknis pelaksanaanya

Sampai berita ini diterbitkan, tim tegas.co telah berusaha melakukan klarifikasi pada pihak kontraktor pekerjaan, yaitu CV Melinda Jaya

Reporter : Arkam Asrulgazali

Editor : YA

Komentar