Prostitusi Mengancam Generasi, Islam Solusi Pasti

Sulastri (Komunitas Peduli Generasi)
Sulastri (Komunitas Peduli Generasi)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Anak adalah generasi penerus estafet perjuangan bagi setiap orang tua. Apa jadinya negeri ini kedepannya, jika generasi penerusnya justru rusak dan bobrok dari awal. Seperti berita yang dilansir Jakarta, CNN Indonesia — Polisi turut mengamankan 15 anak di bawah umur saat menggerebek hotel milik artis Cynthiara Alona yang disebut dijadikan lokasi prostitusi online.

Saat ini, belasan anak itu telah dititipkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani di bawah naungan Kementerian Sosial.

Iklan Pemkot Baubau

“Korban ada 15 orang, semuanya anak di bawah umur, rata-rata umur 14 sampai 16 tahun. Ini yang jadi korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jumat (19/3).

Bisnis esek-esek yang telah berlangsung beberapa tahun ini ternyata telah lama diperhatikan oleh masyarakat setempat. Seperti pengakuan salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi.

Sudah hampir dua tahun Nurdin mengaku menyimpan amarah dan kegelisahan. Dia sudah tahu hotel yang dimiliki selebriti Cynthiara Alona itu dipakai untuk praktik prostitusi online yang melibatkan perempuan di bawah umur.

 

“Jiwa saya berontak. Dari dulu saya ingin ngumpulin teman-teman. Ayo kita gerebek bareng-bareng atau kita cari kekuatan (untuk menghentikan kegiatan prostitusi itu),” ceritanya dengan menggebu-gebu ketika bertemu CNNIndonesia.com, Jumat (19/3).

Prostitusi merupakan penyakit masyarakat yang sudah semestinya menjadi masalah serius dan harus mendapatkan perhatian khusus dari negara. Apalagi hari ini praktik prostitusi sangat dimudahkan dengan  media online. Praktik haram ini memang banyak berasal dari masalah ekonomi masyarakat bawah. Namun, hari ini prostitusi muncul bukan lagi dari kalangan kelas bawah, tetapi juga berkembang  di kalangan atas dengan tarif yang sangat fantastis. Bahkan, anak-anak di bawah umur pun tak terelakkan dari bisnis ini.

Ada banyak faktor mengapa hari ini anak -anak juga bisa terlibat dipusara prostitusi online. Salah satunya karena salah pergaulan, faktor ekonomi, sifat hedonisme dan anak korban broken home.

Ekonomi menjadi motif utama yang diungkapkan mereka para penjual diri. Ekonomi merupakan fondasi dasar sistem kapitalis saat ini. Sistem yang hanya mementingkan untung dan rugi diukur melalui materi. Mereka para kapital tak memedulikan nasib generasi ke depan akan seperti apa.

Anak yang seharusnya menjadi para penerus generasi kini terjebak dalam lingkaran bisnis penikmat nafsu. Ragam alasan ditemukan mereka, ada yang terjebak dengan tawaran pekerjaan ternyata ia diperkerjakan menjadi PSK. Bahkan ada yang dengan terang-terangan oleh orang tuanya untuk menjadi PSK. Hanya satu alasan yang paling banyak digunakan adalah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

Para remaja yang menjadi korban prostitusi ini, sebenarnya adalah korban dari buah penerapan sistem kapitalisme sekuler. Dimana mereka generasi muda semakin dijauhkan dari agama. Mereka dicekoki dengan hal yang melenakan, gaya hedonisme, bebas tingkah laku, bebas berekspresi dan bebas melakukan apa saja sesuai keinginan mereka. Ini yang membuat mereka berhasil menjadi pemuja kebebasan dalam kehidupan.

Anak-anak dalam Islam merupakan titipan Allah Swt. Wajib bagi orang tua untuk menjaga titipan tersebut agar menjadi anak Shalih Sholihat. Pendidikan anak dimulai dari dalam keluarga yaitu peran orang tua terutama ibu. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Sudah selayaknya titipan itu harus dijaga dengan baik, karena kelak Sang Penitip (Allah Swt.) akan memintai pertanggungjawaban terhadap anak tersebut. Di sinilah membutuhkan peran orang tua dalam memahami hukum syara agar ia tidak keliru memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya. Untuk dapat anak Shalih Sholihat maka orang tuanya harus menjadikan dirinya makhluk Allah yang bertakwa dan beriman dengan terus menuntut ilmu, mendekatkan diri pada Allah dan beramal Shalih.

Selain itu, peran dan kontrol masyarakat juga sangat dibutuhkan. Masyarakat dalam Islam saling menjaga dan mengingatkan ketika ada anak-anak yang mulai terjerumus dalam perbuatan tercela.

Begitupun peran negara, yang menerapkan syariat Islam untuk mengatur kehidupan. Keimanan akan menjadi fondasi dan kekuatan individu yang akan menjadi benteng pertahanan diri dari kemaksiatan. Demikian pula di dalam Islam akan diatur bagaimana interaksi antara perempuan dan laki-laki, untuk menjaga dan mencegah pergaulan bebas. Negara juga bertanggung jawab untuk memberantas segala hal yang berkaitan dengan mendekatkan umatnya pada hal-hal yang mendatangkan perzinaan.

Selain itu negara juga harus menjamin ketersediaan bahan pokok kebutuhan untuk rakyatnya. Ini dimaksudkan agar tidak ada lagi masyarakat yang mencari jalan pintas dalam memenuhi ekonominya, dengan jalan yang diharamkan. Kesejahteraan dan kehidupan yang mapan akan mencegah remaja dan generasi muda terutama para perempuannya untuk terseret dalam bisnis haram prostitusi dan juga bisnis-bisnis lainnya.

Di dalam Islam juga akan menerapkan sanksi tegas untuk para pelaku zina, ini dimaksudkan untuk memberi efek jera bagi si pelaku dan menjadi benteng untuk yang hendak melakukannya. Allah menegaskan : “perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada agama Allah dan hari akhir , dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman “(QS an-nur :2)

Dengan inilah perlindungan dan pencegahan rusaknya moral para generasi muda dapat dikendalikan. karena ditangan generasi mudalah  arah negeri ini ditentukan. Ketika generasi muda kita hidup dalam keimanan  dan ketakwaan kepada Allah, maka akan lahir masa depan yang gemilang. Wallahualambishawaab

 

Penulis: Sulastri (Komunitas Peduli Generasi)

Editor: H5P

 

Komentar