TEGAS.CO.,SULTRA – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Perum Bulog Sultra bersama Gubernur Sulawesi Tenggara melepas pengiriman beras Perum Bulog kantor wilayah (Kanwil) Sultra ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Pemasaran beras petani Sultra skala nasional dari Sultra ke Sulut ini, diselenggarakan di Aula Merah Putih rumah jabatan (Rujab) gubernur Sultra, Selasa (2 Juni 2021).
Giat yang diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya itu, dihadiri Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala BKAD Sultra, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Kepala kantor wilayah Perum Bulog Sultra, pejabat utama lingkup Sultra, pimpinan BUMD lingkup provinsi/kota, dan insan pers.
Dalam laporannya Kepala Kanwil Perum Bulog Sultra, Ermin Tora, SP membeberkan kepada gubernur Sultra dan seluruh hadirin tentang jumlah beras yang akan dikirim ke Sulut.
“Keseluruhan beras yang akan dikirim ke Sulut berjumlah 1.000 (seribu) ton,” ujar orang nomor satu di Bulog Sultra itu.
Pengiriman beras ini, kata Ermin, dilakukan guna mendukung dan membantu ketahanan serta ketersediaan stabilitas pangan di Provinsi Sulut.
Menurut Ermin, meskipun dilakukan pendistribusian beras ke provinsi-provinsi lain, tidak akan mengganggu ketersediaan pangan beras yang ada di Sultra.
“Dari 15 gudang di Sultra, hampir seluruhnya terisi penuh, kecuali di Muna, Muna Barat, dan Butur. Di sana masih ada space untuk penampungan,” ungkap Ermin.
Jumlah beras di pergudangan milik Bulog Sultra, lanjut Ermin, meski sudah dikurangi 1.000 ton untuk provinsi Sulut, masih tersisa sekitar 13.000 ton. “Dengan jumlah sebanyak itu, bisa dikatakan Sultra saat ini sedang surplus beras”.
Apalagi, jelas Ermin, kini Sultra akan masuki bulan panen yang puncaknya pada Agustus hingga Oktober mendatang, tentu hal tersebut akan semakin menambah tingkat surplus beras di Sultra.
Untuk itu, Ermin berharap dengan adanya pendistribusian beras ke daerah luar Sultra, dapat membantu alur rotasi beras dari pergudangan. Sehingga saat musim panen Bulog Sultra masih dapat menyerap hasil panen dari petani.
“Saat ini kami sedikit tersendat dalam pembelian karena kondisi gudang Konawe dan Koltim sebagai salah satu penghasil beras terbanyak di Sultra dalam kondisi penuh, jadi pendistribusian ini sangat membantu.
Saat ini, sambung Ermin, pihak Bulog menyerap 10 (sepuluh) sampai 15 (lima belas) persen (%) beras dari petani. “Meskipun angka ini terbilang kecil namun itu sangat menguntungkan bagi petani dibandingkan pemborong lainnya dan pembelian Bulog juga sangat berpengaruh terhadap stabilitas harga jual gabah beras di Sultra”.
“Jadi, jika Bulog berhenti membeli beras kepada para petani, maka harga beras akan merosot tajam dan berimbas kepada kesejahteraan petani itu sendiri,” terang Ermin.
Guna menjaga kestabilan harga beras petani lokal, selain mendistribusikan beras ke provinsi lain, Bulog Sultra atas dukungan gubernur Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Daerah Sultra, juga membuka outlet pendistribusian beras kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) se Sultra untuk menggunakan beras Bulog Sultra.
Hal ini dilakukan, selain demi mendukung pangan lokal dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Sultra, juga menjaga agar beras tidak tersimpan lama. Hingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi fresh dan baik.
Di tempat yang sama, Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Ali Mazi, SH mengatakan bahwa hasil produksi lokal petani ini, merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga bahan pangan pokok beras dan kinerja seluruh stakeholder terkait yang telah berupaya menjaga agar Sultra tidak kekurangan bahan pangan terlebih dalam masa pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.
“Saya menyambut baik dan sangat mengapresiasi berbagai pihak terkhusus kepada Perum Bulog Kanwil Sultra, yang telah melakukan pembelian beras kepada beberapa sentral produksi padi di Sultra,” ujar orang nomor satu di Bumi Anoa itu.
Upaya tersebut, kata Gubernur, sesuai dengan interupsi Presiden nomor 5 tahun 2015 tentang penyerapan dan penyaluran beras oleh pemerintah.
Gubernur menerangkan, pengiriman beras dari Bulog Sultra kepada masyarakat Sulut ini, secara umum karena dukungan dari Bulog Sultra sehingga produksi beras di Sultra mengalami surplus.
“Hal ini, tentu akan terus ditingkatkan hingga Sultra dapat menjadi lumbung pangan nasional. Khususnya di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.
Menurut Gubernur, apabila penyerapan hasil produksi beras terbatas, maka harga beras akan menurun dan berimbas kepada kesejahteraan petani.
Untuk menjaga hal tersebut, pemerintah Sultra bersama Bulog Sultra akan menyalurkan beras ke ASN dan memberikan bantuan sembako atau bantuan non tunai kepada masyarakat. Selain itu, pendistribusian beras juga dapat diimbangi dengan disalurkan dari daerah penghasil beras ke daerah-daerah non produksi beras lainnya di Sultra.
Dalam kesempatan itu pula gubernur menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-setingginya kepada semua pihak utamanya dalam membantu ketersediaan pangan di Sultra dan nasional.
Atas nama pemerintah, gubernur juga mengucapkan rasa bangga dan termaksimnya kepada masyarakat petani yang telah mendedikasikan dirinya untuk menjaga ketersediaan pangan di Sultra.
“Semoga kalian para pahlawan pangan, selalu diberikan kekuatan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya,” doa tulus gubernur kepada para petani Sultra.
Di akhir sambutannya, dengan awalan basmalah dan ditandai dengan pemecahan Candy bersama kepala kantor wilayah (Kakanwil) Perum Bulog Sultra, gubernur kemudian secara resmi melepas 1.000 ton beras ke Sulut.(Adv)
H5P
Komentar