MUSIM hujan telah datang. Di tengah euforia laga final EURO 2020, hari Minggu (11/7/2021) tengah malam tadi, banjir dan tanah longsor menerjang Desa Tapunggaya, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sejumlah rumah rusak. Termasuk sebuah gedung sekolah dasar.
Dari laporan salah satu media online, di sekitar pemukiman warga Desa Tapunggaya yang menjadi korban tanah longsor terdapat beberapa perusahaan tambang aktif yang saat ini sedang beroperasi.
Kita tentu menyatakan rasa duka solidaritas mendalam dan keprihatinan pada semua warga korban terdampak banjir dan longsor. Berharap, mereka dapat tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.
Kita juga meminta agar Gubernur Sultra Ali Mazi dan Bupati Konut Ruksamin untuk (1) memastikan penanganan tanggap bencana berjalan dengan baik dan optimal.
Selanjutnya (2) sesegera mungkin mengambil langkah korektif untuk berkoordinas efektif dengan kementerian ESDM, Kementeriam Investasi, Kementerian LHK, dan Kementerian ATR/BPN untuk dilakukan evaluasi total dan penertiban seluruh tambang di Konut dan Sultra pada umumnya.
Langkah ini penting diambil untuk memastikan bila musim hujan terus berlangsung, rakyat dan harta bendanya tidak menjadi korban sia-sia. Akibat absennya kebijakan pemihakan pada lingkungan hidup, pelestarian alam, dan keberlanjutan fungsi pelayanan alam.
Kini, saatnya untuk melakukan evaluasi yang tegas, konkret dan terukur. Jangan menunggu bencana ekologi yang lebih dasyat terjadi-berulang.
PENULIS: ERWIN USMAN
(Direktur Eksekutif Indonesia Mining dan Energy Studies (IMES), Presidium Nasional PENA ’98).
AN EDITOR IN CHIEF: MAS’UD
Komentar