TEGAS.CO,. MUNA – Upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran covid-19 harus tercoreng oleh kelakuan remaja-remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Bagaimana tidak, dalam dua video yang berdurasi 0.22 dan 0.30 detik beredar dijejaring WhatsApp terlihat dua remaja yang diketahui siswi tingkat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kabupaten Muna terlihat saling adu jotos dan disaksikan oleh teman-temannya yang lain. Bukannya fokus belajar di rumah, mereka malah mempertontonkan pelanggaran protokol kesehatan dan saling hajar satu sama lain.
Saat dilakukan penelusuran atas video tersebut, diketahui video di rekam di belakang rumah di jalan Cempaka Kelurahan Raha III Kecamatan Katobu Kabupaten Muna, pada Kamis sore (29/7)sekitar pukul 16.30 Wita.
S, orang tua CM (11) yang diketahui merupakan salah satu siswi di SMP Negeri 2 Raha tidak terima dan melaporkan kasus tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Muna pada Jumat (30/7) sekitar pukul 20.00 wita. Ia merasa anaknya dimanfaatkan oleh temannya dengan cara diperdaya untuk keluar dan minta izin yang setelah itu dibawah ke suatu tempat untuk di adu jotos.
“Saya tahu kalau anak saya berkelahi pas kakaknya perlihatkan videonya. Anak saya juga beritahu kalau sakit seluruh badannya dan tidak enak makan. Setelah saya tanya-tanya baru dia ceritakan kalau di paksa temannya untuk berkelahi,” katanya saat ditemui di ruang SPKT Polres Muna.
“Saya kaget pas tau kejadiannya, apalagi setahu saya dia tidak pernah kemana-mana kalau tidak jelas keperluannya,” lanjutnya.
Lebih lanjut S menjelaskan, bahwa setelah mengetahui anaknya jadi korban yang diduga dipaksa adu jotos mendatangi rumah keluarga temannya untuk mempertanyakan seperti apa kebenarannya. Niat baik untuk mencari titik damai ternyata pihak keluarga temannya malah menyalahkan anaknya atas semua kejadian tersebut.
“Neneknya itu dia bilang kalau semua kesalahan ada di anakku, sampai orang-orang di lorong itu juga ikut campur dan menyalahkan kami. Siapa yang mau dan terima jika anaknya diperlakukan seperti ini. Saya sedih dan tidak terima apalagi sampai di viralkan dengan video itu, jadi saya lapor polisi supaya diungkap semua termaksud yang menyebarkan videonya,” terangnya.
Di tempat yang sama saat di konfirmasi langsung ke CM, ia menuturkan ke media ini jika temannya di sekolah yang sama menyuruh untuk meminta Izin keluar rumah untuk bertemu guru.
“Temanku yang satu sekolah N (inisial) dia suruh saya izin sama mamaku, katanya kita mau pergi ketemu ibu guru. Sampai di rumahnya yang dijalan Cempaka saya disuruh ganti celanaku dan ikuti dia ke suatu tempat. Tapi saya tidak tau itu dimana saya hanya ikuti saja,” ungkapnya.
“Saat tiba disana dengan G (inisial) salah satu siswi di MAN 1 Muna kita bicara-bicara dua orang, sebelumnya memang ada masalah dan saya sudah minta maaf dan itu sudah lama karena dipaksa dan ada yang dorong-dorong jadi dia langsung memukul saya. Awalnya saya balas tapi setelah itu saya pasrah dan terima saja pukulannya”, lanjutnya.
CM menambahkan jika ditempat itu banyak orang, bukan saja perempuan tapi laki-laki juga. Ia hanya mengenali S saja, sisanya yang nonton dan mengambil video tidak dikenalinya sama sekali.
“Saya cuma tau kalau kejadiannya di belakang rumah tapi alamatnya saya tidak tahu. Malamnya setelah itu sakit seluruh badanku, tidak bisa saya makan, tidak bisa bernafas terus tidak bisa dipegang kepalaku karena sakit kurasa,” ujarnya.
Kepala SPKT Polres Muna, IPDA Dedi M. Luis menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut dan melakukan pendampingan untuk menjalani visum di RSUD Raha.
“Dugaan pemaksaan adu jotos tersebut kami dampingi melakukan visum dan selanjutnya laporan kepolisian kami teruskan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Muna untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut,” tutupnya.
Laporan : FAISAL
Editor : YUSRIF
Komentar