TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Demi mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif di Sulawesi Tenggara (Sultra), Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, menggelar dialog bersama Forkopimda dan seluruh pewakilan adat dan suku Se-Sultra.
Dalam kegiatan yang bertajuk merawat harmoni, merajut kebhinekaan dalam perbedaan guna menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif, Kapolda Sultra, Irjen Pol. Drs. Yan Sultra Indrajaya, S.H mengatakan dialog ini merupakan bentuk respon terhadap perseteruan antar dua kelompok massa yang beberapa waktu lalu terjadi, dimana masing-masing kelompok membawa senjata tajam serta melakukan tindakan anarkis lainnya.
“Kita gelar dialog seperti ini agar dapat menumbuhkan persaudaraan, menjaga keragaman, merajut persatuan serta menghilangkan benih-benih pertikaian,” urai Jenderal Bintang Dua ini saat diskusi bersamadi Aula Dachara Polda Sultra, Senin (20/9/2021).
Ia juga mengatakan bahwa, semua pihak harus bertanggung jawab dalam menciptakan situasi Kamtibmas di Sultra, apalagi di era globalisasi seperti saat ini, banyak sekali informasi-informasi menghasut yang tidak ditahu sumber dan kebenarannya sehingga mengganggu kerukunan dan kehidupan berbangsa.
“Imbasnya, tentu memudarnya nilai luhur kebangsaan, merebaknya paham terorisme, anarkisme, separatisme, serta intoleransi yang secara tidak langsung menggerus rasa persaudaraan kita,” terangnya.
Ditempat yang sama, Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, SH sangat mengapresiasi dialog yang di adakan Kapolda Sultra, ia mengatakan bahwa diskusi seperti ini sangat baik untuk menjalin silaturahmi.
“Kita butuhkan dialog berkala antara semua tokoh, diantaranya tokoh masyarakat, agama, adat, paguyuban, serta ormas lainnya,” ujar orang nomor 1 di Sultra ini.
Ali Mazi menuturkan bahwa sarasehan seperti ini sangat penting, bagaimana bersilahturahmi untuk saling memahami, bagaimana menjalin kedekatan batin, karena tidak ada gunannya kita bertikai, ucapnya dihadapan perwakilan tokoh-tokoh adat dan suku Se-Sultra.
Lebih lanjut, Gubernur Sultra ini terus mengingatkan akan pemberdayaan ekonomi kepada semua masyarakat harus dilakukan tanpa melihat latar belakang suku, agama, budaya, maupun gender.
“Ini yang kita tekankan, pemberdayaan demi terwujudnya keadilan, Sementara itu, media harus pro aktif berperan menghadirkan berita yang mencerahkan guna menangkal berita yang menyesatkan,” tandasnya.
Diakhir Dialog, Ketua DPR Prov Sultra, Abdurrahman Shaleh mewakili pemerintah dan perwakilan tokoh-tokoh adat dan suku Se-Sultra membacakan kesepakatan Deklarasi Damai yang kemudian ditandatangani secara bersama-sama diakhir kegiatan.
Berikut Isi Deklarasi Damai, yang disepakati pemerintah dan perwakilan tokoh-tokoh adat dan suku Se-Sultra:
DEKLARASI DAMAI
UNTUK MEWUJUDKAN SITUASI KAMTIBMAS YANG KONDUSIF DI WILAYAH SULAWESI TENGGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA, PADA HARI INI, SENIN TANGGAL DUA PULUH SEPTEMBER DUA RIBU DUA PULUH SATU, PEMERINTAH DAN KERUKUNAN SUKU YANG ADA BERSEPAKAT DAN MENDEKLARASIKAN
- MEMPERKOKOH KERUKUNAN DALAM BINGKAI KEBHINEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA,
-
MUSYAWARAH DAN MUFAKAT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SOSIAL DEMI TERCIPTANYA KAMTIBMAS YANG KONDUSIF
3 SALING MENGHORMATI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN ADAT DAN SUKU
4 TIDAK TERPENGARUH OLEH PROVOKASI PEMBERITAAN YANG TIDAK BENAR YANG DAPAT MEMECAH BELAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
- MENOLAK TINDAKAN MELANGGAR HUKUM ANARKISME, INTOLERANSI, RADIKALISME DAN TERORISME
6 BERPERAN DALAM MENDUKUNG PENEGAKKAN HUKUM DEMI TERCIPTANYA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT
DEMIKIAN DEKLARASI DAMAI INI DIBUAT DENGAN PENUH KEIKHLASAN DEMI TERWUJUDNYA SITUASI KAMTIBMAS YANG KONDUSIF DI WILAYAH SULAWESI TENGGARA
KENDARI, 20 SEPTEMBER 2021 DEKLARATOR
Laporan : ISMITH
Editor : YUSRIF
Komentar